Apa Dia Goblin?

1K 51 0
                                    

Malam itu tepat pada musim dingin. Salju menutupi seluruh kota dan jalanan pun sepi. Aku dan orang tuaku hari itu pulang liburan dari kampung halaman.
Di dalam mobil kami bersenandung ria, di hiasi lampu remang-remang di jalanan.

Ketika kami melewati persimpangan, tiba-tiba truk bermuatan besar melaju cepat dan menabrak mobil yang berlawanan arah dari kami. Ayahku refleks mengerem sementara mobil yang di tabrak melayang di atas udara lalu berguling-guling di belakang mobil kami yang berhenti.
Kami menjerit ketakutan melihat kejadian tragis itu.

Truk yang menabrak terbalik dan kami tidak sanggup keluar dari mobil untuk melihat mobil lain yang tertabrak itu. Ibuku buru-buru menelpon polisi dan ambulan.

"Ibu, aku takut." Ringisku.

Dahi ibuku sedikit terluka karena terbentur ketika mengerem mendadak begitu juga ayah. Aku yang duduk di belakang hanya memar sedikit.

"Kamu tidak apa-apa kan, sayang?" Tanya ibu yang khawatir melihat ke belakang.

Aku berkaca-kaca dengan tubuh getar dan ingin duduk di dekat orang tuaku. Namun tiba-tiba lampu di jalanan mati dan menjadi sangat gelap. Aku tidak bisa melihat kedua orangtuaku.

"Ibu, Ayah, dimana?" Panikku namun tidak ada jawaban.

Aku melihat sebuah asap dan cahaya yang menyilaukan dari ujung jalan. Dari balik jendela mobil aku melihat dua sosok pria dewasa berjalan ke arah belakang melewati mobil kami tepatnya mobil yang terbalik itu. Aku terkejut menyadari bahwa kedua orangtuaku tidak bergerak sedikitpun seolah waktu berhenti.

"Apa ini?" Panikku.

Aku segera keluar dari mobil membuka pintu belakang dan benar salah satu sosok pria dewasa itu tengah mengeluarkan seorang gadis seusia ku dari mobil yang sudah hancur itu. Banyak darah bercucuran di jalanan. Aku menganga tidak percaya, pria berpakaian serba hitam.

'Apa mereka malaikat maut?' Batinku.

"Cepat keluarkan dia. Sebelum waktunya habis." Ucap salah satu pria yang berpakaian hitam memegang payung hitam.

"Bantu kek, malah nonton doang. Ini roknya nyangkut di bangku." Gerutu pria yang menarik gadis yang ada di dalam mobil.

"Hancurkan saja pintunya. Repot amat pake narik di jendela." Balas pria yang memegang payung hitam.

Pria yang memegang payung hitam itu meninju pintu mobil itu hingga hancur menjadi debu. Aku syok melihat kejadian yang tidak masuk akal itu. Pria yang lainnya berhasil mengeluarkan gadis itu dari mobil.

"Ha-hantu..," ucapku terbata-bata.

Dua pria yang sibuk tersebut menyadari suaraku dan menoleh. Aku yang ketahuan panik dan kabur lari dari sana.

"Kejar dia." Seru salah satu pria yang tengah memapah gadis yang terluka parah itu.

Pria yang memakai payung itu dengan secepat kilat mengejarku dan sudah berada di hadapanku. Aku terbelalak dan mundur hingga terduduk di aspal saking syoknya.
Pria itu dengan tatapan mencekam menyudutkan ku.

"Siapa kau berani masuk ke waktuku?" Ucap Pria itu.

"Ha-hantu..," Ucapku terbata-bata saking takutnya.

Pria itu berjongkok dengan payungnya menatapku tajam penuh selidik lalu menoleh ke arah temannya.

"Kita apakan bocah ini?" Seru pria itu yang berada di hadapanku.

"Hapus saja ingatannya." Balas pria lainnya dari kejauhan.

Pria itu menatapku lagi dengan tatapan membunuh.

Short Story 2✓ - Belum RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang