✿✿✿
Mobil itu sudah berada didepan sebuah rumah yang sangat mewah.
Anes tak menyangkan jika ini adalah rumah seorang Agra Arsenio, pasalnya ia sering melewati rumah ini namun dirinya tak pernah melihat sosok Agra.Rumah Agra ternyata satu arah dengan rumah Anes, sama sama di perumahan pondok indah. Namun, hanya blok saja yang membedakannya. Jika Anes di blok D, sedangkan Agra di blok A.
Anes sedikit tau tentang blok A, blok ini diisi oleh orang orang berada seperti para pejabat dan pebisnis hebat. Dengan harga yang memang terbilang sangat mahal, rumah - rumah di blok A memang sangat mewah, luas, dan mempesona. Tidak sepeti rumah diblok lainnya, yang hanya bertema minimalis, termasuk rumah Anes. Namun harus tetap bersyukur ya!
Tapi emang wajar saja jika ini rumah Agra. Toh Agra juga adalah keturunan Arsenio dan merupakan cucu dari pemilik Parviz school. Apalagi setau Anes, keluarga Agra juga memiliki sebuah perusahaan yang amat sukses. jadi, yaa Agra memang pantas tinggal di perumahan blok A ini.
Agra pun mengajak Anes untuk turun. Namun, saat Anes mau membuka pintu mobil, Agra menahannya.
"Udah biar gue gendong" ucapan Agra pun membuat Anes menggeleng.
"Ga! ga usah gra, gue bisa sendiri" jawab Anes.
"Pokoknya gua gendong"
"Gamau!
"Bodo amat"
"Kalo lo gendong gue. Gua gamau turun! Gue gamau belajar! Dan gue gamau ketemu lo lagi!" Ancam Anes membuat Agra menghela nafas kecil.
"Terus mau lo gimana, hm?" tanya Agra dengan dingin membuat Anes menjadi tegang.
"Gue bisa sendiri, ga usah di gendong"
"Yaudah" Jawab Agra sembari keluar dari mobil meninggal Anes.
Anes yang ditinggalkan pun terdiam sementara.
Kadang baik. Kadang jahat. Dasar aneh! batin Anes.
Anes pun memutuskan untuk segera menyusul Agra. Langkah Agra sungguh besar, Anes saja sampai tak mampu mengejarnya.
Huft...
Ini karna kaki gua sakit aja, coba ga sakit, pasti gue bisa nyusul tu bocah. batin Anes.
Saat mata Anes fokus pada jalanan —ia takut ada batu, mangkanya ia lebih fokus ke jalanan dari pada ke Agra— Tiba - tiba tanpa Anes sadari Agra sudah berada disampingnya dan Anes sontak terkejut kala ada sebuah tangan yang merangkul pundaknya.
"Gue bantu" ucap Agra dan tak dibalas oleh Anes.
Anes hanya diam sembari menahan detak jantungnya agar tidak lepas.
Kenapa si Ayah dokter spesialis kanker! Coba aja Ayah dokter spesialis jantung, pasti Anes udah nanya ke Ayah kenapa detak jantung Anes sering detak lebih cepat kalo lagi sama Agra, huft~ omel Anes dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever With Agra Arsenio
Roman pour Adolescents[16+] Hidup seorang Anesha Cindra Bella sang ratu basket berubah setelah adanya sebuah tantangan dari teman kecilnya, Aditya Askalaf. Ia harus menjalankan tantangannya untuk berdekatan selama 30 hari dengan seorang ketua OSIS di Parviz School, yaitu...