-5-

217 50 28
                                    

"KYAAAAA INI SIAPA YANG PECAHIN KACA?!!!" Lala berteriak heboh ketika memasuki kelas mendapati pecahan kaca yang berserakan di meja Reyna.

Elsa yang berada di belakang Lala mendesak ke depan untuk melihat keadaan, ia juga sama terkejutnya dengan Lala. Dengan cepat Elsa melangkah menuju meja Reyna.

"REYY REYY LIAT SINIII MEJA LO BANYAK KACA PECAH!!!" titah Elsa kemudian ia mengambil salah satu pecahan kaca tersebut dan segera dicegah oleh Caca.

"Lo mau ngelukain tangan lo hah?" sinis Caca.

"Ya enggalah. Gue mau ambilin pecahan kaca yang gede-gede ini terus dikumpulin biar nanti gampang dibuangnya," jawab Elsa dengan nada kesal.

Reyna yang daritadi diam di ambang pintu berjalan ke arah bangkunya saat mendengar ucapan Elsa.

"Ah El biar gue aja yang bersihin, ini di meja gue juga kan. Bener kata Caca nanti tangan lo luka," kata Reyna sedikit tidak enak pada Elsa. Kemudian ia mengambil kantong kresek di lemari penyimpanan barang dan mulai membersihkan pecahan kaca tersebut.

Caca yang melihat itu langsung membantu Reyna tanpa bicara. Tentu saja Reyna terkejut, ia sangat tidak enak pada Caca.

"Eh Ca gue aja gapapa, nanti lo luka," cegah Reyna saat Caca hendak mengambil pecahan kaca yang berada di kolong meja.

Namun tidak dihiraukan oleh Caca, ia tetap membantu Reyna. "Gue bukan Elsa yang kalo luka bakal nangis. Lo tenang aja," sela Caca di tengah kegiatan membersihkan nya itu.

Mendengar namanya disebut seperti itu membuat Elsa cemberut. Oh ayolah Elsa juga ingin membantu tapi Caca malah mencegahnya. Daripada berada di situ Elsa memilih menarik Lala untuk pergi menuju kantin. Lala yang di tarik tiba-tiba jadi terkejut.

"Anj main tarik aja lo. Mau kemana sih?"

"Kantin," jawab Elsa ketus.

Reyna, Jeje, dan Caca yang melihat itu hanya menghela nafas. Kemudian Jeje menghampiri mereka berniat membantu, tapi dicegah juga oleh Caca.

"Kebanyakan orang," ucapnya

"Yaudah gue yang sapuin sisanya aja," pasrah Jeje tersenyum.

"Eh. . .oke," angguk Reyna tidak enak. Jeje yang mengertipun tersenyum ramah sambil mengacungkan ibu jarinya pada Reyna.

Demi apapun sekarang Reyna merasa sangat canggung. Ia tak suka kecanggungan namun mengajak Caca berbicara juga ia tak berani. Menurut Reyna keberadaan Caca ini sangat mengintimidasi, jadi Reyna hanya bisa sesekali melirik ke arah Caca. Mau mengajak Jeje berbicara juga tidak bisa karena posisi mereka cukup jauh.

'Perasaan waktu olahraga cepet banget waktu berjalannya, sekarang ko kaya lama banget hhh' keluh Reyna dalam hati sambil menghela nafas panjang.

Helaan nafas Reyna membuat atensi Caca mengarah padanya, Reyna yang merasa diperhatikan langsung menghadap Caca membuat mereka menjadi saling tatap. Awkward. Itu hal pertama yang mereka rasakan.

Tak butuh waktu lama Reyna hanya nyengir sambil menggaruk kepala nya yang tidak gatal, hal itu sukses membuat Caca tertawa.

"Hahaha apaan sih Rey. Lo kenapa hela nafas gitu?"

"E-engga apa-apa Ca, gue cuma ngerasa canggung aja kalo berdua sama lo," jawab Reyna lagi khas dengan cengirannya.

EndlessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang