❝Batas durhaka dan membela diri sudah sangat tipis sekarang.❞
👣
"Mesinnya masih hidup?" tanya Kasih pada anggota tim, setengah berteriak.
Si dua detektif dan tim mereka dikejutkan penemuan mobil di sungai tak jauh dari sekolah. Mobil itu berwarna merah darah, persis seperti rekaman CCTV di jalan raya tempat Genta terbunuh. Plat mobil sudah dicopot. Kuncinya tergeletak begitu saja di kursi pengemudi.
"Tidak bisa, mbak. Lubang kuncinya sudah dirusak."
Kasih mengusap wajah. Ia memukul pundak Gunawan seraya berteriak frustrasi.
Anggota tim menaiki lembah sungai yang landai. Mereka membiarkan mobil merah itu teronggok membisu di sana. Tak ada jejak apapun yang bisa diambil. Mobil itu sepenuhnya kosong.
"Kalian sudah periksa badan mobilnya? Ada darah?" cecar Kasih.
Salah seorang anggota yang bertugas memotret melangkah maju. "Ada percikan darah di bagian depan dan di ban samping kiri. Agaknya ini adalah darah mendiang Genta."
Kasih menatap nanar foto-foto tersebut. Tak ada bukti signifikan yang bisa mereka dapat. Siapa yang bisa merencanakan semuanya serapi itu?
👣
"Kami akan terus melanjutkan investigasi, Abel."
Pernyataan mutlak Kasih membuat Abel meneguk ludah. Siswi itu menggigit bibir. "Tidak bisakah Anda pertimbangkan fakta yang saya berikan?"
Abel telah membawa Kasih mengelilingi laboratorium kimia. Ia menunjukkan hal-hal yang ia temui bersama Panca malam itu. Namun, pandangan sayu dan kantung mata hitam Kasih seolah berteriak tidak peduli.
Detektif wanita tersebut kini menunjuk jejak darah di dekat lemari. "Jejak darah ini sesuai dengan sepatumu, Abel. Ini lebih konkret dibanding hipotesis atau teorimu itu."
Abel memutar bola mata. Ia sungguh sebal. Detektif di hadapannya itu mengangkat wajah angkuh. Dalam pandangan Abel, Kasih tampak senang memojokkannya.
Kejadian Vela kemarin bercampur aduk di dalam kepala Abel. Investigasi terus berjalan walau sekarang nyawa mereka sepertinya diancam seseorang. Bagaimana pun, Abel tak boleh dijadikan tersangka berpotensi.
"Dheya juga punya sepatu yang sama."
Karena siapa pun bisa terbunuh sekarang.
"Benarkah?" Kasih mengangkat kedua alis.
KAMU SEDANG MEMBACA
12 Cara Berdalih
Mystery / Thriller❝Bahkan kematian tidak bisa menyelesaikan kekacauan ini.❞ Apa yang lebih mengerikan selain mendapati orang yang kau kenal terbunuh mengenaskan? Panca menyaksikan sendiri tubuh wali kelasnya teronggok tak bernyawa. Kini ia dan sebelas teman sekelasny...