01. ARENA

1.8K 230 16
                                    

Suara riuh tepuk tangan terus bersahutan, saat mobil Lamborghini Aventador SVJ Roadster berwarna hitam melewati garis finish pada urutan pertama.

Gulf keluar dari mobil miliknya dan berjalan dengan dagu terangkat, vibesnya Bos besar sekali. Pemuda tampan itu menghampiri 7 sahabatnya.

“Gila Gulf, lo emang the best lah pokoknya! Besok traktir ya,” ucap Mild sambil merangkul bahu Gulf.

Mild memang seperti itu, awalnya memuji tapi akhirnya malah meminta traktiran.

“Iya Gulf! Lo emang yang paling keren. Ramen depan apart lo, sabi kali.” Boat juga sama, pikirannya cuma makan doang.

Bukannya mengiyakan, Gulf malah memukul kepala belakang Boat dan Mild, membuat kedua pemuda itu mencebik kesal.

Ngaku! Kalian sering seperti Boat dan Mild kan?

“Cape ya?” tanya Bright. Pemuda tampan itu memberikan sapu tangan miliknya pada Gulf.

Gulf mengangguk dan menerima sapu tangan itu, lalu mengusapkannya pada wajahnya yang basah karena keringat.

“Padahal dari awal Gulf nyetir mobilnya santuy banget, tapi kalo udah jago mah tetep aja juara,” ucap New. Pemuda itu memberikan minuman soda pada Gulf, dan diterima baik oleh pemuda itu.

“Gue kalo disuruh balapan lawan Gulf, mending mundur alon-alon aja deh!” mereka tertawa mendengar omongan Krist.

“Gulf kan King arena ini, ya pasti menang lah,” ucap Saint. Gulf hanya tersenyum, mulutnya sangat malas untuk mengeluarkan suara.

“Gue jadi pengin turun juga. Gulf besok ajarin gue ya,” ucap Gun. Gulf hanya mengangguk.

Diantara delapan laki-laki itu, Gun dan Mild yang tidak pernah turun langsung, mereka hanya akan menonton sahabat-sahabatnya balapan seperti tadi. Dan Gulf lah yang sering kali turun langsung.

“KANAWUT!”

Shit!

Bagimana bisa sepupu sablengnya tau, bahwa Gulf tengah berada di arena?

Saint? Itu tidak mungkin! Nyatanya Saint selalu berada dipihaknya.

Lalu siapa?

Di sana, Zee tengah berkacak pinggang menatap delapan laki-laki itu, tatapan tajamnya terarah pada sepupu dan calon tunangannya. Di samping Zee, Singto juga memasang wajah datar, menatap lurus pada kekasihnya.

Dengan langkah lebarnya, Zee dan Singto mendekat pada mereka.

“Udah berapa kali gue bilang jangan datang ke arena, Kanawut!”

Zee itu sayang banget sama Gulf, pas denger kalo Gulf ada di arena dan tengah melakukan balapan, membuatnya total panik. Bahkan tadi Singto yang menyetir mobil, takutnya kalo Zee maksain buat bawa mobil sendiri, akan terjadi hal yang tidak diinginkan.

“Phi Zee,” panggil Saint lembut, dia tidak ingin Zee memarahi Gulf ditempat umum seperti ini.

Ini pasti akan sangat memalukan. Dan Gulf tidak suka jika dirinya dipermalukan ditempat umum.

Cute Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang