Part 6

22 3 0
                                    


Keesokan harinya pun telah tiba.

Ayah membangunkanku dengan cepat. Ayah mengecek kapal terlebih dahulu sebelum berangkat agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan. Ayah membawa semua barang yang telah aku siapkan tadi malam ke dalam kapal. Semua barang pun dibereskan agar terlihat lebih rapi.

"Ayah mana spanduk yamg kemarin kita buat?" Tanyaku kepads ayah

"Iya. Itu ada di sana. Tolong ambilkan ayah" ucap ayah

"Iya. Ayah" jawabku

Aku pun mengambil spanduk itu dan memberikannya kepada ayah.

"Spanduk ini akan ayah tancapkan di dekat rumah kita" ucap ayah. Kata ayah spanduk ini sebagai bukti bahwa kita pernah menginjakkan kaki ke pulau ini.

Setelah semuanya sudah beres, ayah dan aku akan segera berangkat. Aku mencari terlebih dahulu Kiko.

"Ayah, aku senang banget ama Kiko. Bolehkan ayah aku membawanya juga ayah. Kasihan dia sendirian ngak ada yang menemaninya" ujarku kepada ayah.

"Nak sesayang apa pun kamu sama Kiko, sampai kamu mau bawa dia itu ngak boleh" ujar ayah

"Kenapa ayah kan itu juga termasuk hewan peliharaan. Buktinya ada kok juga orang yang pelihara" ujarku

"Iya memang ada hewan ini boleh dipelihara. Tapi pada dasarnya hewan ini memang hidup di lautan luas. Hidupnya itu di lautan luas karena memang hewan ini hidupnya di lautan. Sebenarnya banyak spesies ini yang tinggal di lautan. Jadi kita ngak boleh memisahkan spesies sejenis ini dengan spesiesnya" ucap ayah menjelaskanku

"Emang sih ayah. Aku juga ngak ingin berpisah ama Kiko. Tapi aku rela deh. Karna aku berfikir dengan Kiko tinggal di lautan hidupnya bisa lebih bebas dan ngak terpisah dengan spesiesnya" ucapku

"Ya, gitu dong anak ayah akhirnya ngerti juga. Pemikirannya mulai dewasa. Ayah salut ama kamu" ucap ayah bangga kepadaku

Ayah langsung memanggilku untuk segera berangkat agar sampai tidak larut malam. Aku dan ayah naik di kapal.

Setelah aku naik, aku berteriak "sampai jumpa Kiko..... aku janji akan mengunjungimu lagi"

Ketika kapalnya udah jalan tiba-tiba Kiko muncul dan melambaikan tangannya. Aku pun membalas lambaian Kiko.

Aku berharap aku bisa kembali lagi berkunjung di pulau ini dan bertemu lagi ama Kiko.

Selamat tinggal Kiko. Selamat tinggal pulau kebanggaanku. Aku berjanji akan kembali lagi.

Suatu hal yang indah tidak selamanya selalu diakhiri keindahan. Suatu kebahagiaan tidak selamanya diakhiri dengan kebahagiaan. Semuanya yang diawali dengan kebahagiaan, keindahan, keceriaan, kesenangan pasti akan diakhiri dengan kesedihan dan duka. Tapi, jangan pernah bersedih. Karna kesedihan hanya mendatangkan duka yang mendalam.

Aku hanya bisa menjadikan ini sebagai langkah awal dalam menghadapi kehidupan.

Seperti yang aku rasain sekarang ini. Tapi aku juga harus memikirkan bahwa pendidikanku itu juga penting. Aku juga harus menunut ilmu setinggi langit. Dan juga aku harus bisa membanggakan ayah.

Yang tadinya aku berdiri di atas kapal sambil menghirup udara dan memandang lautan aku pun langsung masuk ke dalam kapal untuk beristirahat.

Lama kelamaan tanpa aku sadari, aku langsung tertidur.

Setelah tidur begitu lama, aku lalu terbangun dari tidurku. Dalam tidurku itu aku memimpikan Kiko. Jadi ceritanya Aku, Kiko, dan Ayah sedang berenang. Dan Kiko mengajarkanku bagaimana cara berenang di lautan yang dalam. Aku sangat senang karna banyak gaya Kiko yang dilakukan ketika berenang dengan tingkahnya yang lucu. Tapi aku berpikir ini mungkin kata orang hanya bunga tidur. Karna aku juga terlaku memikirkan Kiko sehingga jadi kebawa tidur dan mimpiin deh.

Efeny IslandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang