Episode 6

13 2 0
                                    

Sekitar pukul 4 lewat beberapa menit,..

"saya pamit dulu yaa.." ucap Neena.

Jam sudah menunjukkan pukul empat lewat beberapa menit, Neena baru saja keluar dari tempat bimbelnya. 

"Oh iya.. hubungi papa dulu.." gumam gadis itu merogoh sakunya. 

"Aduh.. yah.." gumam Neena saat handphone nya terjatuh.

Baru saja gadis itu berjongkok hendak mengambilnya, namun seseorang sudah lebih cepat membantunya.

"Terimakas--loh?" Gumam Neena segera memotong kalimatnya saat mengetahui siapa yang saat ini berdiri di depannya.

"duh, nggak di kunci?" Ucap cowok itu yang tidak lain adalah Daniel.

"loh? kakak masih disini?" Tanya Neena berusaha meraih handphonenya di tangan Daniel. Dia pikir cowok itu tadinya hanya mengantarnya saja. Apakah cowok itu benar benar menunggunya hingga bimbelnya selesai??

"Kakak di sini sejak kapan? Nggak balik ke sekolah?"

"Gua nungguin lo pulang, hehe," jawab Daniel kemudian mengangkat tinggi tinggi handphone Neena saat gadis itu berusaha menggapainya.

"Sebentarr aja," jawab Daniel sambil berusaha mengetikkan nomornya pada handphone Neena.

"ck! kembalikan!"

Drtttt... drtt...

"Bahaha, akhirnya dapet juga nomor lo," kekeh Daniel mengembalikan handphone Neena.

"Ah, dasar.." gumam Neena, menghela nafas, kemudian terdiam saat menatap wajah cowok di depannya itu.

Sudah beberapa hari ini mereka sering bertemu, hanya saja itu pertama kalinya Neena melihat wajah Daniel sedekat itu.

Gadis itu terpaku beberapa saat, Daniel itu tampan. Dengan rambut belah pinggirnya, hidung mancung, kulit putih dan dengan tatapannya yang sulit untuk membuat jantung tetap aman saat bertemu tatap dengannya. 

Orang setampan Daniel tidak mungkin tidak punya pacar kan? Tapi kenapa cowok itu malah mengikuti Neena dan menunggu gadis itu pulang padahal dia bisa langsung pulang ke rumah saja untuk istirahat?

"Kenapa?" Tanya Daniel membuyarkan lamunan Neena.

"enggak kok.. gapapa," jawab Neena sontak memalingkan wajah. 

"Neena? Lo marah?" Tanya Daniel.

Neena menggeleng cepat kemudian memijat keningnya, "Neena pulang dulu.." pamit gadis itu lantas bangkit, mengambil kembali handphonenya dari Daniel.

"Gua anterin, pakai motor."

"Nggak perlu," jawab gadis itu, "Neena takut papa marah kalau Neena pulang bareng cowok.. cukup yang kemaren saja,"

 "Gitu ya?" Tanya Daniel bergumam pelan, "ya udah, gua anter sampai ke tempat terdekat aja gimana?"

"gue takut lo kenapa napa di jalan.." ucap Daniel.

"Gapapa kok, Neena udah pesan Grab, bentar lagi sampai," ujar gadis itu, dan benar saja, tak butuh waktu lama, Grab pesanan gadis itu tiba.

Puzzle Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang