-8-

179 55 35
                                    

ekhem, mari sebelum membaca alangkah baiknya mengklik tombol "vote" hehe ok yorobun?!

Buk bak buk

Bak buk bak

Reyna duduk di tribun sambil memegang kepalanya pusing. Jadi tadi ia diminta ke gedung olahraga hanya untuk menonton Jeffrey yang memukul dan menendang samsak? Dan apa-apaan itu, Jeffrey melepas kaosnya membuat tubuhnya yang dibasahi keringat terpampang jelas di mata Reyna.

Biasanya Reyna akan terpesona jika melihat pemandangan seperti ini, tapi entah kenapa kali ini tidak sama sekali. Mungkin karena di mata Reyna Jeffrey itu sangat minus? Entahlah.

"WOI CEWE CAPER BELIIN GUE AIR!" teriak Jeffrey di seberang sana.

"GAK MAU!" teriak Reyna sangat nyaring.

"BELIIN ATAU LO YANG BAKAL JADI SAMSAK GUE SELANJUTNYA?!" Ancam Jeffrey.

'kurang asem bisanya ngancem doang' gerutu Reyna dalam hati.

"YAUDAH. MANA DUITNYA?!"

"TCK. PAKE DUIT LO! UDAH SANA CEPETAN, JANGAN LAMA-LAMA!"

Dengan amat sangat berat hati Reyna melangkahkan kakinya menuju kantin guna membeli air mineral. Setibanya di kantin, matanya menangkap sosok Lala dan Caca yang menyuruh Reyna bergabung. Tapi Reyna menolak karena ingat tujuan ia ke kantin adalah membeli air untuk Jeffrey.

Setelah selesai membeli air mineral, Reyna langsung bergegas menuju gedung olahraga dimana Jeffrey latihan tadi. Namun Reyna mengubah arah jalannya karena mendapati sosok Setya bersama dua temannya yang hendak menghampiri Reyna.

Reyna tahu betul, pasti Setya akan menanyakan perihal chat kemarin karena Setya juta termasuk korban dari game tod yang dimainkannya. Karena malas diinterogasi Reyna sengaja menjauhi Setya. Hal itu tentu saja membuat Setya mengernyit heran dan semakin ingin menghampiri Reyna.

"Oi, lo berdua cabut duluan aja, gue ada urusan," setelah mengatakan itu Setya langsung pergi meninggalkan kedua temannya yang mengedikan bahu.

.....

"Sendirian Ri?"

"Iya."

"Tumben? biasanya lo bareng Egi kalo latihan pas istirahat," tanya seorang wanita sembari duduk di tribun mendekat ke arah Jeffrey.

"Egi gak masuk," jawab Jeffrey

"Oh gitu. Nih gue beli air," ucapnya seraya menyodorkan sebotol air mineral.

"Thanks," Jeffrey menerima air tersebut kemudian mengusap pucuk kepala wanita dihadapannya.

"Gue ke kantin lagi ya, kalo ada yang lo perluin call gue aja," kemudian wanita tadi melenggang pergi meninggalkan Jeffrey sendirian di gedung olahraga.

Jeffrey menatap botol pemberian wanita tadi sambil mengulum senyum menampilkan lesung pipinya. Selalu saja begitu. Jeffrey tidak bisa mengatakan perasaannya kepada wanita yang sudah menemaninya selama bertahun-tahun.

Karena Jeffrey takut. Takut jika wanita tadi tidak memiliki perasaan yang sama terhadap dirinya, dan malah menciptakan sebuah jarak. Jadi Jeffrey memilih untuk menyimpan perasaannya sendiri.

Jeffrey juga merasa dirinya yang nakal itu tidak pantas bersanding dengan wanita tadi, karena image-nya sangat berbanding terbalik. Ia juga takut wanita tadi akan mendapat banyak masalah jika nantinya mejadi kekasih Jeffrey mengingat banyaknya masalah yang dirinya timbulkan.

EndlessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang