23 || Ibu Sejati

17.5K 2.5K 166
                                    


Sila menatap kosong tubuh Noel lalu mengulurkan tangannya untuk mengelus rambut Noel. "Tolong persiapkan semuanya, aku akan memberikan semua mana ku pada Noel." Ujar Sila.

"Sila?! Apa yang kau kataka-" ucap Avel terpotong.

"Apa kau bisa melihatnya menderita seperti ini?" Tanya Sila sembari mengalihkan tatapannya pada Avel. "Mungkin kau bisa, karna sejak awal kau tidak pernah perduli atau benar-benar menyayangi kami, namun aku berbeda Avel. Aku tidak bisa., Aku tidak bisa melihatnya menderita seperti ini."

Avel terdiam.

"Lalu bagaimana dengan mu?" Tanya Avel.

"Rasa sakit yang ada di hati begitu menyakitkan dan lebih berbahaya. Seperti racun yang menyebar ke seluruh tubuh, seperti bir atau obat-obatan yang merusak kerja otak, serta seperti neraka yang ingin segera kau tinggalkan. Dan satu-satunya cara adalah dengan membunuh dirimu sendiri." Ujar Sila.

"........."

"Dari pada aku membunuh diriku sendiri, akan lebih baik jika aku mengorbankan diriku untuk Noel..."

Avel memejamkan matanya tak kuat. "Tidak..., Kau yang memutuskan untuk mencintai dan mengejar ku, lalu kau sendiri yang putuskan untuk berkorban dan melupakan aku. Mengapa kau tidak membiarkan aku melakukan sesuatu Sila?" batin Avel sakit. "Kau Egois.."

"Jangan lakukan itu..., Aku akan memohon padamu." Ujar Avel sendu.

Sila tersenyum kecut menatap Noel sembari mengelus pucuk kepalanya. "Seorang Ibu bisa melakukan apa pun demi anaknya, aku rela mati demi Noel." Ujar Sila.

"Mengapa? Mengapa semua ini terjadi? Aku baru saja merasakan arti dari keluarga, dan kau ingin mengambilnya kembali dariku? Benar-benar lelucon yang tidak lucu sama sekali, Tuhan." -batin Avel.

"Tolong., Ini permohonan untuk pertama dan terakhir ku padamu Avel. Tolong jaga Noel., Jangan biarkan dia kesepian, jangan biarkan dia mengingat aku. Jangan biarkan hiks." Ujar Sila kembali menangis.

"Apa yang kau katakan Sila?! Aku tidak akan mengizinkan mu melakukan itu! Noel membutuhkan mu! Kau harus ada di sampingnya!" Ujar Avel marah.

"Itu tidak mungkin!" Teriak Sila. "Tidak ada waktu lagi, bukan cuma Noel yang sakit di sini Avel, aku juga! Aku sakit., Aku sakit melihat putra ku menderita, setidaknya dengan ini putra ku akan baik-baik saja."

Avel tak sanggup mendengar penuturan Sila, ia pun akhirnya menarik Sila ke pelukannya, memeluknya erat seolah takut kehilangan Sila.

"Tidak., Tidak ada yang di perbolehkan pergi mau kau ataupun Noel. Aku akan mencari cara untuk menyembuhkan Noel." Ucap Avel dengan tubuh bergetarnya.

"Kau tidak mengerti Avel, ini tentang sihirnya. Mananya sama dengan ku-"

"Tidak! Tidak ada yang di perbolehkan pergi! Kau ataupun Noel akan tetap di sini! Ini perintah!" Tekan Avel.

Lagi-lagi Sila di buat menangis. "Bahkan perintah mu tidak akan berlaku di bawah perintah tuhan Avel.,"

Avel terdiam cukup lama.

"Tuhan? Apa kau kira hidup ku ini sebuah lelucon? Apa kau begitu senang memainkan aku? Kau sengaja menunjukkan arti kasih sayang keluarga padaku, dan dalam sekejap kau mengambilnya kembali sebelum aku benar-benar merasakannya. Apa ini menyenangkan bagi mu?" -batin Avel.

"Ini., Ini adalah buku yang menjelaskan cara untuk menyalurkan mana ke tubuh seseorang. Mungkin ini akan membantu." Ujar dokter itu sembari memberikan sebuah buku pada Sila.

Sila mengambil buku itu dengan tangan bergetar, sementara Avel mulai gusar di tempat. Apakah ini adalah akhir? Apa pada akhirnya semua akan berakhir di sini?

Permintaan Perceraian, DUCHESS || TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang