Setelah dari kampus, Gulf tidak langsung pulang, tapi mampir dulu ke caffe miliknya. Oh iya Gulf tidak sendiri, melainkan bersama ketujuh sahabatnya juga.
Hari ini hari jadi Dark Blue caffe yang ke 4 tahun. Gulf berencana akan memberikan diskon besar-besaran, dan syaratnya hanya membagikan ulasan baik tentang Dark Blue caffe di instagram pribadi.
Gawin sebagai manager Dark Blue caffe merasa kewalahan menghadapi beberapa pelanggan yang mengaku sebagai fans Gulf. Mereka bukan hanya perempuan, tapi ada juga yang laki-laki.
Gawin juga sepertinya agak familiar sama salah satu wajah laki-laki yang mengaku sebagai fans dari Gulf, yang tadi menitipkan paper bag padanya.
Oh dia ingat, itu Kao teman satu kelasnya Saint. Dia pernah ke sini sama Gulf juga seingatnya.
Dark Blue caffe memang tidak memiliki banyak karyawan, di sini hanya ada dua karyawan. Karena Gulf memang sering ikut turun langsung untuk manangani caffe ini.
Dark Blue caffe dibangun saat usia Gulf akan menginjak 15 tahun, saat itu Tuan Trai akan memberikan Gulf sebuah perusahaan baru, tapi Gulf menolak karena sangat ingin memiliki sebuah caffe.
“Rame banget di depan.”
Gawin menoleh saat melihat Gulf dan sahabatnya masuk dari pintu belakang. Pria itu langsung menyuruh Gulf dkk untuk segera berganti pakaian, dan memakai apron bertuliskan Dark Blue caffe.
“Fans lo banyak banget, Gup. Kita sampai kewalahan.”
First dan Tommy mengangguki ucapan Gawin. Karena saat mereka memberikan pesanannya, orang-orang itu terus bertanya kenapa mereka tidak melihat Gulf.
Ya gimana ya, mereka kan bukan emaknya Gulf. Dan Gulf juga kan masih ada jam kuliah.
Gulf memasang wajah datarnya, Bright yang berdiri di samping Gulf menempuk bahu sahabatnya pelan.
“Tarik nafasnya, enggak usah kaya singa bunting gitu mukanya.”
Plakk!
Gawin memukul kepala belakang Bright. Sialan banget! Kirain Bright bakal nenangin Gulf, tapi malah bikin Gulf makin mirip sama singa bunting.
“Anjir lo, Bret.” Bright cuma nyengir doang, pukulannya Gawin enggak main-main coe.
Setelah mereka selesai berganti pakaian, mereka langsung menyusul Gawin, First dan Tommy yang sudah lebih dulu stay untuk melayani pelanggan.
Mereka semua langsung berpencar saat para pelanggan melambaikan tangan— tanda ingin memesan sesuatu. Gulf dan Bright stay di belakang mesin kopi , sedangkan Gun stay di belakang meja kasir.
“Enggak nyangka bakal serame ini,” gumam Gulf.
Bright tersenyum dan mengangguk. Tahun-tahun sebelumnya saat ulang tahun Dark Blue caffe memang selalu ramai, tapi tahun ini lebih ramai dari biasanya. Entah karena fans dari Gulf semakin bertambah banyak? Atau karena menu makanannya yang tidak jauh enak dari restaurant-restaurant bintang lima.
Omong-omong Mew dkk juga berada di Dark Blue caffe. Zee yang mengajak, karena Tuan Trai menyuruhnya untuk mengawasi Gulf. Karena bisa saja saat ada yang membuat keributan di Dark Blue caffe, Gulf tidak segan-segan memukul orang itu.
“Kananya mana, Zee?” tanya Mew. Dari tadi Mew belum melihat Gulf, pria itu hanya melihat sahabat dari pemuda manisnya.
“Biasanya di belakang mesin kopi sama Bright,” jawab Zee. Pria itu melambaikan tangan sambil memanggil nama Saint.
“Ada yang bisa saya bantu, Pak?” Saint bertanya dengan sopan.
Zee tertawa pelan. Saint kaya mau disidang aja, ngomongnya formal banget.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cute Bad Boy
FanfictionMew Suppasit itu straight. Iya straight! Sebelum akhirnya bertemu pemuda bar-bar bernama Gulf Kanawut. Mew harus memperjuangkan cintanya untuk mendapatkan balasan dari laki-laki manis yang terlihat sangat misterius. Bukan hanya sifat misterius Gulf...