2. Meet

1.2K 155 20
                                    

Dengan penuh semangat Hinata membersihkan ruangan demi ruangan di kantor itu, ada yang bilang boss mereka akan mengunjungi gedung ini nanti maka dari itu Hinata harus bekerja lebih keras agar dia tidak di rumahkan segera.

“Nat, nantik kalau udah tolong ruangan gue ya?” seorang wanita cantik berambut pirang menghampiri Hinata. Gadis cantik itu mengangkat jempolnya.

“Oke aman,”

“Ruangan gue juga ya Nat,”

“Siap, antri ya..”

Hinata tersenyum cerah sambil mengepel satu persatu ruangan di sana, memang yang bekerja menjadi officegirl bukan hanya Hinata tapi yang punya sikap sabar dan tahan banting itu hanya Hinata. Mereka suka meminta tolong pada Hinata karena gadis itu tidak pernah marah atau protes, gadis itu selalu tertawa dan juga membuat suasana lebih hidup.

Mungkin manusia dengan IQ setengah jongkok seperti Hinata memiliki suatu anugrah istimewa dimana keberadaannya mampu membuat siapapun bahagia.

“Lo kapan sih lulus kuliah? Gak capek jadi OB mulu, buruan gih skripsian.” Deidara berjalan melewati Hinata sambil menenteng beberapa berkas.

“Sebenernya gue capek, Cuma lo tau kan nyusun skripsi itu gak gampang? Di revisi mulu heran gue juga.”

“Makanya yang teliti jadi manusia!!” Gaara datang sambil membawa beberapa kardus kertas tak terpakai untuk di bawa ke gudang.

“Yee aku udah teliti Kak, emangnya aku nih kurang apa? Cantik iya, pinter iya, baik iya dasar dosennya aja yang pilih kasih.” Dengus Hinata sambil menghentak-hentakkan pelnya.

“Gak ada sejaranya dosen pilih kasih, lo aja yang bego!” Sasori datang sambil menyentil dahi Hinata. Sasori adalah karyawan tetap di sini, dia cukup dekat dengan Hinata karena kebetulan apartemen mereka bersebelahan.

“Gue tuh belajar Kak! Emang dasar materinya aja yang gak mau masuk ke kepala!!” sungut Hinata kesal. Hey apakah Sasori tidak tau perjuangan Hinata menghafal materi setiap hari sejak dulu?

“Ya gimana mau hapal kalau lo ngapal sambil dengerin lagu Korea? Gimana mau paham kalau kerjaannya mantengin sosmed nya Oh Sehun nunggu dia up padahal udah di goshting dari dulu?”

“Kak…”

“Apa? Gue salah kah?”

Hinata mencebikkan bibirnya kesal, “Ya enggak,” lirihnya pelan.

Jawab Hinata itu mengundang gelak tawa diantara mereka, gadis itu menggembungkan pipinya kesal. “Ngapa malah pada ketawa sih??! Emangnya salah gue jatuh cinta?” sungutnya kesal.

“Gak salah Nat, yang salah itu kamu jatuh cinta sama orang yang bahkan gak tau kamu hidup!”

Jleb, jawabn Gaara menusuk lambung hingga tembus tenggorokan.

Hinata mendengus lalu kembali melanjutkan pekerjaannya, “Bodo amat lah!!!”

***

Sesuai jadwal hari ini Naruto pergi mengunjungi salah satu anak perusahaannya yang ada di distrik Tokyo, dia sudah menyelesaikan pertemuan dengan kliennya sekarang tinggal waktu kunjungan. Hampir empat bulan lamanya Naruto tidak datang ke sana.

“Jadi di sana ada beberapa karyawan baru?” Naruto memasuki mobil di ikuti Shikamaru yang merupakan asistennya.

“Iya, kemaren Sasuke udah laporan ke gue ada beberapa orang baru, di bagian staf kebersihkan doang bukan bagian penting.” jawab Shikamaru, Naruto mengangguk paham. Pria tampan itu memilih untuk tidur selagi mereka dalam perjalanan ke Tokyo, dia terlalu lelah hari ini. Ada banyak hal yang harus ia tangani seorang diri dan itu cukup melelahkan.

“Lo betah banget sih sendiri, gak capek?”

Naruto yang paham kemana arah pembicaraan Shikamaru memilih untuk diam dan menutup wajahnya dengan tangan. “Lo mungkin betah sendirian, selamanya juga kayanya lo betah tapi gimana sama Hima? Mau sampe kapan lo ngebiarin dia tumbuh di penitipan?” tukas Shikamaru, pemuda pecinta tidur itu menatap teman sekaligus bosnya itu kesal. Dia selalu memberi wajengan-wajengan penting kepada Naruto tapi pemuda itu selalu mengabaikannya.

“Shika gue males bahas ini,”

“Males terus, sampe kapan? Sampe anak lo gede dan ngerasa tumbuh sendirian?”

Naruto terdiam sejenak lalu menghela nafas, “Asal lo tau ya nikah itu bukan urusan gampang.”

“Siapa juga yang bilang nikah itu gampang?” sinis Shikamaru tak terima, “Lo aja yang gak paham.”

“Terserah lah ya anjing gue ngantuk!”

“Cih,” Shikamaru berdecih pelan. Selalu saja seperti itu ketika dia membahas pernikahan dengan Naruto. Dia bukan tidak tau seperti apa kelamnya sejarah kehidupan Naruto tapi tetap saja, Shikamaru sebagai sahabatnya berkewajiban menyadarkannya juga. Naruto terlalu terbelenggu dengan lingkaran masalalunya.

“Jangan aja lo nyesel ntar,”

***

Hinata selesai membersihkan ruangan sesuai perintah, gadis cantik itu harus bergegas ke kampus atau dia akan kena masalah karena beberapa kali terlambat dalam minggu ini. Padahal untuk pertama kalinya sejak ia bekerja dia akan bertemu bosnya tapi sepertinya waktu belum mengizinkannya.

“Kak, ini beneran gapapa aku balik?” Hinata menghampiri Gaara yang terlihat membereskan beberapa barang.

“Iya santai aja lagian jam kerja lo kan udah abis,” 

“Iya tapi kan bos mau ke sini, masa gue skip ketemu dia?” sejatinya Hinata ragu tapi dia tidak punya pilihan. Kuliahnya juga sama pentingnya dengan pekerjaan ini.

“Lo mau ngulang lagi tahun ini?” Gaara menghentikan kegiatannya lalu menatap Hinata kesal.

Gadis itu mendelik lalu menggeleng, “Gak Kak makasih! Cukup dua tahun aja gue ngulang.” Hinata langsung menyandang tasnya dan keluar ruangan. “Oh ya salamin ya ntar ke Pak bos, minta maaf nggak bisa nemuin.”

“Iye iye buruan ih, kesiangan lo ntar!!!”
“Oke bos siap!”

Hinata berlari keluar ruangan dengan semangat, di perjalanan dia menyapa teman-temannya yang kebetulan berselisihan jalan.

“Mau kemana Nat??” tanya Deidara setengah memekik.

“Kampus, gue skip dulu ketemu pak bosnya!”

Deidara menggeleng pelan, dia heran dengan gadis satu itu. Usianya sudah hampir dua puluh empat tahun tapi masih bertingkah seperti anak tujuh belas tahun, dulu sewaktu pertama bertemu Deidara mengira Hinata adalah anak SMA yang bekerja part time.

“Itu manusia makannya apa sih?” gumam Deidara sambil tertawa kecil.

***

Di perjalanan Hinata tak sengaja melihat sosok anak kecil yang sedang berlari ketakutan, anak kecil berambut keunguan dan sangat mainis.

Hinata mendelik saat dari kejauhan dia melihat dua orang lelaki mengejar balita itu, “Tolong!!!” sambil menangis balita itu berlari, langkah kakinya yang tak seberapa itu membuatnya terlihat mengenaskan.

Kaki Hinata bergerak secara refleks, dia menghampiri dan memeluk balita itu erat lalu membawanya lari sekencang-kencangnya.

“TOLONG!! PAPA TOLONG HIMA!!!”

Balita itu menangis hebat berusaha turun dari dekapan Hinata, “Cantik jangan banyak gerak, nantik kamu ketangkem oom jahat itu! Tante bakal selamatin kamu.”

Balita itu menatap Hinata dengan mata berkaca-kaca, sedangkan di belakang mereka dua orang berbadan besar itu kian kencang berlari.

“Hima mau ketemu Papa…”




Next____

Halo?

Kelamaan up nih kayanya😂
Sibuk lebaran terus ketumbur jam kerja yang gd cuti jadi lupa up, sorry ya..

Btw maaf lahir batin guys🙏
Maaf untuk salah kata, salah bicara atau salah mencinta🙏😂

MAMA | Hyuuga Hinata✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang