01 || Buku bergambar?!

52.4K 3.7K 137
                                    

Seorang wanita tengah menatap dirinya di cermin dengan wajah yang pucat seolah tak percaya, beberapa kali wanita itu terus menyentuh wajahnya untuk memastikan sesuatu. Tapi apa yang dia pastikan?

"TIDAK MUNGKIN!" Teriaknya tak percaya.

Ia kembali kembali mencuci wajah dengan air yang di bawakan para pelayan barusan padanya. Lalu dirinya kembali berkaca dan memastikan sesuatu lagi dan lagi.

"Tidak mungkin, ini bukan wajahku! Sudah berapa kali ku cuci dan ku gosok pun ini benar-benar bukan wajahku!"-batin Wanita itu.

"Tempat apa ini? Mengapa aku bisa ada di sini?!" Gumamnya.

Ia kembali mendudukkan dirinya ke kasur dan mengingat-ingat apa yang terjadi.

Flashback On.

Sila POV (On).
Aku adalah seorang berbakat yang memenangkan sabuk hitam taekwondo, Umurku bahkan baru mencapai 20 tahun. Dan aku adalah mahasiswa jurusan Seni.

Aku adalah anak yatim piatu tanpa orang tua., Sebenarnya aku tidak ingat dan tidak tahu siapa orang tua ku. Karna yang aku ingat hanya aku di usia 8 tahun. Aku tidak mengingat apa pun lagi di usia ku yang ke 8 tahun ke bawah. Mungkinkah aku hilang ingatan?

Dengan kerja keras akhirnya aku bisa bersekolah dan berkuliah., Bahkan aku bisa memenangkan sabuk hitam taekwondo.

Suatu hari saat aku pulang kuliah., Seorang anak menjatuhkan buku bergambar miliknya. Aku sudah memanggil anak itu berkali-kali, tapi anak itu sama sekali tidak mendengar ku. Apa dia tuli?

"Hey dik?! Hey? Buku mu jatuh! Hey?" Teriakku.

Benar-benar anak nakal, apa dia buru-buru?

Akhirnya aku pun mengambil buku bergambar itu dan memeriksa bagian sampulnya. Buku yang cukup tebal namun terlihat usang. Aku membalikkan buku itu dan menemukan sebuah kata-kata di sana.

'Jangan membacanya!'

Karna tulisan itu, justru aku semakin ingin membacanya. Dengan eskpresi mengerikan di wajah ku, aku mulai membukanya. Namun keadaan seolah tidak memihak padaku, hujan lebat tiba-tiba menghampiri ku. Langsung saja aku berlari untuk pulang ke tempatku.

Saat sampai di sana, aku memutuskan untuk mandi dan membersihkan diri. Setelah itu aku mulai mengeringkan rambut ku. Namun tiba-tiba saja tatapan ku jatuh pada buku yang tadi ku bawa.

Aku mulai berjalan mendekati buku itu dan duduk tepat di meja belajar ku. Aku mulai membuka bukunya dan membacanya.

Buku bergambar itu di penuhi dengan gambar seorang wanita cantik dengan rambut perak., Untuk ukuran anak kecil sepertinya, gambarnya ini benar-benar bagus.

Aku terus membaca ceritanya tanpa lelah. Sulit di percaya, anak itu menulis cerita ini? Benar-benar cerita yang menguras emosi. Aku harus mengacungkan jempol ku padanya.

Di sana tertulis tentang seorang wanita bernama Sila, namanya sama dengan ku. Wanita itu adalah Duchess Nixton. Dia adalah wanita yang menyedihkan, sifat kurang percaya diri dan susah bergaul serta tidak suka merawat diri. Wanita itu di benci oleh suaminya sendiri. Dan akhirnya suaminya menikahi istri kedua.

"Wahh, benar-benar menguras emosi, apa Wanita ini bodoh? Padahal dia cantik, mengapa dia tidak percaya diri? Apa karna dia tidak merawat dirinya?"

Aku melanjutkan bacaan itu hingga selesai, harus ku akui. Buku ini sukses membuat ku hilang kendali karna emosi. Entah sudah berapa bolpoin yang ku patahkan hanya karna ceritanya.

Bagaimana tidak? Di balik sifatnya, wanita itu ternyata memiliki anak laki-laki, dan dia sama sekali tidak memedulikan anaknya sendiri karna terlalu memikirkan dirinya yang menjadi jelek tak terawat.

"Ck., Memang penampilan itu yang terpenting. Sudah tahu begini, mengapa kau tidak coba berdandan bodoh?! Wanita menyebalkan! Sudahlah! Aku malas membacanya lagi! Jika terus membacanya maka aku akan menjadi miskin karna kekurangan bolpoin!" Geram ku.

Karna terus merasa emosi, aku pun memilih untuk tertidur dan melupakan emosi ku sejenak.

"Haahh., Selamat malam dunia tipu-tipu..." -batin ku.

Sila POV(Off).

Flashback Off.

"Tidak! Apa yang pelayan tadi katakan? Katanya aku Duchess Sila? Tunggu., Di pikir-pikir kelakuan mereka padaku sangat buruk. Benarkah aku adalah Duchess?" Gumam Sila.

Sila terus berpikir keras mengenai keadaanya saat ini.

"Tapi, rambut Perak dan mata ini.., mengapa mengingatkan aku akan sesuatu?"

Tok Tok Tok.

Sebuah ketukan sukses mengalihkan perhatian Sila, ia pun segera menengok ke arah pintu dengan raut wajah kesalnya.

"Ck, siapa lagi itu? Tidak bisa lihat aku bersantai sebentar ya?" -batin Sila.

Krieett....

"Duchess., Duke dan nyonya Sona akan pergi ke pesta dansa kerajaan. Jadi anda tidak perlu menunggu." Ucap pelayan yang tiba-tiba masuk tanpa di beri izin.

"Lihat, padahal aku belum mengizinkannya masuk. Benar-benar minta di beri pelajaran ya?" -batin Sila kesal.

"Hey kau? Kemari." Ucap Sila dengan raut wajah datarnya.

Pelayan itu tersentak dan langsung menatap Sila terang-terangan seolah menantang.

"Wahh., Lihat tatapannya. Kau pikir aku akan diam saja saat kau memperlakukan aku seperti ini huh?" -batin Sila.

Dengan geram, Sila mulai bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah pelayan itu, tentu saja pelayan itu masih menatapnya dengan tatapan yang sama.

Plak!

Saat sampai di sana, langsung saja Sila menampar keras pipi pelayan itu hingga pelayan itu jatuh tersungkur ke lantai dengan wajah yang merah menyala.

"Rasakan sialan, apa kau meremehkan pukulan seorang yang ahli taekwondo seperti ku?" -batin Sila Puas.

"Apa aku sudah mengizinkan mu masuk?" Tanya Sila dengan ekspresi dinginnya.

Pelayan itu di buat terkejut dengan tubuh yang bergetar ketika melihat tatapan membunuh yang di lontarkan Sila padanya.

"S-saya..."

Sila berjongkok dan menyentuh dagu pelayan di depannya lalu meremasnya kuat sambil terus menatapnya dingin tanpa ekspresi.

"Ke depannya, aku tidak ingin melihat ke kurangajaran ini lagi, atau kau benar-benar tamat di tanganku. Mengerti?!" Tanya Sila sambil menghempaskan dagu pelayan di depannya.

"S-saya.., saya m-mengerti Duchess!" Ucapnya dengan tubuh bergetar takut.

"Pergi!" Tegas Sila.

"B-baik."

Brak!

Pelayan itu langsung berlari keluar meninggalkan Sila yang masih terdiam di tempat. Setelah kepergiannya tubuh Sila benar-benar di buat bergetar.

"Pfffft... Hahahaha! Hahahaal! Rasakan! Mungkin kau bisa kurang ajar pada pemilik tubuh ini, tapi tidak dengan ku." Ucap Sila puas.

"Hahhh... Duchess Sila? Mengapa kau bodoh sekali? Padahal kau cantik dengan rambut perak ini. Tapi malah tidak percaya diri."

Bersambung.......

VOTE yang menentukan UPDATE.

Permintaan Perceraian, DUCHESS || TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang