Jarum jam sudah menunjuk pukul 6 sore lewat beberapa menit. Sekolah sudah sepi, namun masih ada satu makhluk lagi yang masih berdiam diri di lapangan. Melempar satu tembakan lagi yang mengarah tepat ke arah ring basket. Kemudian mendongak beberapa saat untuk menatap langit sore yang di hiasi awan mendung.
Dia Daniel Reivand, sosok cowok tampan berkulit putih, hidung mancung, alis tebal, pundak lebar dan tubuh tinggi yang proporsional. Selain itu, ia juga merupakan seorang ketua club basket di SMA nya.
Meski sebenarnya latihan basket sudah berakhir sekitar 1 jam yang lalu, namun cowok itu malah masih saja menetap di sana. Berlatih seorang diri. kemudian duduk berselonjor dan menegak air botolnya jika sudah lelah. Membiarkan saja rintik hujan jatuh membasahi tubuhnya sedikit demi sedikit hingga air di langit benar benar tumpah.
Menghela nafas pelan, tangannya bererak mengacak rambutnya yang mulai basah, kemudian terdiam sejenak, dan menoleh saat menyadari ada seseorang yang menaungi nya dengan payung dan berdiri tepat di sebelahnya.
"Kalau seperti itu nanti sakit.." ucap gadis itu.
Cowok itu terdiam sejenak menatap sosok gadis manis di sebelahnya. Kemudian tertawa kecil sambil beranjak bangkit dari tempat duduknya. Lantas terdiam sejenak menatap ke arah sosok gadis yang tingginya hanya mencapai dada nya itu.
"Iya, makasih karena udah negur," ucap Daniel melempar senyum tipis.
"Sedang apa? Bisa bisa orang tua kakak jadi khawatir kalau belum pulang.." ucap gadis itu.
Daniel kembali terdiam, mengarahkan netranya menyorot tepat ke arah sosok gadis di depannya, baru kemudian mengalihkan wajahnya sambil merenggangkan sedikit tubuhnya.
"khawatir..?" gumam cowok itu sambil terkekeh pelan, "iya ya.. bener juga."
"Lo sendiri? Kenapa jam segini masih keluyuran?" Tanya Daniel.
"Ngambil buku yang ketinggalan di kelas," jawab gadis itu sambil menatap rintik hujan yang jatuh di depannya."Kakak mau kemana? Butuh payung?" Tanya gadis itu.
"Gua bawa motor sih," jawab Daniel, "lo mau kemana? Gua anter."
"Pulang sendiri saja," jawab gadis itu kemudian menyerahkan sebuah bungkusan hitam ke arah Daniel.
"Mungkin kecil, tapi setidaknya bisa melindungi kakak sedikit dari hujan. Walau badan kakak udah basah sih," ucap gadis itu.
"Ah, ini.." gumam Daniel membuka bungkusan jas hujan tersebut. Tidak kecil. Cukup untuk menutup setengah tubuh cowok itu dari kepala hingga lutut. "Nggak usah repot repot,"
"Nggak apa apa, ketimbang sakit.. mending di pakai sekarang," ucap gadis itu menahan payungnya di pundak lalu bergerak cekatan menutup tubuh Daniel dengan jas hujan. Tak lupa gadis itu memberi sebotol minuman vitamin C ke arah Daniel.
"hati hati," ucap gadis itu lantas membalikkan tubuhnya hendak pergi, namun Daniel segera menahan."Tunggu," tahan Daniel, "gua Daniel Reivand,"
Gadis di depannya terdiam sejenak, baru kemudian menjawab singkat, "Darelliona, panggil aja Neena" ucapnya dan langsung pergi meninggalkan Daniel seorang diri di lapangan.
"Ah, Neena!" Panggil Daniel sebelum gadis itu semakin jauh, sontak membuat gadis itu menoleh.
"Makasih!" Ucap Daniel hanya di balas anggukan saja oleh gadis itu.
"Apa apaan.." gumam Daniel tersenyum miring sambil menatap ke arah botol vitamin c di tangannya.
"Neena ya?" Gumamnya lagi lalu terdiam menatap punggung Neena hingga gadis itu terlepas dari jangkauan penglihatannya.
"Boleh juga.."
.
.
***
Ga tau mau ngomong apa 🙂
Intinya suka gasuka jangan lupa tinggalkan komentar yaa🔥🔥See ya!
![](https://img.wattpad.com/cover/270207089-288-k532727.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Puzzle
Romanceseperti sebuah potongan puzzle yang hilang dan meninggalkan sebuah lubang kosong di satu tempat. dimana potongan puzzle itu? apakah sudah hilang? atau .. mungkinkah ada yang menyimpankannya untukku?