08.

788 135 20
                                    

'Tidak bisa kabur darinya, siapapun dirimu, dengan sekeras apapun kau mencobanya'
✦•······················•✦•······················•✦

(Name) pov

Tidak ada yang special bbrp hari ini, kupikir Emma akan memberitahu kan tentang itu kepadaku. Ternyata tidak, huh.

Sambil menunggu kabar dari Emma, ku hanya bisa melakukan kegiatan ku seperti biasa. Tentu saja sambil menunggu kembalinya ingatanku sepenuhnya.

Yang aku ingat tentang dunia ini adalah, aku terlempar kedunia anime yang pernah aku nonton karna kesalahan seseorang.

Dan saat ini, ingatanku tentang dunia ini hanya 60% nya saja. Sial sekali diriku.

Mana ku terperangkap di tubuh yang lemah ini, double sial.

Plus, umur ku hanya selisih bbrp hari dari Ray, bisa saja ku dikirim duluan karna aku tidak sepintar trio semesta ini. Tripple sial.

Huh, sekarang ku harus menyiapkan rencana cadangan kalau ku dikirim duluan, yada yada— jangan sampaii. Aku malas berfikir lebih jauh lagi.

"Mendokusai" gumam ku secara tidak sadar yang membuat Gilda menengok kearahku.

"Ada apa (name)?" tanya Gilda sambil mendekatinya, "apa perban mu terbuka?" tanya nya lagi sambil mengecek belakang kepalaku.

Akupun menggelengkan kepalaku pelan, "un tidak, hanya saja aku malas mewarnai ini, lihat ini" tangan ku pun langsung mengambil buku gambar yang sempat ku taruh dipaha ku.

Yah setidaknya ku harus membuat Gilda dan Anna tidak curiga kepadaku. Cukup Norman, dan Ray yang membuatku pusing karna rasa curiganya.

(Name) pov end

Tanpa gadis gadis itu sadari, pemuda dengan surai hitam legam bermodel emo tersebut memperhatikan mereka. Ia mendengus melihat gadis yang dipantau nya akhir akhir ini justru tidak melakukan apapun.

Padahal ia yakin 100% bahwa (name) sedang menyembunyikan sesuatu. Sesuatu yang ia tidak tau walaupun ia memiliki ingatan semua tentang House.

"Biar aku yang berbicara pada Ray dan (name)" pemuda bersurai putih tersebut, "biar aku yang menjelaskan kenapa kau tidak kembali dan—"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Biar aku yang berbicara pada Ray dan (name)" pemuda bersurai putih tersebut, "biar aku yang menjelaskan kenapa kau tidak kembali dan—"

"Nande?" sela Ray yang tiba tiba hadir dibelakang mereka, tercetak jelas wajah terkejut mereka berdua melihat kehadiran Ray secara tiba tiba.

"Yo" dua huruf yang sangat (tidak) bermakna ya Ray?

"Maaf membuntuti kalian," katanya yang membuat Emma dan Norman terkejut, "sudah lama aku penasaran, jadi aku ingin bertanya pada kalian langsung" Sambung nya lalu memberikan sebuah buku pada Emma.

"Apa yang terjadi di gerbang malam itu? Saat kalian mengantar kelinci ke Conny" tanya Ray sambil menahan kedua temannya sekaligus keluarganya itu.

(Name) yang sedari tadi menguping dari atas pohon hanya tersenyum miring mendengar Introgasi yang sedang dilakukan bocah emo tersebut.

"Iblis.. Peternakan.. Mama adalah musuh..?" ulang nya sambil memasang pose berfikir, "bukankah itu buruk?"

"HEEE? CEPAT SEKALI MENGERTI NYA" seru Emma kaget.

'Andai kau tau, Ray sudah mengetahui semuanya jauh sebelum kau tau, baka Emma' dengus (name) berusaha untuk tidak menyahut agar tidak ketahuan.

"Aku terkejut betapa mudahnya kau percaya pada kami" gadis bersurai kuning - oranye tersebut menunjuk Ray dengan tatapan bingung.

Ray berkacak pinggang, menatap remeh kearah lawan bicaranya, "Tentu saja aku percaya karna Norman yg mengatakannya, beda lagi kalau Emma yang mengatakannya" jawabnya dengan nada meledek.

"Kalau kita mau kabur, ada bbrp masalah. Pertama, jumlah anaknya—"

"Tunggu!"

Saat pemuda tersebut ingin menjelaskan bbrp permasalahannya, Emma dengan cepat menyela omongannya, membuatnya terpaksa menghentikan ocehannya.

"Aku ingin lari bersama semuanya" Ujarnya membuat (name) menahan tawa nya, 'sudah kuduga ia akan senaif ini, pasti Ray akan marah' pikirnya masih nyimak.

Dan benar saja, bocah dengan gaya emo tersebut langsung mempertanyakan usulan Emma.

"Biar ku beri tahu kau satu hal,"

"Nani?"

"Kita tidak hanya sekedar lari dari sini, kita tidak tau apa yang ada didunia luar sana" Huh, rasanya (name) gemas ingin ikut berbicara.

Namun belum saat nya ia untuk ikut turun berbicara, akan merepotkan jika Emma mengetahuinya. Terlebih (name) baru saja sembuh dari luka beratnya.

Tetapi gadis dengan (h/c) tersebut tersenyum puas ketika mendengar ceramahan Ray yang ditujukan pada Emma.

Namun bukan Emma namanya kalo tidak ngeyel, (name) sudah menduga nya.

Satu kalimat yang sudah (name) tunggu tunggu, "Ayo kita rubah dunia ini"

TBC

NYAHAHAHA

KEMBALI LAGI BERSAMA TOMATO (≧∇≦)/

Yo hellow kawaii reader-chan~ how's your day?

Akhirnya tomato terlepas dr writer block gais, terharu hueueue /tepuk kaki/

Kyknya semoga readers nya gk banyak yg udh lumutan ya grgr tomato ngaret update nya. Ehe, gomen nee~

IDENTITY ; TPN x Reader Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang