-2-

365 62 23
                                    

"Aduh Rey kenapa ngelamun? Mie nya habisin cepet," titah Lala pada gadis di depannya.

"Malu La," jawab Reyna.

Flashback

Jadi setelah Reyna menerima pembalut milik Lala—wanita tadi bernama Lala. Ia langsung ke toilet dan membenahi diri. Tentu saja tak lupa mengucapkan terima kasih pada Lala.

Saat mengantre di kasir tiba-tiba Reyna ingat bahwa ia sedang menunggu pecel lele. Segera saja ia menaruh kembali barang-barang yang tadinya akan dibeli, karena ia takut warung nya sudah tutup mengingat cukup lama Reyna berada di sini.

Reyna berlari menuju warung kaki lima tadi, namun baru saja keluar dari pintu Indomei ia tak sengaja menubruk Lala yang sedang membawa mie cup panas, dan mengakibatkan mie nya tumpah. Untung saja tidak melukai siapapun.

Rasa malu Reyna semakin bertambah dan ia ingin cepat pulang saja. Tapi semua ia urungkan karena pecel lele nya belum diambil. Setelah mengucapkan maaf kepada Lala ia berlari ke warung kaki lima dan syukur ternyata warung nya masih buka!

Saat hendak menghampiri mas yang bertugas memberi pesanan, Reyna tersandung hingga ia tersungkur ke salah satu meja yang ditempati kerumunan laki-laki. Hal ini membuat Reyna menjadi pusat perhatian. 'Ouh shit' umpatnya dalam hati.

Karena terlalu malu Reyna lari meninggalkan tempat tersebut dan mengabaikan pecel lele nya itu. 'Bodoamat mau makanan enak banget atau apapun, demi tuhan gue lebih baik ga pernah dateng ke sini lagi. Sialan,' begitulah Reyna menggerutu.

Lala yang sedang makan mie cup di depan Indomei melihat Reyna sedang berlari sambil menutup mata menggunakan tangannya. Oh ayolah kalau berlari seperti itu pasti akan terjatuh kapanpun.

Akhirnya Lala berinisiatif  untuk mengajak Reyna makan bersama, namun belum ada dua langkah Lala berjalan Reyna terjatuh. Ingin sekali Lala tertawa tapi ia urungkan dan membantu Reyna untuk menepi. Selesai membantu Reyna, Lala masuk ke Indomei tersebut dan membuatkan mie cup untuk Reyna.

Di situ Lala menanyakan apa yang terjadi pada Reyna sampai ia berlari dengan menutup mata seperti itu, kemudian Reyna menceritakan semuanya pada Lala. Respon Lala? Tentu saja awalnya ia tertawa dengan sangat keras, sampai menjadi pusat perhatian. Sungguh, Reyna ingin pulang saja rasanya. Tapi setelah kenyang dengan tawanya Lala memberikan kata-kata semangat untuk Reyna.

End

"Hahahaha aduh Reyna udah dong betenya," ucap Lala sambil menyeka air mata yg hampir keluar.

Reyna tidak menjawab, ia malah semakin murung dan menatap Lala sinis. Lala yang ditatap bukannya ketakutan malah semakin tergelak.

"Rey udah cukup haha cape ketawa. Habisin aja mie nya ayo terus pulang udah malem," ucap Lala di sela tawanya.

Akhirnya Reyna menghabiskan mie tersebut dan mereka pulang bersama, karena kebetulan jalan pulang mereka se arah.

.....

Terengtengterengtengterengteng

Bunyi alarm yang sangat kencang membuat Reyna terbangun dari tidurnya. Ia melihat ke arah jam yang menunjukan pukul lima pagi. Kemudian ia beranjak semangat menuju toilet untuk membersihkan diri, karena hari ini adalah hari pertama di sekolah barunya dan ia bertekad untuk mengubah kehidupan flat-nya.

Reyna bersiap hampir satu jam. Yah termasuk lama karena Reyna tidak sarapan. Ia sengaja karena merasa tidak lapar lagipula sangat malas untuk memasak di pagi hari. (Heh Reyna katanya mau ubah ke flat-an!)

Iya, mamanya tidak pulang karena masih banyak yang harus di urus. Hal itu membuat Reyna kesal tapi mau bagaimana lagi? Akhirnya Reyna berangkat menggunakan bus umum. Ah sebelum berangkat Reyna membawa minuman kesukaannya yakni teh vucuk. Ia membawa dua botol.

Sesampai nya di sekolah Reyna langsung menuju ruang TU untuk mencari tahu kelas mana yang akan ia tempati sekitar setahun ke depan ini. Kenapa ia bisa tahu dimana letak ruangan nya? Karena saat pendaftaran Reyna ikut bersama mama.

Dan setelah menanyakan pada pengurus TU ia pergi ke ruang kelas nya bersama wali kelas bernama Ibu Faridha, karena kebetulan 10 menit lagi bel masuk akan berbunyi sekalian saja ia memasukan kelasnya. Lumayan bonus 10 menit hihi - Ibu Faridha.

Reyna berpikir bahwa wali kelasnya ini sangat populer. Karena di perjalanan menuju kelas banyak sekali murid yang memberi salam atau sekadar menyapa bu Faridha. Tentu saja dibalas dengan senyuman manis, kadang ada yang mengajak Bu Faridha bercanda yang dibalas candaan balik oleh Ibu Faridha ini. Reyna menyimpulkan bahwa wali kelasnya ini mungkin asik saat mengajar. Entahlah tapi semoga saja.

Tak terasa mereka sudah sampai di depan kelas, sebelum masuk Bu Faridha tersenyum pada Reyna dan berkata 'Semangat ya dan fokus' . Oh maksudnya apa? Reyna tak mengerti. Tapi yasudahlah iya kan saja.

"Selamat pagi anak-anak!" Sapa Bu Faridha.

Seisi kelas yang tadinya heboh jadi makin heboh karena mereka terkejut akan kehadiran Bu Faridha, padahal bel masuk belum berbunyi. Akhirnya seisi kelas berlomba-lomba duduk ke bangku masing-masing. Tak lama kemudian keadaan jadi hening, Bu Faridha yang melihat itu tertawa.

"Haha santai aja kali. Lihat ibu bawa apa?" tanya Bu Faridha

"Bawa tas bu!" salah satu muridnya menjawab.

"Hmm mulai ya kamu Mahesa. Tapi memang gak salah sih, ya tapi gak bener juga! Maksud ibu tuh ini Re- Eh? Ko gak ada? Sebentar ya," setelah mengatakan itu Bu Faridha pergi menuju pintu dan ternyata Reyna masih diam disitu.

"Haduh Reyna kenapa gak ikut masuk? Ayo masuk," ajak Bu Faridha sambil tepuk jidat.

Sebenarnya Reyna juga tidak tahu kenapa ia malah diam di luar.

"Nah ini dia, ibu bawa murid baru," ucap Bu Faridha sambil tersenyum ramah.

"Nah ayo kenalkan dirimu nak," titah Bu Faridha pada Reyna.

Reyna tersenyum kikuk, agak deg-deg an juga tapi pada akhirnya ia mengenalkan diri.

"Halo semuanya nama saya Reyna. Semoga kita bisa berteman baik!"

Seisi kelas langsung bersorak dan bertepuk tangan terkecuali pria yang duduk di pojok kiri dekat jendela. Bahkan saat Reyna memasuki kelas pun ia seperti tidak tertarik.

"Reyna silakan kamu duduk. Ada tiga bangku kosong, kamu pilih saja mau yang mana," titah Bu Faridha

Reyna mengangguk dan melihat tiga bangku kosong yang Bu Faridha maksud. Bangku yang di tengah sepertinya tempat berkumpul para siswi cantik dan terkenal. Reyna jadi insecure dan tidak mau duduk di situ, karena sepertinya mereka juga tidak mengizinkan Reyna. Di paling belakang ada tempat kosong tapi hanya ada kerumunan lelaki. Oh ayolah tidak mungkin ia mau duduk disitu. Akhirnya terpaksa ia duduk di samping pria yang tadi mengabaikannya saat perkenalan.

Ia jadi penasaran kenapa pria ini seperti tidak peduli dengan kehadirannya.



























































cuma mau ingetin, buat kalian yang udah baca sampe sini jangan lupa vote ya! 1 vote dari kalian bener bener bener bener bener bener my day😭💚

EndlessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang