09.

740 137 11
                                    

Satu kalimat yang sudah (name) tunggu tunggu, "Ayo kita rubah dunia ini"
✦•······················•✦•······················•✦

"Kita akan kabur bersama yang lainnya, bagaimna pun caranya!" seru emma tidak mau kalah, "Kalau tidak mau aku gak mau melakukannya! Gak mau!" Serunya sambil terus mengayunkan tangannya lalu pergi meninggalkan dua pemuda tersebut.

"Lakukan sesuatu pada si idiot yg satu ini. Dia sudah gila" seru Ray menunjuk punggung Emma dengan wajah kesalnya, Norman hanya tersenyum menanggapi omelan Ray, "kau benar, tapi aku senang dia sudah ceria lagi" ujarnya dengan sangat enteng.

"aku ingin kau menghentikan nya! Atau kalian berdua akan mati" jelas Ray terdengar sedikit mengancam, "dari awal kau tahu kan?" geram Ray menatap kesal lawan bicaranya.

"Emma menangis," Ray terhenyak mendengar penuturan Norman, "malam itu kupikir ia menangis ketakutan. Tetapi aku salah" (Name) yang menyimak hanya mengangkat sebelah alis nya bingung.

"Akulah yang takut mati, tetapi Emma, dia menangis takut keluarga kesayangannya mati"

"Hebat ya..? Masih dia berfikir untuk melindungi kita disaat saat seperti itu" Mendengar penuturan Norman, Ray kembali mengomel. Berusaha menjelaskan bahwa ia tetaplah salah.

"Hah!? Bukannya kau itu berbeda? Kau itu selalu tenang dan memikirkan opsi terbaik" protes Ray menatap jengkel kearah Norman. 

"LALU KENAPA!?" tangannya menarik kerah baju Norman, berteriak didepan pemuda tersebut.








"Karna aku mencintainya"







"Aku mencintai Emma, karna itulah aku ingin dia terus tersenyum" ujarnya lagi dengan senyuman lebar terlukis diwajahnya.

Clap! Clap! Clap!

Suara tepuk tangan nyaring menginterupsi perdebatan mereka, "subarashii~ kisah cinta yang mengharukan" ujar (name) dari atas pohon.

"(Name)!?" seru Norman dan Ray bersamaan, kaget akan kehadiran (name) secara tiba tiba.

Hup!

Gadis tersebut tersenyum ramah, "Yo, apa aku mengganggu?" tanya nya dengan senyuman lebar yang mendapatkan respon tidak mengenakan dari Ray.

"Apa yang kau rencanakan?" sela nya dengan tatapan mengintimidasi. Sontak gadis dengan perban di kepalanya langsung mengangkat tangan, "wow wow wow, begitu caramu memperlakukan teman kecil mu?" ujar (name) sambil cekikikan.

Norman yang sedari tadi diam ikut angkat bicara, "aku sependapat dengan Ray, sejujurnya apa yang kau rencanakan?"

(Name) hanya mengindikan bahu sebagai jawaban, "akupun tak tau, kau pikir aku punya rencana untuk kalian semua?" tanya (name) dengan nada arogan yang membuat Ray menggeram kesal.

"Kau-" tepat sebelum amarah Ray memuncak, (name) menaruh telapak tangannya diatas kepala Ray dan Norman.

"Aku percaya pada kalian dan rencana kalian, aku memang punya rencana tapi aku tidak akan mengganggu rencana kalian" tutur (name) lembut sambil mengacak acak rambut kedua pemuda tersebut.

Gadis dengan surai (h/c) tersebut mulai melangkah pergi sambil menyampaikan pesan singkat, "Rencanaku bukan untuk kalian dan tidak akan mempengaruhi rencana kalian berdua, kalian.. tenang saja" meskipun badan (name) lebih kecil dibanding kedua adik angkatnya, namun bahunya lah yang paling kuat. Begitu pikir mereka.

"Yang terakhir akan aku usahakan sih, aku juga gatau kedepannya" potongnya dengan nada tidak serius.




'Bohong, aku mengetahuinya dan sudah memprediksi nya'

Tbc

Alurnya terlalu cepet gk si?

IDENTITY ; TPN x Reader Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang