"Hei, gue disini ya."
"Oh lo gak jawab berarti boleh. Mmm gue bawa teh vucuk 2, satu nya buat lo aja," ucap Reyna menyodorkan minuman tersebut sambil tersenyum.
Namun yang diajak bicara hanya melirik sekilas dan mengabaikan Reyna. 'Oh wtf? Songong banget' umpat Reyna dalam hati.
'Apaan sih kalo gak mau ya bilang aja gak mau kali. So banget kaya yang iya aja. Ganteng doang ditawarin teh vucuk gak ngegubris' Maki Reyna lagi dalam hati. Wah sepertinya dari kemarin Reyna banyak mengumpat, apa karena efek samping menstruasi? Gak tau deh.
"Baik anak-anak materi hari ini adalah—," pembelajaran pun dimulai.
.....
Tak terasa akhirnya dua jam pelajaran Bu Faridha selesai. Murid-murid dengan kompak meregangkan tangan akibat lelah banyak menulis. Pasalnya wali kelasnya ini adalah guru mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Jarang memberi tugas sejenis pertanyaan namun selalu memberi materi yang sangat panjang dan materi itu harus dicatat semua. Karena Bu Faridha tahu jika hanya diberi power point atau buku paket mereka akan malas membaca.
Jadi Bu Faridha berinisiatif menyuruh mereka mencatat karena muridnya akan membaca materi dari awal sampai akhir. Meskipun ada yang tidak dimengerti tapi setidaknya mereka membaca. Kata Bu Faridha.
"Arghh pegel banget tangan gue! Untung aja yang ngasih tugas kayak gini Bu Faridha. Coba kalo bukan huh," maki salah satu murid disitu.
"Iya woi liat deh jari gue udah kayak mau patah!" balas seorang murid dengan dramatis.
"Lebay banget lo El padahal baru segitu doang," timpal seorang murid cantik yang sepertinya sangat menyukai pelajaran ini.
"Libiy bingit li Il. Hilih congor kau!" maki orang yang bernama El tadi pada temannya.
Reyna yang mendengarkan obrolan mereka tertawa dalam hati. Menurut Reyna teman sekelasnya ini sangat lucu. Ah ia ingin akrab dengan semua yang ada di kelas ini, kecuali pria di sampingnya.
Sudah tiga kali Reyna dibuat kesal oleh pria ini. Yang pertama adalah masalah teh vucuk tadi, yang kedua saat Reyna menanyakan nama pria tersebut namun tidak dijawab sama sekali. Bahkan melirik Reyna pun sangat enggan. Yang ketiga saat Reyna menanyakan materi yang tidak ia pahami. Sebenarnya Reyna sangat malas untuk bertanya-tanya pada pria di sampingnya ini, namun melihat dia sangat fokus dan cepat mencatat materi membuat Reyna ingin bertanya. Tapi apa yang Reyna dapatkan? Bukannya penjelasan materi malah tatapan tidak suka.
Berikutnya adalah jam pelajaran Pak Gugun, guru olahraga yang wajahnya dikenal sangat garang oleh seluruh murid di sekolah ini. Tapi tenang saja karena kepribadiannya berbanding terbalik dengan wajahnya kok.
Pak Gugun selalu memberi waktu 30 menit sebelum pembelajaran dimulai untuk para muridnya bersiap. Namun para muridnya ini malah menggunakan waktu 30 menit untuk tidur atau menggibah bahkan ada yang pergi ke kantin. Jadi bersiapnya sekitar 5 menit saat jam pelajaran hampir dimulai. Kecualj Reyna yang belum terbiasa dengan suasana kelas tentunya.
Semua perhatian tertuju pada Reyna dan seorang pria yang duduk si samping Reyna, kala mereka mengambil pakaian di loker dan hendak menuju toilet untuk ganti pakaian. Namun suara seseorang menyambut indera pendengaran Reyna dan membuat langkah Reyna terhenti.
"Rey, mau ganti baju bareng Javas? Hahahaha," goda seseorang membuat teman se-gang nya menertawakan Reyna.
Tunggu. Reyna tak mengerti. Ganti baju bareng? Javas siapa? Tiba-tiba banyak pertanyaan di kepala Reyna. Namun suara seseorang membuyarkan lamunannya.
"Jangan ngalangin jalan."
Reyna refleks mengarahkan pandangan pada suara tersebut dan ternyata, oh? Cowok yang duduk di samping dia. Bukannya memberi jalan Reyna malah diam di tempat. Hal itu tentu saja membuat si cowok geram.
"Lo ngalangin pintu," ucapnya lagi.
Tanpa pikir panjang Reyna semakin menutupi pintu dengan tubuhnya kemudian memberikan tatapan menantang pada cowok di hadapannya. 'Hoho saatnya bales dendam bikin lo kesel ya' batin Reyna semangat.
"Sengaja gue halangi. Kenapa? Masalah? Mau nabrak gue hah?" tanya Reyna penuh tantang dengan nada kebencian pada cowok di hadapannya ini, dan otomatis membuat seisi kelas terkejut.
Benar saja si cowok menubruk Reyna hingga terjatuh, bahkan ia tidak membantu Reyna dan pergi begitu saja. Seisi kelas jadi semakin terkejut. 'Oh? Beneran di tabrak' monolog Reyna dalam hati. Rasanya malu sekali. Sepertinya si malu ini sangat menyukai Reyna.
Saat hendak bangun, seseorang tiba-tiba menghampiri Reyna dengan raut wajah khawatir.
"Ya ampun kamu gak apa-apa?" tanyanya.
Kemudian Reyna mendongak dan sangat terkejut mendapati sosok di hadapannya ini.
"Eh, Reyna?" tanyanya lagi keheranan.
".....
Here! Javas Salman Putra
Seperti biasa jangan lupa voment nya yorobun!
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless
Romance[15+] Reyna Kharisma adalah gadis sma yang kehidupannya biasa saja. Namun semua menjadi luar biasa setelah ia pindah ke sekolah baru. Bahasa Narasi baku. Dialog non-baku.