Semalam Mew bilang ingin mentraktir teman-temannya, katanya hatinya sedang berbunga-bunga. Karena kemarin Gulf enggak judes sama dia, dan itu bikin Mew semakin semangat buat perjuangin Gulf.
Mereka berlima sampai di warung ramen dekat apartemen Gulf. Zee sedang menginginkan ramen, untung saja para sahabatnya adalah pemakan segala dan tidak peduli tempat, yang penting makanannya enak.
Mereka juga tidak protes saat Zee mengajak ke warung ramen pinggir jalan.
"Lo sering ke sini, Zee?" tanya Tay.
Tay juga menyukai ramen, tapi entah kenapa ramen yang selalu dia beli rasanya tidak begitu pas di lidahnya. Tapi ramen ini sangat enak, Tay bahkan berencana akan membungkusnya dan akan sering-sering datang ke sini.
Udah murah, enak lagi!
"Jarang, ke sini juga karena dipaksa sama Gulf. Ini tempat ramen kesukaannya, apartementnya yang di depan." Zee menunjuk bangunan apartement milik Gulf.
Mendengar nama Gulfnya disebut-sebut, Mew langsung ngalihin perhatiannya ke arah Zee.
Mew, Off dan Singto memang tidak terlalu suka dengan ramen, tapi ramen ini pengecualian, ini benar-benar sangat enak. Selera makanan Gulf memang tidak usah diragukan lagi, bahkan dark blue caffe, menu makanannya adalah semua makanan kesukaan Gulf dan itu benar-benar banyak peminatnya.
Apalagi saat mereka tau bahwa Gulf adalah pemilik dark blue caffe, membuat caffe itu selalu ramai oleh anak-anak kampus.
"Zee, suruh Kana ke sini gih," ucap Mew. Tadi pagi Gulf tidak ada kelas, itu sebabnya Mew belum melihat pujaan hatinya hari ini.
Zee memperlihatkan room chatnya dengan Gulf sebelum mereka sampai di warung ramen ini. Gulf bilang akan ke sana setelah pemuda itu selesai mengerjakan tugas.
"Paling bentar lagi Gulf ke sini," jawab Zee.
"Gue mau bikin restaurant, Gulf mau join bareng gue enggak ya? Secara kan, selera makanan Gulf enggak pernah ngecewain," celetuk Off.
Tuan Adulkittiporn memberikan proyek restaurant padanya, tapi saat meminta pendapat dari sang kekasih, itu tidak membantunya sama sekali. Dan pria itu baru mengingat bahwa anak muridnya sangat berbakat tentang ini.
"Tanyain langsung aja Off, itu Gulf. Eh, Gulf sama siapa Mew?" tanya Singto.
Wajah pemuda yang sedang bersama Gulf terlihat asing di mata Tay, Off dan Singto. Tapi Zee dan Mew sudah mengenalnya, dia Boun Nopannut- sahabat lama Gulf yang tinggal di Inggris.
"Guppie sayang!" panggil Zee.
Gulf menatap tajam pada Zee yang memanggil namanya, Boun terkekeh lalu merangkul bahu Gulf ke arah meja yang ditempati Zee.
"Sawatdee krab." Boun hanya mengenal Mew dan Zee saja, jadi dia tidak menyebutkan nama.
Mereka berlima membalas salam dari Boun. Karena mereka bertiga seperti menatap Boun heran, akhirnya Boun memperkenalkan diri. "Saya Boun Nopannut, teman masa kecil Gulf."
Tay, Off dan Singto mengangguk paham, dan memperkenalkan diri juga. Zee menyuruh Gulf untuk bergabung bersama mereka, saat Gulf akan menolak, Boun mengatakan bahwa meja yang akan mereka tempati tadi sudah ditempati orang lain. Mau tidak mau, Gulf mengiyakan untuk bergabung bersama mereka.
Boun duduk di depan Zee, dan Gulf di depan Mew. Saat Gulf meminta tukar tempat duduk, Boun bilang sudah nyaman duduk di situ.
"Gulf, mau gabung diproyek punya Phi enggak?" tanya Off to the point.
Gulf menoleh, proyek? "Emm, proyek apa ya, Phi?" tanyanya.
Tay, Off dan Singto memang menyuruh Gulf dkk memanggilnya 'Phi'. Saat pertemuan pertama mereka dengan Gulf, mereka langsung menganggap pemuda bongsor itu seperti adik kandung mareka, karena mereka semua memang anak tunggal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cute Bad Boy
FanfictionMew Suppasit itu straight. Iya straight! Sebelum akhirnya bertemu pemuda bar-bar bernama Gulf Kanawut. Mew harus memperjuangkan cintanya untuk mendapatkan balasan dari laki-laki manis yang terlihat sangat misterius. Bukan hanya sifat misterius Gulf...