Gluduk Gluduk..
"sialan, hujan deras," gerutu Daniel begitu melangkah keluar dari toko sehabis membeli cemilan.
'Beli payung lagi?' Batin cowok itu berpikir keras, 'boros banget kalau harus beli payung lagi..'
Daniel menatap ke arah jalan raya, berpikir untuk menerobos hujan untuk kembali ke tempat karaoke tempat nya berkumpul bersama teman temannya tadi yang tak jauh dari toko kecil tempat nya berbelanja.
Padahal tadi Farrel sudah menyuruhnya untuk membawa payung untuk antisipasi hujan, tapi dia malah tidak membawanya. Di pikirnya, kesana ia tidak akan lama, tapi baru saja cowok itu mengantarkan belanjaannya ke tempat kasir, hujan tumpah begitu saja.
'Bisa bisa basah nih rambut gue,' batin cowok itu.
"Harusnya tadi bawa motor," gumamnya kemudian menggeleng, untuk apa bawa motor sementara tempat karaoke nya saja berada tepat di sebrang jalan di depannya. Dan juga, mau bawa motor pun, kalau hujannya tumpah seperti itu, tetap saja ia akan basah kuyup begitu melangkah kan kaki satu langkah keluar dari toko.
Sempat terbersit dalam pikirannya untuk membeli payung, namun pikirannya segera teralihkan pada sebuah payung berwarna pink yang baru saja di buka oleh seorang gadis yang berdiri tepat di sebelahnya.
"Loh?" Gumam gadis itu terkejut saat tiba tiba saja ada seseorang yang menyerobot masuk ke payungnya.
"maaf, gua nggak bawa payung, rambut gua ngga boleh rusak, habisnya mau ketemu teman teman," ucap Daniel, "lo nggak keberatan?"
"oh.. yasudah.." jawab gadis itu yang tak lain rupanya adalah Neena.
"Mau kemana?" Tanya Daniel.
"Karaoke," jawab Neena tanpa menoleh sedikitpun ke arah cowok itu.
"kebetulan gua juga mau kesana, boleh barengan nggak?" Tanya Daniel cengengesan. Hanya di balas anggukan saja oleh Neena.
"payungnya bisa di angkat lebih tinggi sedikit? Kepala gua nggak muat."
"oh iya,"
"Sini gua bantuin," ucap Daniel mengambil alih payung.
"oh iya, tadi pagi.. lo habis dari ruangannya pak Randy?" tanya Daniel memecah keheningan di antara mereka.
"Oh bukan, tadi Neena habis dari lab kimia, ngantar tugas kesana."
"Ohh.." gumam Daniel mengangguk angguk. Lalu kembali bertanya, "ini.., lo habis dari mana hujan hujan gini?" Tanya Daniel.
"Les," jawab Neena menoleh sekilas ke arah Daniel. Lalu terdiam. Hening. Tidak berniat untuk memulai percakapan.
"Habis dari karaoke mau kemana?" Tanya Daniel akhirnya setelah berpikir keras akan membicarakan apa dengan Neena.
"Pulang,"
"Jam berapa pulangnya?"
"Sekarang," jawab Neena sambil menutup payungnya begitu menginjak teras karaoke, "Neena kesini karena mau anter titipan teman."
'anjir cepet banget..' batin Daniel, "gua juga pulang mau sekarang, mau barengan?" Ucapnya berkebalikan dengan fakta.
"Neena bisa pulang sendiri," jawab gadis itu lalu menunduk sopan hendak berjalan masuk ke dalam tempat karaoke lebih dulu, meninggalkan Daniel di belakangnya. Terdiam. Lagi lagi dirinya di buat terperangah oleh sosok Neena yang lagi lagi mengabaikannya.
Daniel menggigit bibirnya sekilas, lantas menyugar rambutnya ke belakang dan tertawa, tidak ada yang lucu. Hanya saja dia merasa aneh, Bisa bisanya Neena memperlakukannya seperti itu. Apakah di mata Neena ada sesuatu yang salah pada dirinya? apa daya tariknya sudah berkurang?

KAMU SEDANG MEMBACA
Puzzle
Romanceseperti sebuah potongan puzzle yang hilang dan meninggalkan sebuah lubang kosong di satu tempat. dimana potongan puzzle itu? apakah sudah hilang? atau .. mungkinkah ada yang menyimpankannya untukku?