Part 5

17 3 0
                                    


Hari demi hari telah kujalani di pulau ini hanya aku, ayah, dan Kiko. Meskipun bertiga tapi kegembiraan itu tidak pernah hilang. Banyak hal yang dapat kulakukan di sini. Apa yang kulakukan disini belum pernah aku dapatkan selama ini. Aku senang tinggal di pulau ini.

"Ayah kita ngak usah balik ke rumah kita yang dulu ayah. Disini aku lebih senang. Banyak hal yang dapat aku dapatkan di sini. Apa yang aku lakukan di sini belum tentu aku dapatkan disana ayah" ucapku kepada ayah

"Memang ayah tau di sini itu lebih enak rasanya. Ayah juga bisa rasain apa yang kamu rasakan. Tapi, gimana dengan pekerjaan ayah. Gimana dengan sekolah kamu. Besok kita akan meninggalkan pulau ini" ucap ayah

"Yah ayah aku terlanjur suka dengan pulau ini" ucapku dengan sedih

"Begini ayo kita membuat suatu spanduk gambar ayah, kamu, dan Kiko. Ibi menunjukkan bahwa pulau ini kita yang pertama kali temukan" ujar ayah

"Baik lah ayah. Aku setuju dengan ayah. Yuk ayah kita buat sebelum hari udah malam" ucapku kepada ayah

Aku pun dan ayah membuat spanduk tersebut dengan menggunakan cat air. Ayah menggambar aku dan Kiko. Dan aku mencoba menggambar ayah. Setelah itu selesai ayah menggambar pulau ini. Dan menulis Efeny's Island. Yang artinya Pulau Efeny. Maksudnya ini berarti pulau aku dan ayah dan juga Kiko. Setelah jadi, ayah pun mengeringkannya di bawah terik matahari.

"Ayah aku ingin membuat kalung untuk Kiko ayah. Sebagai tanda persahabatan aku dan Kiko ayah" ucap aku

"Iya mari kita buar bersam" ucap ayah

Aku dan ayah membuat kalung itu dari tali dan kayu. Kalung itu aku sendiri yang merancang tapi ayah yang membuatkanku. Aku menginginkan bahwa kalung itu akan terbentuk love dan ada tanda huruf E dan K. Yang artinya Efeny and Kiko. Ayah pun membuatkanku. Dan beberaap menit kemudian kalung itu jadi. Aku pun memiliki niat kalung ini akan aku berikan kepada Kiko sebagai tanda persahabatanku dengan Kiko. Kalau aku ketemu Kiko aku akan langsung memberikannya.

Matahari pun semakin meninggi, ayah menyuruhku untuk membereskan barang yang aku bawa itu. Setelah aku selesai membereskan barang dan ayah juga selesai membereskan barangnya, aku langsung duduk dilantai. Wajahku langsung bersedih. Karena aku merasa sedih, ayah langsung menghampiriku dan duduk disampingku

"Nak kamu udah jangan sedih. Kalau liat kamu sedih ayah juga ngerasa sedih. Ayah janji kalau kamu ulang tahun, ayah akan ngerayain pesta besar-besaran di pulau ini" ucap ayah berusaha menyenangiku

"Ayah janji?" Ucapku

"Iya ayah janji" ucap ayah

"Ayah nanti aku akan ajak teman-temanku yah ayah" ucapku dengan gembira

"Iya siapa pun yang kamu mau ajak, ajak aja. Nanti ayah akan buatkan kamu acara besar-besaran" ucap ayah

"Tapi emang ayah tau posisi pulau ini" ucapku penasaran

"Iyalah ayah kamu kan ini sudah tahu lokasi pulau ini. Kalau kita pulang juga ayah sudah menentukan ke arah mana kita akan pulang" ucap ayah

"Ayah memang ayah aku yang paling hebat. Ayah itu kayak Captain America yang selalu melindungiku dari segala apa pun, pokoknya ayah termasuk super hero deh bagi aku" ucapku

Karna lama bicara tak terasa matahari pun hampir terbenam yang menandakan hari hampir malam.

"Aku ingin ayah untuk terakhir ini aku ingin foto di pulau ini ketika matahari terbenam. Aku ini sanset ini bisa juga menjadi saksi dari akhirku di sini ayah." Ucapku

"Baiklah ayah akan memfotomu" ucap ayah

Ketika aku dan ayah keluar dari rumah, aku mencari Kiko.

Aku berteriak " Kiko......Kiko......Kiko......"

"Kalau ngak ada Kiko, ayo kamu foto aja" ucap ayah

Ketika aku foto, tiba-tiba Kiko langsung muncul. Aku dan Kiko pun foto bersama. Setelah foto, aku langsung masuk ke rumah. Dan mengambil kalung yang tadi ayah buat. Aku memasangkan kalung itu dileher Kiko.

"Kiko pakailah kalung ini sebagai tanda persahabatan kita. Aku besok akan kembali ke kotaku. Aku mungkin ngak ada disini lagi. Mungkin suatu saat aku akan kembali menemuimu. Tapi persahabatan kita ngak akan berakhir sampai siniko. Aku janji sama kamu aku akan kembali lagi yah Kiko" ucapku sambil mengeluarkan air mataku.

Tiba-tiba aku tak menyangka hewan laut juga bisa mengeluarkan air matanya juga. Aku langsung terkejut. Kiko langsung mengeluarkan air matanya dan bersuara dengan suara anjing laut pada umumnya.

Aku pun langsung memeluk Kiko. Aku yakin setiap persahabatan, dimana pertemuan pasti ada perpisahan.

Tapi, itu bukan berarti kita tidak akan pernah bisa bertemu. Tuhan pasti sudah mengatur yang terbaik untuk kita. Tapi perpisahan juga bukan lah akhir dari segalanya. Setiap pertemuan pasti dilandasi perpisahan. Aku yakin setiap orang pasti pernah merasakan itu. Tapi, itu sudah takdir yang tidak bisa kita ubah sesuka kita. Tapi, itu takdir untuk kita dalam menghadapi hidup. Aku akan selalu ingat itu dan tak akan pernah aku lupakan.

Ayah pun menyuruhku masuk karna kami akan berangkat pagi sekali. Aku pun masuk dan melambaikan tangan kepada Kiko. Dan Kiko membalas lambaian tanganku itu.

Efeny IslandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang