Hai, aku Son Hwery. Salah satu siswi di sekolah menengah atas. Sekarang aku sedang menyetel lagu dengan volume yang keras di kamarku. Ini sangat mengasyikkan, meredam teriakan ibu yang baru pulang dari bar. Dia mabuk.
Sepertinya dia baru saja berpesta dengan teman-teman sosialitanya. Kau tahu? Ibuku berselingkuh karena ayahku hanyalah seorang pengangguran. Kutebak, ayah sedang tidur dengan kaki yang diangkat di kamarnya. Ibu bilang kalau dia sudah menyiapkan gugatan cerai.
Hutang ayahku dimana-mana. Apa yang digunakannya untuk uang bernominal besar yang ia pinjam? Aku tidak pernah tahu. Tentunya itu bukan untuk aku ataupun ibu. Selama satu bulan ini, aku hanya makan dan belanja dengan uang ibu. Jadi apa gunanya ia punya suami seperti itu? Dia juga kelihatan tidak pernah peduli.
Tapi meski aku setuju beberapa hal dengan ibu, hal yang aku tidak sukai darinya adalah selalu mengenalkan pria yang menjadi pacarnya padaku. Diiming-imingi bahwa ia akan menikah dengan si pria. Terakhir kalinya di kafe, ibu membawa seorang pria berhidung belang. Setiap ia menatapku, dia kelihatan seperti pedofil. Oh atau mungkin akunya yang tidak suka saja ya? Kau tahu akhirnya? Ibuku mabuk dan merapal bahwa si pria adalah bajingan penipu.
Ku matikan kipas angin, teriakan ibu semakin keras di luar sana. Sepertinya, aku harus pergi untuk memeriksa.
→
Aku kembali, tanganku terluka. Dia membeli banyak bir dan menaruhnya didalam kulkas. Pecahan gelasnya mengenai tangan kiriku saat menggotong ia ke kamar. Pedih, tadi baru saja kubersihkan.Sekolahku aman kalau kamu bertanya. Aku bukan tipikal orang yang mudah direndahkan ataupun dicaci. Aku tipe orang yang suka berteman dengan segala hal. Dengan gadis yang kutu buku? Atau dengan pria yang suka menggoda para siswi? Aku berteman dengan mereka. Selain itu, aku akrab dengan pohon.
Mengapa? Karena pohon tidak pernah mencaciku walau aku menatapnya tanpa berbicara selama setengah jam, ataupun bercerita banyak masalah tanpa kenal waktu. Dia memang tidak menjawab, dan selalu akan seperti itu. Tapi aku lega, karena kalau aku bercerita kepada teman-temanku, mereka akan berkata sedemikian ini, "Pergilah, Ery."
"Aku juga punya masalah."
Atau, "Oh, begitukah?"Ini suatu kejujuran pertama yang ingin kuungkapkan, bahwa sungguhnya aku tidak punya teman.
ERY, 03-05-2020.
KAMU SEDANG MEMBACA
17 Sheet.
Random"Dia meninggalkanku, juga catatannya." Hueningkai from TXT ft. OC →Including mental illness, depression, drugs. Please take care urself carefully⚠