Episode 9

15 2 0
                                    

Hari Senin pagi yang cerah. Akhirnya hukuman perpustakaan Daniel berakhir juga! Mulai hari ini, hak kemanusiaannya di jam istirahat bisa dia dapatkan kembali.

"Kak Joshua itu, cowok pertama yang Neena suka."  Ujar Neena di perpustakaan hari itu kembali terlintas di pikiran Daniel.

"Tapi.. udah lama," 

"Kalau sekarang?" Tanya Daniel saat itu. 

Saat itu Neena nampak mengangkat bahu, "sekarang.. Neena nggak mau begitu berharap untuk bisa punya hubungan lebih jauh sama kak Joshua."

"WOY!!" Seru Ghani kemudian tertawa saat melihat reaksi Daniel yang tersentak kaget.

"Lagi mikirin apa lo? Serius amat sampai ga sadar kalau gue panggil dari tadi?" Tanya Ghani.

"Gue lagi mikirin cara supaya cepet kaya," jawab Daniel asal.

"Minta tutor sama bang Joshu noh," tunjuk Ghani ke arah Joshua yang nampak sibuk dengan handphone nya.

"Makan yok, yang lain katanya udah nunggu di kan--," 

"Duluan aja," sela Daniel lantas bangkit dari tempat duduknya.

"Kemana Lo? Samperin Neena?" Tanya Ghani.

"Nggak." Jawab Daniel.

"Tumben. Nyerah?" Tanya Ghani.

Daniel berdecih sinis, "nggak tuh."

"Lah belum juga? Cari yang lain aja la." Cerocos Ghani

"Lo ngeremehin gue?" Tanya Daniel kemudian menghela nafas.

"Nggaak gua ga ngeremehin lo, cuma tumben aja lama. Biasanya kan satsetsatset udah tuh," jawab Ghani.

Daniel menghela nafas, "entahlah. gua  ga terima anjir, selama gua dekat sama cewek, mereka yang ngemis ga mau gua tinggalin."

"Tiba tiba muncul makhluk kek dia yang seenak nya aja mengabaikan gua."

"malah mengeluh ya," ucap Ghani. menepuk pundak Daniel.

"habisnya gua yang ga pernah di tolak sama cewek, tiba tiba di tolak oleh seorang cewek?"

"Tapi--"

"Pokoknya entah bagaimana, gua bakalan taklukin Neena," sela Daniel lantas melesat keluar dari kelasnya menuju taman belakang sekolah. Bosan.

Dan kebetulan Neena juga ada di sana. Duduk sendirian di sebuah bangku kosong menghadap taman sambil memakan bekalnya. Daniel dengan senyumannya yang semrigah lantas berjalan hendak mendekati Neena. Namun sontak langkahnya terhenti saat melihat sosok laki laki lain yang lebih dulu mengambil tempat di sebelah Neena.

Dia Joshua!

"Lagi.." gumam Daniel sambil mengambil tempat bersembunyi di balik pohon. Memperhatikan keduanya dari kejauhan.

Sebenarnya dia ingin langsung menghampiri Neena meski Joshua ada di sana. Namun teringat dengan ucapan Neena bahwa Joshua adalah laki laki pertama yang dia sukai, cowok itu mengurungkan niatnya untuk mengganggu. Dan memutuskan untuk memperhatikan keduanya terlebih dahulu.

"Dari papa, buat Lo," ucap Joshua menyerahkan sebuah bungkusan ke arah Neena.

"Apa nih? Papa ngasih apa?" Tanya Neena namun Joshua mengangkat bahu. Tidak tau.

"Papa?" Gumam Daniel sibuk menguping.

"Ohh, oh iya Neena ingat, semalem papa juga bilang ke Neena kalau beliau mau ngasih Neena coklat.. lewat kak Joshua."

"Kalau gitu mungkin aja isinya coklat.." ujar Joshua mengangkat bahu, lalu mencomot sosis di kotak bekal Neena.

"Yah jangan donggg!" Seru Neena. Namun Joshua hanya tertawa. Lalu melempar senyum manisnya ke arah Neena.

Daniel bahkan sempat terperangah melihat senyuman Joshua pada gadis itu. Raut wajah Joshua pada Neena juga terlihat berbeda jika di bandingkan saat Joshua bersama gadis lain.

"Joshua juga suka Neena?" Gumam Daniel.

"Eh.. kak Shua tau gak pasar malam yang baru buka tuh?"

"Tau."

"Kesana yuk." Ajak Neena.

Joshua terdiam, nampak berpikir, "gua kayaknya nggak bisa kalau malam Minggu ini soalnya gua ada rencana lain. Ngumpul ngumpul bareng anak anak temen temennya papa."

"Yahh.." gumam Neena sedikit kecewa.

"Lain kali ya?" Ujar Joshua.

"Okey.." jawab Neena.

"Yaudah gue balik kelas dulu ya, sebelum ada yang lihat kita berdua."

"He eh," jawab Neena mengangguk angguk. Membiarkan Joshua mengusap kepalanya. Keduanya terlihat cukup dekat. terlihat lebih dekat dari yang pernah terlihat oleh Daniel.

"Kak Daniel?" Tegur Neena terkejut saat melihat Daniel terdiam melamun beberapa meter di belakang nya. Yang di tegur juga ikut terkejut.

"Ah gua .. cuma ga sengaja lewat sini.." jawab Daniel, lantas bertanya sambil tertawa canggung, "gua gangguin lo ya?"

"nggak kok.." Jawab Neena, "yaudah Neena balik kelas dulu ya, bentar lagi mau bel masuk."

"Bentar," tahan Daniel saat Neena hendak melangkah pergi.

"Kenapa kak?"

"Gua sebenernya mau pergi ke pasar malam di pinggir kota.. gua bingung mau ngajakin siapa, soalnya temen temen gua pada ga bisa di ajak keluar. Sibuk semua." Ujar Daniel berbohong soal teman temannya. Padahal dia sendiri belum membicarakan soal pasar malam dengan teman temannya. Bahkan mendengar tentang ada pasar malam yang buka saja dia baru tau karena menguping pembicaraan Neena dan Joshua.

"Terus gua nggak sengaja denger kalau Lo juga mau ke pasar malam ya?" ujarnya kemudian bertanya, "Lo mau nggak pergi bareng gue?"

"Hee ke pasar malam? Berdua sama Neena?" Tanya Neena.

Daniel mengangguk.

Neena terdiam sejenak, nampak seolah berpikir.

"Kenapa?"

"Neena mau, tapi mungkin Neena harus ijin dulu ke orangtua Neena?"

"Oh.. yasudah.. semoga di ijinin ya? Soalnya kalau ga salah di sana bakalan ada pameran buku juga.. makanya gue kepikiran buat--"

"Pameran buku?" Tanya Neena memastikan dirinya tidak salah dengar.

Daniel mengangguk. Bohong sebenarnya. Hanya saja dia merasa bahwa hanya dengan cara seperti itulah dia bisa membujuk Neena.

"Aaa kalau gitu oke deh! Neena usahain bisa ya kak Daniel," ucap Neena tersenyum manis.

Lucu.

"yasudah.. kalau di ijinin ntar hubungi gua aja.."

"Syap!" Jawab gadis itu semangat, "yaudah Neena balik ke kelas dulu ya?"

"Okey!" Ucap Daniel sekali lagi menepuk pelan puncak kepala Neena. Lalu membiarkan gadis itu berlari kecil pergi meninggalkannya.

Drtt.. Drtt...

Daniel merogoh saku celananya. Sedikit terkejut saat tiba tiba ia merasakan ada sesuatu yang bergetar di sana. Cowok itu terdiam saat membaca nomor telepon orang yang menghubunginya tertera di atas layar handphone nya. Nomor yang sudah tidak asing lagi bagi Daniel.

"Ayah.." gumam cowok itu sambil terus menatap layar handphone nya.

Bukannya menjawab panggilan, cowok itu justru terdiam. Membiarkan handphonenya terus bergetar sampai akhirnya sambungan telepon terputus sendiri.

"Apa apaan.." gumam cowok itu lantas kembali menyimpan handphone nya kedalam saku.

"Ganggu.."

.

.

***

Puzzle Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang