Tiga hari yang lalu, Joong izin pulang, katanya enggak enak ngerepotin Gulf terus-terusan. Gulf juga sebenarnya enggak keberatan, mungkin efek karena Gulf abis kejedot jadi kaya gitu.
Dan akhir-akhir ini, Dosen gila itu juga udah kaya penguntit. Seperti saat ini, Gulf yang tengah mengerjakan tugas tambahannya, harus mau untuk disuruh nemenin Mew di ruangannya.
Katanya itu kan tugas darinya, jadi kalo Gulf ada masalah, bisa tanya langsung sama dia. Alah, modusnya bisa banget.
Gulf yang emang udah males debat sama Mew, cuma ngangguk aja. Tapi kalo Mew udah ngebahas yang enggak-enggak, Gulf diem aja, pura-pura enggak denger ucapan Mew.
Gulf sibuk sama tugas yang dikasih Mew, sedangkan Mew sibuk dengan kertas-kertas dokumen. Karena terlalu sering memikirkan Gulf, Mew jadi melupakan tentang pekerjaan aslinya.
“Pak Mew? Saya izin keluar na.” Gulf udah beres-beres tugasnya dan memasukkannya ke dalam tas, tapi Gulf tidak mendengar jawaban dari Dosennya itu.
Matanya menatap Mew yang terlihat sangat frustasi karena kertas-kertas itu, Gulf jadi enggak tega.
Zee pernah bilang kalo Mew itu suka sekali meminum kopi. Kebetulan, di ruangan ini ada mesin kopi, Gulf inisiatif untuk membuatkan kopi untuk Dosen gilanya itu.
Gulf menyodorkan secangkir kopi hitam di depan wajah Mew, kurang sopan sih. Tapi supaya Mew tidak terlalu pusing memikirkan kertas-kertas itu.
“Aow, Kana? Kamu membuatkan kopi untuk saya?” tanyanya. Senyum Mew semakin mengembang saat Gulf menganggukkan kepalanya.
“Pulang nanti, kamu mau temanin saya makan malam na? Ini sebagai ucapan terima kasih, karena kamu udah nemenin saya dan membuatkan kopi. Ini perintah bukan penawaran.”
Gulf cuma diem, membantah pun sepertinya tidak bisa dan dari raut wajah Mew, pria itu terlihat sangat bersemangat untuk makan malam bersamanya.
“Saya izin keluar, Pak. Masih ada matkulnya Pak Joss.”
“Hati-hati Kana, jangan lupa jaga hati.” Mew terkekeh setelah mengucapkan itu.
Gulf cuma diem dan langsung keluar dari ruangan Mew. Well, walau Gulf agak ilfeel sama Mew, tapi Gulf tetap harus bersikap sopan, karena bagaimanapun Mew itu Dosennya.
Gulf memang pernah berfikir kalo ternyata dia Gay dan akhirnya jadi pihak bawah, Gulf ingin dominannya lebih tua darinya. Tapi kayanya Mew ketuaan deh. Kalo misal dia straight, Gulf ingin perempuannya yang lebih muda darinya.
/Sama gue aja yuk Gulf, gpp beda 7 tahun juga🤭
“Ngapel mulu lo sama Pak Mew.”
Plakk!
Bright dan Gulf kompak memukul kepala belakang Boat, membuat pemuda itu mencebik kesal.
“Punya lo.” Bright menyerahkan paper bag yang tadi dia temukan di samping loker milik Gulf, dan disitu juga tertulis nama lengkap Gulf.
“Cieee~~ pasti dari Pak Mew.” Mild yang baru datang langsung menggoda Gulf.
Tadi malam, dia dan Boat habis bergosip tentang Mew. Dosen itu sepertinya benar-benar memiliki perasaan pada sahabat bar-bar mereka.
Bisa-bisanya Mew suka sama singa bunting kaya Gulf. Padahal yang imut, kyut, manis, kan banyak, Mild contohnya.
Enggak!
Mild enggak suka om-om kaya Mew, Mild kan sukanya sama Boat. Iya, cuma Boat seorang kok.
Heran sama mereka tuh, sama-sama bilang suka tapi males buat ngejalanin hubungan. Katanya lebih enak kaya gini, enggak canggung. Tapi bikin yang lainnya males, kalo mereka udah buceen enggak tau tempat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cute Bad Boy
FanfictionMew Suppasit itu straight. Iya straight! Sebelum akhirnya bertemu pemuda bar-bar bernama Gulf Kanawut. Mew harus memperjuangkan cintanya untuk mendapatkan balasan dari laki-laki manis yang terlihat sangat misterius. Bukan hanya sifat misterius Gulf...