Keesokan harinya aku dan ayah berangkat ke pelabuhan. Kami berlayar dengan menggunakan kapal yang sederhana. Yang penting bisa menampung hanya kita berdua. Kami pun berangkat berdua. Aku sangat senang bisa melihat keindahan laut. Ketika dalam perjalanan aku melihat lumba-lumba. Lalu aku mengambil kamera lalu memfotonya. Ditengah perjalanan tiba-tiba hujan deras. Dan ombak besar menimpa aku dan ayah.
Aku pun ketakutan.
Aku berkata "ayah aku takut. Aku takut ayah" ucapku dengan ketekutan
"Iya tenang. Kamu harus tenang" ucap ayah untuk menenangkanku.
Karena ombak yang besar menimpa kapal yang kami gunakan, aku dan ayah tidak dalak keadaan sadar. Keesokan harinya aku dan ayah baru sadar ternyata kami pun terdampar di sebuah pulau yang tidak ada penghuninya. Hanya aku dan ayah. Tapi pulau itu sangat lah indah. Mungkij karena tidak ada yang huni pulau ini sangat terjaga. Karena ayah adalah seorang ahli biologi laut, ayah mendeteksi tempat ini untuk memastikan apakah tempat ini aman atau tidak. Ayah berkata tempat ini aman. Tapi aku masih bingung disinikan ngak ada rumah.
"Ayah kita mau nginap dimana? Kan ngak ada orang disini ayah" ucapku dengan panik
"Kan disini banyak pohon kita tebang ajah lalu kita buat rumah kayu. Kan ini masih pagi, ini kesempatan kita untuk membangun rumah" jawab ayah.
Kami pun membuat rumah kayu, kebetulan ayah juga membawa sebuah parang dan kami pun membangun rumah kecil yang cukup untuk kami berdua. Setelah membangun sisi rumah, ayah menyuruhku untuk mengambil daun sebagai atap rumah.
Aku pun mengambilnya, ketika aku mengambil aku mendengar suara aneh. Aku pun langsung lari sambil memanggil nama ayah.
Ayah pun terkejut lalu berkata "kamu kenapa ucap ayah".
Aku pun menjawab dengan ekspresi ketakutan "ayah tadi pas aku ambil daun ini aku mendengar suara aneh ayah".
Ayah tiba-tiba tertawa mendengarku berbicara "Hahaha..... kamu tuh yah bisa aja. Kamu itu sama kayak ibumu penakut. Ya sudah lah disini ngak ada apa-apa kok. Kamu ngak usah takut kan ada ayah. Ayah akan selalu ada untukmu nak. Ayah berjanji ngak akan meninggalkanmu" ujar ayah.
Matahari pun mulai terbenam hari pun mulai malam dan akhirnya rumah yang dibuat pun jadi. Aku dan ayah masuk ke dalam rumah itu. Aku dan ayah membersihkan bagian dalamnya. Setelah membersihkan aku merasa kelelahan. Ayah pun mengambil sebuah selimut untuk dijadikan pengalas. Aku dan ayah pun beristirahat karena merasa lelah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Efeny Island
Short StoryKalian mungkin pernah berpisah dengan salah satu orang tua kalian atau berpisah dengan orang yang kalian sayang. Tapi itu semua bukan akhir dari segalanya. Namun, kita harus memiliki semangat juang hidup agar dapat hidup lebih baik. Karna sebuah pe...