Boneka 🐘

144 6 2
                                    

Langkah gue mendadak terhenti, gue melihat seseorang sedang menangis di sudut cafe.
"Bukannya itu Yanti ya?" Tapi ngapain disini sendirian, nangis pula. Gue mencoba menghampiri nya.

"Ti, Lo kenapa, ko Lo nangis sih?"

Dia kaget bukan main dan langsung buru-buru mengusap air matanya.

"Gue gak apa-apa ko Nay, Lo sendiri ngapain disini?"

"Gue tadinya mau janjian sama Kak Novra, tapi dari tadi belum nongol-nongol juga,"

"Betewe Lo kenapa, Lo ada masalah? Lo bisa cerita sama gue Ti, gue sahabat Lo. Gue akan selalu ada buat Lo,"

"Gue..gu..gue," ucapnya menjadi terbata-bata dan air matanya pun lolos membasi pipinya.
Gue memeluk dia mencoba untuk menenangkannya.

"Gak apa-apa kalau Lo mau nangis, nangis aja, biar hati dan pikiran Lo juga sedikit lega,"

Dia pun menangis sejadi jadinya, dan gue masih meluk dia, gue gak perduli pandangan orang lain ketika melihat kearah kita.

"Nay,"

"Iya Ti, kenapa?"

"Bokap gue," dia bercerita masih dalam keadaan sedikit menangis.

"Bokap gue ternyata sudah nikah lagi, "

"Hah," gue kaget mendengarnya.

"Iya, gue baru tau, gue mulai curiga dari bulan lalu, tapi gue gak bisa dapetin info apa-apa kecurigaan gue waktu itu belum terbukti. Dan kemarin gue nemuin buktinya sampai akhirnya Bokap gue jujur sama gue, gue kecewa Nay,"

"Lo tau Nay, dia nikah lagi waktu usia gue masih 5 tahun, dan dari pernikahan nya itu Bokap gue sudah punya 2 anak, anak pertamanya usianya sama dengan adik gue yg kedua,

"Gue yakin kenapa selama ini Nyokap gue sakit pasti gara-gara dia sudah tau kelakuan Bokap gue, dan dia lebih memendamnya sendiri. Gue kecewa Nay, gue kecewa!"

"Lo tau kan Nay, Nyokap gue sakit. Adik-adik gue masih kecil, bahkan mereka masih butuh sosok figur seorang ayah, tapi ternyata Bokap gue," tangis dia kemudian pecah.

"Dan ini alasan gue akhir-akhir ini sering bolos sekolah, adik gue yang paling kecil dua hari yg lalu sakit, gue cuma pengen Bokap gue ada nemenin adik gue, paling enggak bawa adik gue berobat, tapi ternyata apa Nay, dia lebih milih sama si Pelakor itu, gue benci Nay, gue benci bokap gue,"

"Sabar Ti, gue tau posisi Lo sekarang, gue juga gak nyangka bokap Lo bakalan Setega ini," gue pun ikut nangis karena jujur gue sakit hati dengernya, seandainya ini terjadi sama gue mungkin gue gak bisa sekuat dia.

"Nay, cuma Lo yang tau masalah ini, Lo jangan cerita ke siapa-siapa lagi ya, gue gak mau temen-temen di sekolah sampai tau tentang buruknya keluarga gue,"

"Iya Ti, gue janji. Gue gak bakalan bilang ke siapa-siapa,"

"Makasih ya Nay, Lo selalu ada buat gue,"

"Iya Ti, bukannya itu memang sudah seharusnya ya, pokonya sekarang Lo jangan sedih lagi, gue percaya Lo kuat,

"Lo mau sampai kapan di sini ?" Tanya gue

"Entah Nay, rasanya gue benci rumah,"

"Lo gak boleh gitu Ti, kalau Lo gak pulang adik-adik Lo siapa yang jaga? Nyokap Lo siapa yang rawat? Lo satu-satunya orang yg menjadi harapan mereka, Lo harus kuat, Lo gak boleh nunjukin rasa sedih dan kecewa Lo ke mereka,"

"Pulang ya, gue anter," bujuk gue

"Tapi bukannya Lo lagi janjian sama Kak Novra ya?"

"Udah tenang, sekarang gue anter dulu Lo pulang ya,"

I Love You Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang