My Boyfriend is Ice Cold

2.1K 129 11
                                    

Saat itu di musim semi aku bertemu dengannya. Dia tengah duduk di bangku belakang dekat jendela sambil mendengarkan musik di aerphone. Angin yang masuk melalui jendela menerpanya. Rambut pirang yang kusut tidak menghancurkan penampilannya yang sempurna. Aku tidak tahu bahwa ada laki-laki setampan itu di sekolah kami dan itu permulaan bagiku untuk mengejarnya. Hingga ku beranikan diri menyatakan rasa sukaku padanya di hari valentine. Aku tidak terlalu berharap dia menerimaku, karena ku lirik mejanya yang penuh dengan hadiah. Dengan jantung berdegup kencang, ku berikan hadiahku tanpa menatapnya. Memalukan, tanganku bergetar ketika mengingatnya.

'Aku suka kamu. Maukah kamu jadi pacarku?'

Aku benar-benar tidak sanggup menatap wajahnya. Aku gugup, terlebih mustahil dia mengenalku karena ini pertama kali aku berbicara dengannya dan mengatakan cinta untuknya. Bahkan mungkin saja, dia tidak mengetahui namaku. Seisi kelasnya riuh melihat keberanianku hari itu.

'Oke.'

Jawaban singkat itu berhasil membuat seluruh teman-teman di kelas bersorak sementara aku terkejut.

'Aku tidak salah dengarkan?' Itulah yang ku pikirkan.

Dia mengambil hadiahku dan meletakkannya di atas meja yang penuh dengan hadiah lainnya.
Aku melihat tidak ada ekspresi berarti di wajahnya. Dia menerima pernyataan cintaku dan aku resmi menjadi pacarnya hari itu.

*
Namaku Echa Paramitha, yang sangat menyukai Raka Alphiandi. Kami resmi berpacaran dan sudah sekitar 2 bulan sejak aku menyatakan cinta untuknya.

Aku dan Raka beda kelas. Setiap ada kesempatan aku melihat Raka dan ketika pulang sekolah kami selalu bersama. Aku tidak ingin gadis-gadis lain di sekolah menggodanya dan menunjukkan ke semua orang bahwa Raka adalah pacarku.

Aku berlari mengejar Raka yang berjalan lebih dulu di koridor.

"Raka, bagaimana hari ini?" Tanyaku lembut melangkah di sisinya.

"Biasa saja." Jawabnya datar tanpa melirikku.

Kami berjalan dalam hening melewati siswa siswi yang berlalu lalang. Aku melirik beberapa pasangan yang pulang bersama dengan pacarnya sambil merangkul lengan manja. Aku tersenyum lalu dengan semangat merangkul lengan Raka dan itu membuat Raka menghentikan langkah menatapku tajam.

Deg,

Aku gugup dengan lemah ku lepaskan rangkulanku di lengannya. Tatapan itu aku tahu bahwa Raka membencinya. Aku hanya ingin bisa bermanja di sisi Raka namun sampai saat ini tidak ada kemajuan dalam hubungan kami.

"Maaf," ucapku menunduk.

"Kita di sekolah. Tidak bagus." Ucapnya.

Aku mengangguk menyesal membuat Raka marah padaku.

"Ayo." Raka melanjutkan langkah dan aku mengekorinya.

*
Di rumah,

Aku melemparkan tubuhku di kasur. Aku terlalu malas untuk mengganti pakaian dan berguling di kasur kesal.

'Apa Raka tidak menyukaiku? aku hanya ingin jadi pacar yang baik untuknya.' Batinku.

Aku mencatat semua hal yang di benci Raka dan aku harus mengingatnya. Raka membenci skinship jadi aku tidak boleh melakukannya. Bodoh, tapi aku tidak mau kehilangan Raka dan aku harus membuat Raka betah di sisiku.

Aku mengirim pesan pada Raka.

'Besok libur. Apa kamu sibuk?'
-Aku-

Sekitar 12 menit kemudian, Raka membaca pesanku.

'Tidak.' -Raka.

Aku senang dan kebetulan besok hari Minggu. Aku ingin sekali berkencan dengan Raka karena ini kencan kedua kami setelah jadian. Kencan pertama sebelumnya berantakan karena hujan jadi kami memutuskan pulang lebih awal. Besok ku harap langit mendukungku.

Short Story 2✓ - Belum RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang