Kelas yang biasanya heboh karena kelakuan Lala cs kini menjadi sepi, sebab Lala sudah memisahkan diri dari teman-temannya. Jujur saja situasi ini membuat mereka yang tidak ada kaitannya merasakan atmoesfer kelas berubah.
Reyna bingung, padahal yang membuat Setya masuk rumah sakit itu Jeffrey. Tapi kenapa Lala mendiamkan mereka yang tidak bersalah?
Kemarin malam Reyna memberi saran agar mereka meminta maaf pada Lala, tapi Caca menolak tegas.
"Ngapain minta maaf? Kita ga salah Rey. Tentang Elsa yang keceplosan juga bukan sepenuhnya salah dia. Yang bikin Setya babak belur itu Jeffrey. Kalau marah harusnya dia cukup marah ke Jeffrey aja. Perihal Jeje temen kecil Jeffrey juga ga ada hubungannya buat dia marah ke kita. Lala terlalu kekanak-kanakan menurut gue."
Ucapan Caca itu cukup membuat Reyna dan kedua teman lainnya berpikir dua kali. Tadinya mereka merasa sangat bersalah, namun apa yang diucapkan Caca ada benarnya.
Dengan lesu Reyna menidurkan kepalanya ke atas meja dan menghadap Javas. Dalam beberapa detik Reyna terhipnotis oleh wajahnya. Javas tampan, pikirnya tanpa sadar.
Javas yang merasakan dirinya ditatap ikut menghadap ke arah Reyna. Untuk beberapa detik mereka hanya saling tatap dan enggan mengeluarkan sepatah kata.
"Javas."
Yang dipanggil berdeham sebagai bentuk sautan.
"Gak jadi," ucap Reyna lagi.
Entah apa yang merasuki Javas, bibirnya sedikit terangkat menampilkan senyum tipisnya. Reyna terkejut tentu saja. Ia mengedip-ngedipkan mata untuk memastikan bahwa yang dilihatnya adalah Javas. Dan ternyata itu memang benar Javas!
Baru saja Javas akan berbicara, pintu kelas tiba-tiba didobrak kencang membuat atensi seluruh kelas mengarah pada pintu tersebut. Dan disana terpampang jelas seorang Jeffrey dengan wajah kusutnya.
Reyna yang melihat itu langsung mendekap mulutnya agar tawanya tidak lepas. Jujur saja penampilan Jeffrey tadi sangat lucu bagi Reyna. Apa-apaan pula benjolan yang ada di dahinya, sangat besar.
Tak lama kemudian pandangan Reyna dan Jeffrey bertemu. Reyna tertangkap basah sedang menertawai Jeffrey. Dengan sigap Reyna mengubah ekspresi wajahnya.
"Lo ngetawain gue?" tanya Jeffrey tak suka.
Jelas Reyna tidak akan menjawab dengan jujur, bisa-bisa ia harus berurusan lagi dengan Jeffrey. Jadi berbohong untuk saat ini adalah pilihan yang terbaik.
"Gak tuh? Geer banget."
Jeffrey tak acuh pada ucapan Reyna, ia memilih duduk dibangkunya. Tatapannya tak sengaja beradu dengan Lala, namun Lala membuang muka seperti orang yang tidak saling mengenal.
.....
"Mau sampe kapan kita gini? Gue kangen Lala," ucap Elsa ditengah kegiatan makan siang mereka.
Ketiganya—Reyna, Caca dan Jeje hanya bisa mendengarkan ocehan Elsa dan menghela nafas pasrah. Jujur mereka juga rindu pada Lala yang ceria disetiap kumpulnya. Namun ucapan Caca masih terekam jelas di kepala mereka. Hal itu membuat ke-empatnya enggan memulai perbaikan.
Reyna berpikir apakah Lala memiliki niatan yang sama juga dengan mereka? Atau justru senang dengan situasi dingin seperti sekarang?
Sejujurnya Reyna ingin bicara dengan Lala dan segera berbaikan, mengingat Lala adalah teman pertama Reyna dan selalu membuat suasana hangat. Tidak. Bukan hanya ingin, tapi Reyna memang akan melakukan hal itu. Karena jika ia terus bergantung pada ketiga temannya masalah ini tidak akan selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless
Romance[15+] Reyna Kharisma adalah gadis sma yang kehidupannya biasa saja. Namun semua menjadi luar biasa setelah ia pindah ke sekolah baru. Bahasa Narasi baku. Dialog non-baku.