Gaiseuu ayo dong di klik tombol vote nya
"Ka, lo marah sama gue gara-gara tadi dikejar? Sorry."
Siapapun ayo sadarkan Reyna dari lamunannya. Tapi Setya benar-benar sangat menggemaskan dimata Reyna saat memohon seperti ini.
Karena tidak tega melihat Setya yang terus merajuk seperti itu, Reyna berjalan menuju tempat Setya duduk dan ia juga duduk di sampingnya.
"Engga, gue ga marah sama lo."
Bohong. Reyna bohong saat mengucapkan ini. Tentu saja Reyna marah pada Setya saat di kejar tadi. Tapi jika Reyna berkata jujur ia takut Setya menanyakan perihal chat kemarin. Karena alasan yang pasti kenapa Setya mengejar Reyna adalah ingin menanyakan itu. Lagipula mereka kan tidak ada urusan lagi, jadi untuk apa Setya mengejar Reyna jika bukan karena chat itu.
"Tapi lo diemin gue?"
"Gue masih kesel sama Jeffrey," jawab Reyna dengan wajah yang menggambarkan bahwa ia sangat kesal pada Jeffrey. Tapi memang betul kok, sekesal itu Reyna pada Jeffrey.
"Jeffrey emang gitu kak, dan gue kasih tau mending lo jangan terlalu terlibat lebih dalem sama dia. Gue takut lo kenapa-napa."
"Iya gue tau, gue juga emang ga mau dan ga minat berurusan sama dia."
"Terus tadi?"
"Gatau ah, jangan dibahas," jawab Reyna ogah-ogahan.
Lagi, Setya terkekeh karena ulah Reyna. Padahal pertemuan mereka sebiasa itu, tidak ada yg istimewa. Tapi entah mengapa Setya selalu merasa nyaman saat berada di dekat kakak kelasnya itu.
"Btw kak, gue mau tanya."
"Tanya apa?"
Tidak, jangan. Reyna memanjatkan doa agar Setya tidak melontarkan kalimat yang sedari tadi ia hindari.
"Nama lo? Dari awal kita ketemu kayanya cuma lo yang tau nama gue. Sedangkan gue ga tau nama lo."
Reyna sangat amat lega ketika mendengar pertanyaan yang Setya lontarkan. Tapi tunggu, kalau dipikir-pikir memang iya. Selama ini Reyna tahu cowok disampingnya itu adalah Setya adiknya Lala.
Dan memang betul juga, selama mereka berinteraksi Setya tidak pernah menyebut nama Reyna. Selalu saja memanggil dengan 'kak'. Tapi tadi Reyna dengar ia menyebut Jeffrey tanpa embel-embel 'kak'. Sudahlah kenapa tiba-tiba Jeffrey coba?
"Oh iya juga, nama gue Reyna."
Setya mengangguk paham. Tadinya ia ingin menanyakan sesuatu pada Reyna lagi tapi ponselnya bergetar menandakan adanya telepon dari seseorang. Segera saja Setya mengangkan teleponnya.
Setelah selesai bercengkrama dengan orang yang ada di seberang sana, Setya pamit pada Reyna untuk pergi menuju kelasnya. Katanya ada urusan. Ya Reyna iyakan saja toh daritadi Reyna memang menghindari Setya. Reyna juga sangat berterimakasih pada si penelepon tadi karena akhirnya ia terbebas dari Setya.
.....
Reyna tidak bisa berkonsentrasi mendengarkan penjelasan Bu Faridha kali ini. Ia memegang perutnya yang sangat amat perih. Sepertinya ini akibat Reyna tidak makan siang.
Iya karena setelah selesai bicara dengan Setya, tak lama bel masuk berbunyi. Jadi Reyna tidak ada kesempatan untuk mengisi perutnya. Sangat aneh bukan? Mengapa waktu sangat cepat berlalu.
Kebetulan bangku Javas kosong, Reyna memindahkan dirinya ke tempat Javas. Sebenarnya Reyna juga penasaran mengapa semenjak bel masuk Javas tidak ada di kelas. Bu Faridha dan teman sekelasnya juga tidak menanyakan keberadaan Javas. Membuat beban pikiran Reyna bertambah saja.
Sungguh Reyna sudah tidak kuat lagi, perutnya sangat amat perih. Akhirnya Reyna memutuskan izin ke uks dan Bu Faridha pun mengizinkannya. Tadinya Lala ingin mengantarkan Reyna, ya hitung-hitung kabur dari kelas walau hanya beberapa menit. Tapi Reyna menolak. Langsung saja Lala mencibik terhadap Reyna.
Setibanya di uks Reyna disambut oleh wanita cantik ber-name tag 'Ayu' yang bertugas disitu. Kemudian Reyna diminta mengisi data diri, ia sendiri juga tidak tahu untuk apa datanya nanti. Daripada kepikiran Reyna langsung saja menulis disitu.
Ayu memberi obat-obatan dan secangkir teh hangat yang menjadi menu wajib di uks pada Reyna, kemudian membawa kertas yang berisi data Reyna dan pergi meninggalkan ruangan.
Sepeninggalan Ayu, Reyna hendak menyentuh cangkir berisi teh hangat itu, namun suara benda jatuh di seberang ranjangnya itu mengalihkan atensi Reyna.
Dengan rasa penasaran sekaligus takut Reyna memberanikan diri untuk menghampiri ranjang seberang yang tertutup tirai. Sambil berjaga-jaga ia membawa secangkir teh hangatnya, siapa tau ada orang jahat di balik tirai itu Reyna tinggal menyiramnya.
Sret
Reyna menyibak tirai itu cukup kencang.
"Lah? Ko lo disini?"
Yang ditanya hanya melirik Reyna sekilas tanpa rasa minat. Reyna sudah terbiasa dengan itu, ia sudah terbiasa dengan sifat Javas yang selalu saja mengabaikan dirinya. Iya, yang ada di seberang ranjang Reyna adalah Javas.
Reyna melangkah kembali ke ranjangnya, ia terduduk disana sambil menghadap Javas yang sedang fokus membaca buku-buku tebal itu. Jika dilihat lama-lama Javas ini tampan juga ya?
Javas yang terus diperhatikan oleh Reyna merasa risih. Ia bangun dari duduknya untuk menutup tirai, kemudian duduk kembali ditempatnya. Namun belum lama ia duduk, tirai sudah terbuka kembali dan menampakan sosok Reyna dengan cengiran khasnya.
"Jangan ditutup. Mending ngobrol sama gue, kan kita kenal hehe."
"Lo ga cape?"
"Cape apa? Emang gue abis ngapain?" Tanya Reyna tak mengerti dengan pertanyaan Javas yang tiba-tiba.
"Ganggu gue. Lo sampe ikutin gue ke uks," jawab Javas masih dengan fokusnya terhadap buku yang ia baca.
"Hah? Hahaha," Reyna tertawa terbahak-bahak melupakan sakit di perutnya. Ia tak menyangka Javas akan sepercaya diri itu. Ke uks untuk mengganggu katanya? Konyol.
"Selain so cuek ternyata lo pede banget ya Javas. Gue itu sakit perut makanya ke uks."
Cowok itu tidak menggubris ucapan Reyna, ia memilih untuk melanjutkan kegiatan membacanya.
Seperti yang kita tahu Reyna ini bukan anak yang sangat aktif, tapi ia tidak bisa berada dalam keadaan canggung. Jadi sekarang dia sedang berpikir keras untuk mencari topik apa yang harus dibahas bersama Javas. Ya walaupun nanti Javas tidak menanggapinya.
"Lo belum jawab pertanyaan gue."
Javas menaikan sebelah alisnya tanda bertanya.
"Kenapa lo disini? Bel masuk kan udah bunyi daritadi. Kayanya lo juga ga sakit kalo diliat liat. Orang di uks tuh istirahat lo malah baca buku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless
Romance[15+] Reyna Kharisma adalah gadis sma yang kehidupannya biasa saja. Namun semua menjadi luar biasa setelah ia pindah ke sekolah baru. Bahasa Narasi baku. Dialog non-baku.