Makan malam di kediaman keluarga Im hari itu cukup ramai karena keluarga Lee juga turut hadir atas undangan nyonya Im. Tuan Im sendiri berhalangan hadir karena ada urusan mendesak yang tidak bisa ditinggalkan.
"Jadi... Melihat Changkyun dan Jooheon sudah cocok. Bagaimana jika pertunangan mereka dipercepat?" Tanya nyonya Im.
Changkyun hanya bisa menundukkan kepalanya sementara Jooheon mengerutkan keningnya. Tuan Lee dan Nyonya Lee saling menatap kemudian nyonya Lee tersenyum ke arah calon besannya.
"Kami tidak masalah, tapi semuanya kami kembalikan lagi kepada Changkyun dan Jooheon. Kalian bagaimana? Tidak masalah jika pertunangannya dipercepat?"
"Aku..." semua yang ada di ruang makan terdiam menunggu kelanjutan ucapan Changkyun. "Ugh... Aku... Tidak masalah." Ucap Changkyun sambil memainkan jemarinya.
"Jika Changkyun tidak masalah, aku juga tidak masalah." Tambah Jooheon.
"Bagaimana dengan akhir minggu ini?"
Changkyun langsung mendongak dan menatap ibunya dengan tidak percaya. Ini tidak sesuai dengan apa yang ibunya katakan padanya. Nyonya Im berkata bahwa pertunangannya akan dipercepat menjadi bulan depan, tapi kenapa sekarang menjadi akhir minggu ini?
"Eo-eomma..." Lirih Changkyun. Pemuda manis itu terlihat gelisah dan Jooheon ternyata cukup peka melihatnya.
"Bisakah aku membicarakannya terlebih dulu dengan Changkyun?"
Setelah mendapat persetujuan dari para orang tua, Jooheon mengajak Changkyun untuk duduk di gazebo yang didirikan di taman belakang rumah keluarga Im.
"Ada apa?"
"H-hyung..."
"Kenapa?"
"A-apa tidak masalah? Jika pertunangannya akhir minggu ini?"
"Memangnya kenapa? Kau tidak mau?"
Changkyun menggeleng pelan. "B-bukan begitu. Tapi... Bagaimana dengan hyung sendiri?"
"Aku?" Jooheon menunjuk dirinya sendiri. "Ada apa denganku?"
"Hyung... Masih mencintai Wonwoo hyung kan?"
Jooheon terdiam. Apa yang Changkyun katakan itu benar. Tidak akan semudah itu menghilangkan perasaan cintanya kepada Wonwoo. Namun sekarang, Jooheon juga harus memikirkan perasaan Changkyun. Bagaimanapun juga, Changkyun adalah korbannya disini.
"Aku... memang masih mencintai Wonwoo."
Jooheon bisa melihat bahu Changkyun yang semakin melemas, membuatnya tersenyum kecil.
"Tapi aku sudah memutuskan untuk memilihmu."
"H-huh?" Changkyun mendongak dan menatap Jooheon dengan bingung. "M-maksud hyung apa?"
"Aku memilihmu, Im Changkyun. Aku memang masih mencintai Wonwoo karena bagaimanapun juga, hubungan kami terjalin cukup lama, tapi aku juga tidak bisa memungkiri bahwa aku juga mulai mencintaimu."
"Awalnya aku takut, bahwa kau juga akan meninggalkanku, seperti apa yang Wonwoo lakukan padaku. Tapi... melihatmu selama ini, aku yakin bahwa kau dan Wonwoo berbeda. Aku yakin kau tidak akan meninggalkanku. Kalian memang memiliki hubungan darah, tapi Wonwoo adalah Wonwoo dan Changkyun adalah Changkyun. Kalian berbeda."
Jooheon tersenyum melihat Changkyun yang memandangnya tanpa berkedip dengan bibir yang sedikit terbuka, membuat Jooheon gemas melihatnya.
"Jadi... Im Changkyun. Kau mau kan mengajariku untuk mencintaimu?"
Changkyun tersenyum kemudian mengangguk lambat membuat Jooheon langsung menariknya ke dalam pelukan.
"Terima kasih."
Changkyun hendak membalas pelukan Jooheon sata matanya menangkap sosok seseorang yang sedang berdiri di balkon lantai 2. Seseorang itu sedang menatap ke arahnya dengan tatapan yang tidak bisa diartikan, membuat Changkyun mengurungkan niatnya untuk membalas pelukan Jooheon.
Apakah ini adalah jalan yang terbaik?
