06. ROOMMATE

918 145 10
                                    

Kuis hari ini tidak seperti kuis-kuis lainnya, entah karena Dosen yang mengajar atau karena mereka belajar dengan giat untuk kuis kali ini.

Bukannya fokus mengawasi kelas, mata Mew malah terus memperhatikan wajah Gulf saja.

Bahkan saat Bright dan Boat bekerja sama untuk menyelesaikan kuis kali ini, Mew tampak tidak peduli. Mew takut jika dia mengalihkan pandangannya sedetik pun, Gulf akan meninggalkan dirinya.

Gara-gara mimpi semalam, fokus Mew hari ini benar-benar tidak ada. Dia benar-benar takut jika mimpi itu jadi kenyataan.

“Bret, kayanya Pak Mew lagi ada masalah deh. Buktinya kita kerja sama kaya gini, dia enggak negur kita,” bisik Boat. Dia tidak ingin karena tindakan dan ucapannya yang terlalu keras, membuat Mew kembali fokus lalu menengur mereka.

“Biarin aja, yang penting sekarang kita selesaiin kuis ini dulu.” Bright kembali fokus pada jawaban-jawabannya.

Gulf mendengar ucapan Bright dan Boat, pemuda itu mengangkat wajahnya untuk melihat Mew sebentar. Saat pandangan mata mereka beradu, Mew refleks tersenyum manis pada Gulf.

Entah kenapa setelah menatap mata milik Gulf, Mew tidak merasa khawatir lagi dan mulai fokus pada kelasnya.

“Kuis hari ini selesai, kumpulkan lembar jawaban kalian sekarang juga!” ucapnya tegas. Sebenarnya Mew sudah tau bahwa muridnya banyak yang membawa contekan.

Beberapa dari mereka langsung mengeluarkan keringat dingin karena belum menjawab semua kuis itu. Bright dan Boat juga deg-degan parah, mereka menjawab sisanya dengan asal-asalan.

Setelah semua lembar jawaban kuis dikumpulkan, Mew membubarkan kelas hari ini dan meminta Gulf untuk membawakan kertas-kertas itu ke ruangannya.

“Kana,” panggil Mew saat Gulf izin pergi.

Gulf menatap mata milik Mew, dan pria itu seperti sedang memiliki masalah yang sangat rumit.

“Su su na Pak. Saya enggak tau apa masalah Bapak saat ini, semoga saja Bapak bisa menyelesaikannya dengan baik. Kalo begitu saya permisi Pak, selamat siang.”

“Selamat siang, Tua-Aeng.”

Mew tersenyum lega menatap punggung Gulf yang menghilang setelah pemuda itu keluar dari ruangannya.

Setelah keluar dari ruangan Mew, Gulf berencana ke kantin untuk menyusul sahabat-sahabatnya.

“Gulf!”

Gulf menoleh saat ada yang memanggil namanya, itu Kao teman sekelas Saint.

“Kenapa Phi?” tanyanya.

“Ikut gue yuk. Emm, gue disuruh Miss Eye buat ngajak lo diskusi tentang skripsi yang lagi gue buat.”

Gulf mengangguk dan mengikuti Kao ke perpustakaan utama. Kelas Gulf hari ini memang cuma satu, itu sebabnya dia tidak menolak ajakan Kao.




⚽️⚽️⚽️




Mereka berdua sudah dua jam berada di perpustakaan, tadi sebelum ke perpustakaan, Kao mengajak Gulf untuk makan siang di caffe milik pemuda itu.

“Emm, Phi Kao punya nomornya Bright? Gue mau pinjem ponselnya buat ngabarin dia, ponsel gue abis batre.”

Kao menggeleng, dia tidak mempunyai nomor ponsel teman Gulf selain Saint.

“Phi cuma punya nomornya Saint, Gulf bisa hubungi dia.”

Gulf mengambil ponsel milik Kao, lalu langsung menghubungi Saint. Semoga saja Saint sedang bersama Bright, Gulf hapal sekali tabiat Bright yang tidak akan mau makan sebelum dia melihat Gulf makan.

Cute Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang