09. JAWABAN GULF

825 139 16
                                    

Seorang pria dengan jas dokter tengah duduk santay di ruangannya, mata tajamnya menatap layar laptop yang menampilkan sebuah video berisi keadaan Dark Blue caffe. Tangan kanannya bergerak untuk mengambil segelas wine dan meneguknya hingga tandas.

Sebuah smirk terbit dibibir tipisnya, matanya menatap remeh pada laptop di depannya.

“Suppasit Jongcheveevat, huh?”

Suara tawa yang terdengar meremehkan keluar dari cela bibirnya, tangan kanannya kembali menuangkan wine ke gelas yang telah kosong.

“Kau salah menjatuhkan cintamu, Suppasit. Mari kita lihat siapa lagi yang menginginkan bayiku? Huh, pesona Gulf memang sangat kuat.”

“Bahkan diumur Gulf yang menginjak dua tahun, sudah membuatku kehilangan akal karena perasaan ini.”

Gila?

Memang benar, pria itu sangat tergila-gila dengan Gulf. Bahkan bisa dibilang dia sudah mencintai Gulf hampir dua belas tahun lamanya.

Apa yang salah sebenarnya? Tidak ada. Hanya saja saat melihat Gulf kecil tersenyum padanya untuk pertama kali, dadanya langsung berdebar kencang.

Tapi bukankah cinta itu tidak memandang usia? Bahkan perbedaan umur mereka hampir empat belas tahun. Tapi perasaan itu hadir seolah tidak tau diri.

“Godt, beri kesayangannya ku sebuah hadiah.”

Seseorang yang sedari tadi berdiri di belakangan, mengangguk mantap dan izin keluar untuk membelikan hadiah, sesuai apa yang tadi diperintahkan Tuannya.

Setelah seseorang yang tadi dia panggil Godt sudah keluar, pria itu mengambil sebuah foto yang selalu berada di atas meja kerjanya.

Ah, bukan hanya di meja kerjanya saja, pria itu bahkan punya satu ruangan khusus yang berisi foto-foto perkembangan Gulf, dari dulu sampai sekarang.

Tangannya mengelus perlahan sebuah foto anak laki-laki dengan seragam sekolah dasarnya, anak laki-laki itu tersenyum cerah sambil memegang sebuah buket bunga matahari.

Senyuman itu sama cerahnya seperti bunga matahari yang dia pegang.

Hari itu merupakan hari pembagian rapot, dan karena Gulf mendapatkan peringkat pertama, pria itu memberikan sebuah buket bunga. Dia bahkan menanam bunga matahari itu dengan tangannya sendiri.

Dan setelah hari itu, pria itu kembali menyadari bahwa perasaannya pada Gulf bukan sebatas sayang antara kakak adik.

Suara notifikasi dari ponselnya, membangunkan dia dari masa nostalgianya.

Godt Itthipat:
|Saya sudah mengirimkan hadiahnya kepada Tuan muda.

Anda:
Kerja bagus|
Lusa nanti kita pulang ke Thailand|
Sudah cukup membiarkan banyak yang mendekati bayiku|

Godt Itthipat:
|Siap Tuan

Memasukan ponselnya ke dalam saku celananya, pria itu berdiri dari duduknya dan keluar dari ruangannya.

Kakinya melangkah percaya diri dengan senyum yang bertengger indah diwajah tampannya. Saat ada beberapa perawat yang menyapanya, pria itu membalasnya tak kalah ramah.

Suasana hatinya benar-benar dalam mood yang baik, karena sebentar lagi dia akan kembali ke Thailand dan menemui kesayangannya— Gulf Kanawut.

Di depan lobby rumah sakit, mobil BMW hitam miliknya sudah terparkir di situ. Saat jaraknya hampir dekat, pak satpam dengan sigap langsung membukakan pintu untuk sang Dokter.

“Terima kasih.”

Setelah pria itu masuk ke dalam mobil, sang supir langsung menjalankan mobilnya sesuai arahan sang Dokter.

Cute Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang