←
"Bagaimana kalau beli es krim pulang nanti?" Kai mengekori langkahku sampai luar kelas, aku sudah mengiyakan dalam hati tanpa mau menyahuti ocehannya. Apa dia tidak melihat buku-buku yang kubawa? Benar benar tidak peka sama sekali.
"Ery!"
Aku mendengus lelah, apa lagi ini? Terpaksa aku menghentikan langkah dan melirik ke arah Taehyun. Dia meraih buku-buku yang kubawa beberapa, dan berjalan dengan cepat.
"Kau kembali saja, Kai!" Titahku. Tidak ada gunanya juga ia tetap berada disini, sebut saja aku kesal padanya sebab ia tidak peka.
"—Ah, kau ada rencana dengan Taehyun ya? Hei, apa kalian berpacaran?" Tanyanya sembari menutup mulut heboh. Mengejutkan beberapa murid yang ada di koridor hingga mereka melirik ke arahku penasaran. Sikap Kai membuatku tak tahan, memangnya kalau dua orang lawan jenis berinteraksi selalu ada hubungan? Mataku melirik ke arah Taehyun yang terus berjalan menuju perpustakaan.
Aku tidak meladeni apa yang Kai katakan. Akhirnya ia tetap mengikutiku sampai masuk ke dalam ruangan.
"Lain kali kau bantu dia Kai." Taehyun berbicara pada Kai sambil meletakkan buku-buku yang dibawanya ke dalam rak. Kai menjauh, tampak melirik rak lain. Beberapa buku pun diambilnya dan ikut meletakkan kembali ke tempat yang sesuai. Aku mengamati keduanya dengan tatapan datar.
Usai daripada itu, Kai buru-buru mengajakku keluar dan meninggalkan Taehyun sendiri. Langkahnya sangat cepat, aku hampir tidak bisa melampauinya jika hanya berjalan seperti biasa. Kai membawaku ke kantin, ia bertanya apa yang aku mau lalu memesan yang diinginkannya juga.
"Akhir-akhir ini kau jarang ke kantin." Kai memulai pembicaraan, ia mengamati wajahku dengan tatapannya yang intens. Haish, aku tidak suka dengan tatapannya itu.
"Kenapa?" Ia mengetuk jarinya ke atas meja sebagai penegasan, memastikan ada apa tentangku namun aku masih diam.
"Hanya ingin."
"Bersemangatlah, gadis murung abadi!" Tangannya mengelus puncak kepalaku, wajahnya masih tersenyum sedangkan aku terdiam takjub. Apa dia tidak sadar tentang apa yang ia lakukan ini pada seorang gadis? Siapapun akan salah mengartikan, eum termasuk aku juga sih. Haish lupakan saja!
Buru-buru aku menyingkirkan tangannya dan Kai hanya tertawa singkat. Tidak lama setelahnya pesanan kami berdua datang. Seisi kantin lumayan penuh, aku tidak pernah suka bergerombol dan perang suara dengan murid yang lain.
Aku... jarang ke kantin..
Entah kenapa aku tertarik menoleh ke sisi kiri, bisa saja itu sesuatu yang menarik. Dan benar saja, disitu ada Wonyoung. Siswi itu melirikku juga tak lupa menatap Kai, ah aku malas jika harus berurusan dengannya. Terakhir kali Wonyoung juga bertengkar dengan Yuna dan memperebutkan Sunghoon. Kali ini aku tidak mau terjadi apa-apa padaku.
"Kai, sepertinya aku harus pergi."
"Oh kau sudah selesai?"
"Tidak tapi itu.." Mataku mengisyaratkannya untuk setidaknya melirik ke samping kiri di ujung sana. Kai menuruti, ia tersenyum miring.
"Tidak apa, mari pergi bersama."
'✩
long time no see💪💪

KAMU SEDANG MEMBACA
17 Sheet.
Random"Dia meninggalkanku, juga catatannya." Hueningkai from TXT ft. OC →Including mental illness, depression, drugs. Please take care urself carefully⚠