-29-

46.2K 5.3K 318
                                    

Kehidupan keluarga Pak Yanto sedikit banyak berubah saat Winda dan Bagus dinyatakan resmi bercerai setelah hampir enam bulan berproses. Bahkan kini Winda sudah bekerja di sebuah bank swasta sesuai dengan bidang yang ditekuninya sebelum menikah dulu.

Pak Yanto dan Bu Susi menerima keputusan anak pertamanya dengan cukup berlapang dada, mereka tidak bisa memaksa kehendak putrinya untuk tetap bertahan di rumah tangga yang sudah tidak sehat lagi. Terlebih Bagus telah mengakui kesalahannya mengkhianati kepercayaan Winda, berkali-kali dia meminta maaf dan kesempatan pada Winda namun sakit hati Winda tidak bisa disembuhkan hanya dengan sekedar kata maaf dari Bagus. Winda juga memastikan kalau anak-anak mereka tidak akan kehilangan kasih sayang dari kedua orang tuanya, karena Winda juga tidak melarang Bagus untuk menemui anak-anak kapan pun itu.

Wening bahkan sempat ingin keluar dari pekerjaannya yang notabennya usaha milik Bagus, kekecewaan dan marah terhadap mantan iparnya itu tidak bisa Wening sembunyikan. Namun karena Pak Yanto juga pemilik saham terbesar di koperasi tersebut, maka Pak Yanto melarangnya untuk melepas pekerjaan itu.

"Mel, tolong pembukuan kasnya ya? Kemarin setengah dari saham Mas Bagus jadi diambil ya?" Pinta Wening pada Amel yang tetap menjadi partner kerjanya, walaupun kini sudah menjadi istri seorang pejabat desa.

"Jadi Mbak. Biarin aja, lama-lama habis tuh sahamnya dia di sini. Secara punya Bapaknya Mbak Wening sama Bapakku sudah setengah sendiri lho, goblok emang Omku satu itu, Tante Winda yang sebaik itu aja masih dikhianati." Omel Amel yang masih belum terima akan kelakuan adik dari bapaknya itu. Bahkan Amel sempat merasa canggung dengan Wening lantaran tidak enak hati akan kelakuan omnya pada kakak Wening.

"Ya sudah, mungkin emang Mbak Winda nggak berjodoh sama om-mu. Jangan emosi terus, nggak baik buat program hamil." Goda Wening, namun membuat Amel merengut.

"Mbuh lah Mbak. Capek aku, baru juga nikah empat bulanan tapi mertuaku udah bingung aku nggak hamil-hamil. Padahal kan aku sama Mas Wisnu juga santai, nggak mau terburu-buru biar sedikasihnya aja. Kadang aku ngrasa capek aja Mbak, siapa juga yang nggak mau hamil, mereka lho ngomongnya kok seolah-olah aku itu sengaja nunda buat nggak punya anak dulu."

Wening mengulum senyum mendengar perkataan Amel, suka duka setiap kehidupan rumah tangga memang berbeda, mungkin mereka sama-sama tinggal bersama mertua namun permasalahan Amel berbeda dengannya dulu.

Bahkan hingga saat ini saja Wening masih terlihat kurang di mata Bu Nani entah dari mengasuh Syifa atau mengurus pekerjaan rumah. Namun, Wening tetap sabar karena bagaimana pun sudah watak Bu Nani dan Wening memaklumi kalau mertuanya sangat protektif dengan Syifa, cucu pertama beliau.

oOo

Hari ini sepulang kerja Wening mampir ke pasar untuk membeli beberapa jajanan untuk acara arisan nanti sore di rumah Pak Yanto. Berhubung sekarang Winda sibuk dengan pekerjaannya, kini anak-anaknya dijaga oleh Pak Yanto dan Bu Susi seharian penuh. Walau pun kesehatan Pak Yanto tidak sepenuhnya membaik setelah perceraian Winda, namun Wening sedikit lega ketika Bapaknya memiliki semangat untuk hidup sehat dan menjaga kesehatan supaya bisa momong cucu-cucunya.

"Syifa bobok, Bu?" Tanya Wening yang baru sampai di rumah dan disambut oleh Bu Nani yang sedang upil - upil atau mipil jagung di depan rumah.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hati WeningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang