Ketidak Sengajaan

5K 471 69
                                    

Jeno menatap cincin ditanganya lalu ia melihat Jaemin yang tertidur di kasur dengan balutan kain di kakinya. Semua temannya sudah pulang, Renjun yang membawa Haechan kerumah sakit, sedangkan Mark, Chenle dan Jisung mengikuti Renjun. Hanya menyisahkan Lia yang mengompres kaki Jaemin.

"Gausah diliatin terus kali Jen,gabakal hilang kok itu cincinnya" Jeno dengan cepat menyembunyikan tangannya lalu menatap Lia sinis.

"Udah ya gua balik ah, mau ke Haechan" Ucap Lia tapi dengan cepat Jeno menahan tangan Lia. Membuat wanita itu menatapnya. Manik mata mereka bertemu dan entah mengapa jantung Lia berdetak lebih cepet.

Ia akui bahwa dirinya memang menaruh rasa pada pria dihadapannya, tapi ia sama sekali tidak menyangka bahwa ditatap oleh mas crush akan separah ini.

"K-kenapa?" Entah kenapa Lia merasa gugup. Jeno melepas genggaman tangannya lalu mebalik wanita itu dan memasangkan kalung dileher Lia.

"Kalung lu jatuh Li, kebiasaan ceroboh" Ucapnya, Lia memegang kalungnya yang jatuh dengan degupan jantung yang kencang, ia sendiri sampai was-was kalau saja Jeno mendengar detak jantungnya.

"Ekhm oke" Sebisa mungkin Lia menutupi rona diwajahnya.

"Dah sana balik salam buat Haechan ya Li" Lia mengangguk dan melangkahkan pergi, wanita itu berhenti ia berbalik dan melihat Jeno yang tetap diam ditempatnya tersenyum sambil melambaikan tangan, Ia memilih berbalik kembali untuk melangkah keluar rumah Jeno.

---

Dari kejauhan Yuna merasa bersalah sama Jaemin, ia menggigit tangannya yang gemetar.

---

"Kamar Jung Haechan" Ucap Lia, gadis itu sudah berada di rumah sakit dimana Haechan berada.
Tangannya sudah membawa bungan dan buah-buahan khas orang yang sedang mengunjungi temannya sakit.

Disana hanya tinggal Mark dan Renjun yang menjaga Haechan sudah Lia pastikan bahwa Jisung dan Chenle memilih pulang.

"Masih betah ajah lo berdua" Ucap Lia menaruh bunga dan buah-buahan di sofa. Mark dan Renjun menatap Lia.

"Renjun gamau pulang" Balas Mark, Lia tertawa keras hingga membuat Haechan bergerak dengan cepat Lia menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

"Tawa lo gede banget napa Li" Ucap Renjun.

"Lagian lu, udah napa Jun terima cintanya Mark" Renjun menatap Mark yang mengangguk dan mengedipkan matanya.

"Denger ya Li, mengap harus pacaran kalo temenan ajah bisa rasa pacaran?" Jawan Renjun sambil mengedipkan matanya ke Mark. cepat membuat Lia menggeleng.

"Dah sana lo pulang gih, biar Haechan gua yang jaga" Renjun mengangguk dan mengambil tasnya, ia melihat mark mengikutinya pun mentap Mark aneh.

"Lo ngapain ngikutin gue?" Tanya Renjun.

"Mau nganterin lo pulang" Jawabnya cepat. Renjun hanya mengangguk dan merekapun pergi meninggalkan Lia bersama Haechan.

"Chan lo pernah bilang sama gua untuk jangan terlalu baper sama Jeno?" Wanita itu mentap sahabatnya yang tertidur.

"Dan kayanya gua sama kaya lo Chan" Lia berhenti berbicara lalu menggenggam tangan Haechan.

"Gua gua suka Jeno Chan, tapi gua bukan lu yang nyerah sama cinta lo sendiri, gua akan rebut dan membuat Jeno jadi milik gua, walaupun gue harus mengorbankan adik gue"

---

Karina tertawa keras saat mendengar ucapan Yuna kalau Jaemin kecelakaan, ia mentap foto Jeno, kakanya. Lia memberitahu bahwa sebenarbya Jeno diam-diam suka padanya, hanya saja Jaemin menghalanginya itu kata kakanya.

"Bagus Yuna, sesuai janji lu gua bakal bebasin orang tua lu" Ucap karina dan langsung menelepon salah satu bawahan papinya.

"Karina apa ini ga keterlaluan?" Karina mentap Yuna dengan tatapan marah.

"LO PIKIR YANG GUE LAKUIN ITU KETERLALUAN? YANG KETERLALUAN ITU JAEMIN! GARA-GARA ADA DIA JENO HARUS NAHAN RASA SUKANYA SAMA GUA" Yuna mentap Karina, wanita didepannya sangat berbeda dengan Karina yang ia kenal dulu.

Yuna menginat bagaimana Jeno membawa Jaemin dan merawatnya, ia yakin kaka karina pasti berbohong. Tak mau ambil pusing Yuna memilih pulang untuk menyambut kedua orang tuanya.

---

Jeno membuka baju Jaemin berniat untuk mengganti pakainnya dengan pakaian yang wangi dan bersi, tidak lupa ia membawa air hangat, gerakannya terhenti saat Jaemim memegang pergelangan tanganya.

"Lo mau ngapain No?" Tanya Jaemin dengan suara khas bangun tidur.

"Mau buka baju lo" Jawabnya polos, mendengar itu Jaemin langsung menyilangkan tangannya di depan dadanya.

"Ngadi-ngadi lo"

"Kan lo sakit yaudah gua gantiin ajah baju lo" Jaemin dengan cepat memukul pala Jeno dengan bantal guling.

"Yang sakit itu kaki gua no tangan gua masih bisa berfungsi buat ganti baju" Jeno menahan badan Jaemin saat pria itu berusa untuk duduk.

"Udah biar gua aja" Jeno tetap kekeh pada pendiriannya ingin menggantikan baju Na Jaemin. Jaemin menggeleng.

"Ga usah No"

"Gua ajah" Jeno menarik baju Jaemin paksa dan itu membuat baju milik sahabatnya robek akibat ulah Jeno. Jaemin mentap Jeno dengan kalap emosi ia mengambil remot acnya dan melempar ke arah Jeno.

---

Disinilah Jeno menjadi pelayan sohibnya Na Jaemin.

"Kupasin yang bener, liat no kulit apelnya masih ada yang nempel" Ucap Jaemin sambil melihatkan setitik kulit apel yang tertinggal, Jeno mengangguk.

"Jen ambilin minum" Ucap Jaemin, Jeno berdiri dan mengambil mimum yang ada di mejanya tapi pergerakan ia berhenti karena.

"Mau yang ada rasanya dan dingin" Jaemin yang berulah lagi menyuruhnya. Sudah habis kesabaran seorang Lee Jeno, hampir sejam Jeno menuruti kemauan temannya, Jeno juga sudah meminta maaf juga tetapi Jaeminnya masih saja membuatnya esmosi.

Dengan cepat ia mengambil garpu ditangan Jaemin dan menidurinya disofa dengan kedua tangannya yang mencengkal pergelangan tangan Jaemin, kaki milik sudah berada diantara kedua kaki sohibnya ini. Jaemin shock bahkan ia tiba-tiba menjadi beku.

"Udahin permainan lo atau lo gua perkosa sekarang juga" Ucapan Jeno membuat Jaemin seketika merasa tersuduti. Ia merasa dirinya menjadi seorang perawan yang rapuh.

Bola mata Jaemin menggeliat kesegala arah. "O-oke m-maaf" Entah ia bingung dengan dirinya sendiri. Raganya menolak tapi hatinya berkata ia ingin lebih. Jaemin juga merasa aneh akan perasaannya kepada oknum diatasnya ini.

Ia bingung antara sayang sebagai sahabat atau sayang yang lain. Kekasih misalnya? Jaemin sendiri bingung.

"Gadenger gua Na" Jeno mentap manik mata Jaemin yang bulat seketika genggaman tangannya keJaemin melemah. Ia terpana mengapa Jaemin sangat manis saat dari dekat Jeno baru tau itu.

Matanya mentap bibie tipis milik sahabtnya, lalu kebali ke pupil mata Na Jaemin. Ia degdegan seketika saat melihat bibir itu lagi. Ingin rasanya Jeno mencicipinya.

"Na" Suara serak Jeno membuat Jaemin terkejut.

Cup

Dengan cepat Jeno mencium bibir Jaemin, Jaemin mengerjabkan matanya berulang kali, ia masih mencerna tingkah Jeno saat tersadar dengan cepat Jaemin meninju wajah Jeno hingga membuat oknum dominan itu terhuyung ke bawah.

Jaemin langsung berjalan dengan kaki pincangnya Jeno yang melihat itu reflek ingin membatu Jaemin, tapi Jaemin menghempas kan tangan milik sohibnya membuat Jeno diam mengamati hingga punggung Jaemin terhalang oleh pintu kamar yang di tutup rapat-rapat

---

Jangan lupa vote ya..

Dan maaf kalo typo2 bertebaran karna aku orangnya malesan wkwkwk

See U :*

Friend Or Boy friends [Nomin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang