Bandung, 3 Oktober 2105
"Jalur 6 dari arah barat segera masuk kereta api Argo Parahyangan dari Stasiun Jakarta Gambir." Pengumuman yang berkumandang di Stasiun Bandung tidak pernah berhenti, apalagi sejak perkeretaapian Indonesia mengalami lonjakan penumpang paling besar pada tahun 2100. Sejak saat itu, frekuensi perjalanan kereta api meningkat drastis, termasuk pembangunan infrastrukturnya. Semua jalur rel di Jawa sudah double-double track. Yang tidak kalah hebat, semua pulau di Indonesia sudah terkoneksi dengan jalan rel. Pemerintah akhirnya mendirikan Kementerian Perkeretaapian Nasional, dengan ISR sebagai badan penyelenggaraan angkutan kereta api.
Gumarang masih menunggu di peron stasiun, menunggu kepulangan kembali Koko dan Lilo dari Jakarta. Ia tepat melihat jam tangannya, 'Ini sudah pukul 23.00, tapi mereka belum menampakkan diri,' batinnya. Gumarang duduk di salah satu bangku tunggu di peron, dan menikmati singkong goreng yang ia beli sore tadi. Sebelum ia sempat melahap singkong tersebut, ia mendengar pengumuman dari PPKA yang menggembirakan. "Jalur 4 dari arah barat masuk lokomotif luar dinas." Begitu pengumuman itu selesai, tak lama lokomotif CC 200 15 itu tiba di jalur 4.
Koko dan Lilo keluar dari lokomotif tersebut. Mereka membawa banyak sekali tas plastik, yang membingungkan Gumarang saat menghampiri mereka. "Kenapa kalian membawa banyak sekali tas plastik?" tanya Gumarang penasaran. Lilo tertawa sembari menepuk bahu Koko. "Pak, dia katanya belum pernah coba kerak telor. Akhirnya kita mampir dulu ke Monas untuk beli kerak telor sebanyak ini," jelasnya tertawa. Koko hanya tersipu malu, dan Gumarang hanya tertawa kecil. "Astaga Koko, kan di Bandung juga banyak," kata Gumarang tertawa, "Oh iya, apa kalian berhasil menghentikan ARS?" tanya Gumarang. Koko dan Lilo meengangguk, kemudian mereka saling memandang satu sama lain, "Pak, apa Bapak punya daftar buronan ISR sejak jaman kepemimpinan Taksaka?" tanya Koko. "Hmm, harusnya ada di ruang arsip. Kenapa kamu menanyakan hal itu?" tanya Gumarang sedikit bingung. "Bisakah Bapak mengantar kami ke sana?" tanya Koko. Gumarang mengangguk, kemudian mereka bertiga berjalan menuju ruang arsip Stasiun Bandung.
***************
"Hmmm, yang ini bukan. Ini arsip lokomotif uap. Ini juga, malah arsip lokomotif listrik." Gumarang masih mencari arsip yang dimaksud Koko. Sedangkan Koko dan Lilo mencari arsip tersebut di rak yang lain. "Hmm, sepertinya aku menemukannya," kata Gumarang mengambil arsip dengan map berwarna hijau kebiruan. Ia memberikannya pada Koko. Tanpa pikir panjang, Koko membuka arsip tersebut. "Koko! Jangan langsung di bu-" Sekerlip cahaya menyilaukan muncul dari arsip tersebut, yang tentunya membuat semua menutup matanya, tak terkecuali Koko.
**********
Jakarta, 28 April 2090
Koko membuka matanya. Ia terkejut melihat sekelilingnya. Ia berada di sebuah ruangan besar dengan karpet hijau. Tepat didepannya sebuah meja besar berdiri kokoh dengan pajangan bertuliskan 'Kepala Daerah Operasi I'. 'I-ini bukan di Bandung,' batinnya. Yang lebih mengagetkan, badan Koko terlihat tembus pandang, yang semakin membuat panik Koko. 'Astaga, apa yang terjadi?' tanyanya dalam hati.
Pintu dibelakangnya tiba-tiba terbuka. Koko kaget, dan langsung membalikkan badannya untuk mengetahui siapa yang masuk. Ia melihat pria dengan pakaian ala Kadaop, dan yang mengejutkan Koko adalah kenyataan bahwa pria itu adalah Kamandanu. 'Bukankah itu, Kamandanu? Tapi apa yang ia lakukan di sini?' tanya Koko lagi. Ia memerhatikan gerak-gerik Kamandanu sejak memasuki ruangan itu. Kamandanu sendiri terlihat mondar-mandir, seperti kebingungan. Kamandanu kemudian duduk di kursi tepat di belakang meja besar itu, kemudian memejamkan matanya. Kemudian, ia menjentikkan jarinya. "Ah, aku tahu apa yang harus ku lakukan," katanya seraya meloncat dari kursinya, yang membuat Koko terkejut hingga jatuh. Kamandanu kemudian keluar dari ruangannya, dan seberkas sinar menyilaukan muncul kembali dan memaksa Koko menutup matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stasiun Waktu
Science FictionSejarah diubah, akankah kita ikut berubah? 28 September 2105 Perayaan HUT ke-160 Indonesian State Railway diperingati dengan suasana mencekam. Kemunculan ARS(Anti-Railway State) yang mengirimkan surat ke Dirut ISR bahwa mereka akan merubah sejarah p...