p a g e (5)

8 2 0
                                    

Hai!

Hari ini aku mau bercerita hal yang lumayan berat. Tidak—tidak, ini bukan sungguh hal yang berat. Hanya saja rumit. Dan orang-orang akan mengecapnya sepele. Setidaknya aku hanya bisa menyampaikan keluh kesah disini.

Sebelumnya, aku sudah pernah bilang kepadamu kalau aku bukan pribadi yang mudah untuk diganggu oleh orang-orang yang berkuasa. Tapi kau tahu apa yang terjadi hari ini?

Wonyoung menghalangiku di perjalanan pulang. Dia cemburu terhadap aku yang dekat dengan Kai. Haish! Dia tidak punya sopan santun sama sekali kepada seorang senior. Tapi itu wajar, jika seandainya Wonyoung adalah kekasih Kai.

Yang seharusnya Wonyoung tahu, aku tidak hanya bergaul dengan Kai. Selain dia beberapa pria juga termasuk teman dekatku, termasuk Bang Yedam, Park Jisung, Kang Taehyun, dan temannya mantanku, Jake Sim. Sungguh bukan hanya Kai. Semuanya memang akan susah kalau sudah cemburu.

Setelah daripada itu, sepulang sekolah aku ditampar ibu sebab sudah memberikan uang yang diberinya untukku pada rentenir hutang ayah. Tidak kusangka dia masih sempat mengecek cctv,  akhir-akhir ini dia juga sering mengontrol setiap kegiatanku. Itu terdengar sangat menyebalkan.

Terakhir, siang tadi kami makan bersama. Dia menanyakan kegiatanku di sekolah.

"Kau bergabung dalam suatu kegiatan?"

"Ya, aku ikut klub sastra."

"Apa gunanya menjadi manusia yang pandai berpuisi dan merangkai kata? Konyol."

Benar, benar. Aku tidak seharusnya mengatakan apa yang aku lakukan, apa yang aku mau, serta apa yang menjadi tujuan dalam hidupku. Semuanya akan terlihat seperti tidak ada gunanya. Mereka hanya meremehkan dan mengatakan kalau itu rendahan. Rasanya telingaku belum pernah mendengar satupun pujian dari ibu, ia hanya mengoceh dan tidak mendukung apapun yang aku lakukan.

Tinggal mendukung dan menyemangati saja apa susahnya sih?

Aku tidak ada niatan untuk memiliki pekerjaan yang sama seperti ibu. Tidak juga jadi tukang hutang seperti ayah. Aku hanya ingin menjadi diriku sendiri, dengan mimpiku sendiri. Jika seandainya aku masih kuat.

Ah iya, ibuku juga pernah menanyakan apakah aku sudah punya pacar. Kujawab saja tidak. Dia bilang tidak mungkin kalau aku tidak punya, mengingat aku sendiri juga seorang remaja. Dia juga mengetahui kalau aku pernah berpacaran dengan Jay, entah darimana ia tahu tentang hal itu.

Aku memang tidak punya, tidak perlu bertanya. Aku menjawabnya dengan serius. Rasanya memikirkan perasaan pun jarang, aku hanya ingin menikmati masa sekolah tanpa drama percintaan. Fokus belajar dan memperbanyak teman.

Tidak ada yang penting lagi untuk kuceritakan malam ini, Sampai jumpa lain kali.

ERY,  10-05-2020




















































'✩

((Setelah lama mengambis, ak suda bisa bucin dengan kisah ini ㅠㅠ, apa kabarr~~ kgnnn bgtt))

17 Sheet.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang