SC ~20

2.7K 256 77
                                    

----- Selamanya Cinta -----

Tiba di rumah sekitar pukul enam sore, Aldebaran masih saja tidak menyapa Andin duluan. Ketika di perjalanan pulang pun Ia hanya fokus mengajak bicara reyna

Hari sudah malam,Andin masih memikirkan ini. Sementara Reyna sudah tertidur pulas di sampingnya dengan dot yang masih menempel di mulut mungil anak itu

Andin membersihkan mulut Reyna yang terkena tumpahan susu,lalu ia menghampiri Aldebaran yang sedang menyandar pada kepala ranjang kamar mereka


"Mas kita bicarain ini baik-baik ya" Andin menyentuh lengan kanan Aldebaran yang berotot

"Apalagi Ndin?" Aldebaran tidak menatap lawan bicaranya

"Mas.... Maafin aku ya nggak jujur ke kamu...Niatku ingin membantu ekonomi keluarga kecil kita agar punya tabungan di hari tua nanti" Andin bicara dengan hati-hati. Ia mengaku salah telah berbohong pada suaminya

"Tapi Ndin.... Saya merasa tidak dianggap. Saya nggak masalah kamu mau cari uang tambahan atau nggak. Yang saya ingin,kamu jujur dari awal." Aldebaran mulai membaringkan tubuhnya lalu berbalik memunggungi Andin

Di balik tubuh tegarnya, sebenarnya batin Aldebaran menangis. Ia merasa gagal menjadi suami sehingga istrinya berani berbohong seperti ini. Mungkin sikap Aldebaran terdengar berlebihan,namun ia ingin semuanya baik-baik saja tanpa ada yang ditutupi

"Maafin aku ya Mas...." Terdengar suara Andin begitu lirih. Selama menikah,baru kali ini Aldebaran memunggungi nya ketika hendak tertidur. Semarah-marahnya Aldebaran pada Andin, tidak biasanya akan dibawa hingga ke posisi tidur mereka

Andin masih menatap nanar tubuh suaminya

"Berpisah saja mas,kalau kita sudah tak sejalan. Daripada kamu tersiksa hidup sama aku"  ucapan tersebut tiba-tiba lolos dari bibirnya,namun diiringi tirta bening yang keluar dari mata indah Andin

Sontak Aldebaran langsung membalikkan badan ke hadapan Andin

"Pertengkaran tak ada habisnya. Saya juga pernah berada di titik lelah menghadapi semua,namun saya terus berusaha berpikir panjang. Bila kita berpisah, bagaimana dengan Reyna? Apalagi sekarang kamu sedang hamil!" Tegas Aldebaran sedikit membentak Andin yang tiba-tiba saja berkata demikian

"Kalau cuma bertahan demi anak nggak bisa Mas,kita harus menjalani pernikahan dengan hati yang bahagia. Terbukti kamu sudah malas kan bicara sama Aku. Nggak papa,Mas mungkin sekarang aku bukan lagi bahagiamu" Andin berkata seperti itu dengan air mata yang terus mengalir di pipinya

"Andin kamu apa-apaan sih? Saya bertahan untuk kamu, untuk kita dan untuk anak-anak kita. Saya ngga pernah meminta kamu untuk pergi dari sisi saya" Aldebaran mulai luluh,melihat wanita yang dicintainya menangis tanpa suara dihadapannya

Bila wanita menangis, apalagi menangis tanpa suara,niscaya wanita itu sangat kesakitan. Namun hebatnya wanita,ia masih bisa menahan semuanya, menggigit bibir agar terlihat tegar namun nyatanya tidak

"Tapi barusan kamu nggak mau lihat ke aku,secara nggak langsung kamu udah nggak mau bicara sama aku kan ? Kamu bosan ya Mas?" Bicara Andin malah makin kemana-mana, Aldebaran kini mulai paham, Andin sedang hamil muda. Suasana hatinya begitu mudah berubah-ubah terlebih menjadi lebih sensitif terhadap apapun

Aldebaran menghela nafas berkali-kali lalu merengkuh tubuh Andin yang masih berontak dan kini tangisnya makin pecah

Dekapan Aldebaran dengan agak memaksa membuat Andin akhirnya diam di pelukkan Aldebaran

Selamanya CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang