Kenapa aku jadi peri?

763 69 6
                                    

Dulu ku pikir hidupku hanya akan biasa-biasa saja seperti manusia lainnya. Pergi kerja, makan minum, akhir pekan kumpul bersama teman-teman, berdebat dengan saudara, nonton film kesukaan, dan lainnya. Tapi ternyata semua mulai berubah, gara-gara penyihir itu. Di karenakan aku memiliki niat buruk terhadap peri dan memanfaatkan pekerjaanku sebagai peneliti untuk niat jahatku. Aku menganggap peri adalah musuhku dan aku membenci mereka yang terlihat kecil lemah tetapi memiliki wajah cantik/tampan.

Saat ini, aku terkena karma dan menjadi peri lemah, bukan lebih tepatnya manusia kecil seperti peri. Aku di kutuk dan sialnya aku terpaksa menikah dengan seorang peri tampan agar kembali menjadi manusia meskipun hanya sebentar.

*

Aku membuka mataku lemah. Pertama kali ku lihat adalah atap yang terbuat dari batu.

'Sepertinya aku masih berada di dunia peri.'

Aku mencoba bangun dari tidur dan bersandar di sisi kasur. Tubuhku terasa sangat pegal.

'Sudah berapa lama aku tertidur?'

Aku menyadari bahwa aku tidak mengenakan pakaian sehelaipun. Aku telanjang dan hanya selimut yang menutupi tubuhku. Aku terkejut dan panik. Aku mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi dan aku sama sekali tidak ingat. Aku hanya ingat terakhir kali yaitu sesak setelah Varez memasukkan sihir ketubuhku.

'Srett'

Tirai terbuka dan aku terkejut melihat siapa yang masuk. Aku melihat Que tengah membawa baskom kecil berisi air bunga mawar. Dia terkejut juga melihatku yang baru bangun.

"Kamu sudah bangun." Gumamnya.

Aku hanya mengerjap-ngerjap beberapa kali kebingungan.

"Aku akan memanggil Kak Varez." Ucap Que semangat meletakkan baskom berisi air itu di atas meja tidak jauh dari kasur.

"Jangan!" Cegahku membuat langkah Que terhenti.

Que menatapku bingung.

"Ja-jangan dulu. Aku butuh pakaian. A-aku malu." Gugupku dengan rona merah di wajah.

Meskipun Varez sudah melihat tubuhku tapi aku masih saja malu.

Que mengerti lalu pergi keluar kamar mencari baju yang sesuai untukku. Tidak lama Que kembali membawa sebuah gaun. Aku telah membasuh tubuhku dengan air di baskom kecil itu dan sekarang tinggal mengenakan gaun itu.

"Te-terima kasih." Ucapku.

Wajahku masih terlihat sedikit pucat.

'Apa aku sudah menjadi peri? Tapi kenapa aku merasa belum memiliki sayap.'

"Sudah berapa lama aku tertidur?" Tanyaku penasaran.

Que tampak berfikir sambil menghitung-hitung jarinya lalu menunjukkan jarinya.

"7hari? Serius?" Aku terkejut, bagaimana bisa aku tertidur seminggu dan pantas saja tubuhku pegal.

Que mengangguk.

"Apa yang terjadi selama seminggu? Apa kau yang mengurusku selama itu?" Tanyaku penasaran karena bisa saja aku tidak mengenakan pakaian selama seminggu penuh terbaring di kasur.

Que menggelengkan kepalanya, "tidak, aku hanya membantumu dua hari yang lalu setelah kamar ini di buka."

"Apa?!" Aku kaget. Pikiran yang aneh-aneh mulai muncul di otakku.

"Iya, sudah menjadi aturan, seorang pasangan yang mengurus pasangannya selama masa pemberian tanda, agar tanda itu bisa melekat dengan baik. Dan berterima kasihlah pada Kak Varez yang merawatmu selama itu, dia bahkan cuti kerja karena melihatmu kesakitan setiap saat." Jelas Que.

Short Story 2✓ - Belum RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang