Tsundere

1.5K 98 1
                                    

Tsundere adalah istilah asing yang merujuk pada sikap jual mahal seseorang. Biasanya istilah ini di pakai untuk seseorang yang sebenarnya jatuh cinta tapi gengsi alias malu-malu tapi mau.

***

"Lo sebenarnya suka Alvin kan?"

Pernyataan yang berhasil membuatku tertohok dan malu mengakuinya. Aku menggeleng cepat dengan pipi merona. Lagi-lagi aku mengelak kepada siapapun yang mengatakan itu padaku terlebih saat ini teman sekelasku tengah menatapku.

Namaku Fransisca Yovie, kelas 2 SMA. Aku salah satu tipe gadis tsundere dan pendiam. Yang mengajukan pertanyaan tadi adalah teman sekelasku bernama Serina Victoria.

"Haha, enggaklah. Mana mungkin." Elakku sambil tertawa.

Serina menatapku dengan tatapan menyelidik, membuatku menelan saliva gugup.

"Masa? Wajah lo memerah tuh sis. Sekelas tahu lo pasti suka sama Alvin." Seru Serina.

Aku tetap bersikukuh mengatakan tidak. Harga diriku cukup tinggi berkata jujur kepada semua orang, terlebih memalukan jika seisi sekolah tahu bahwa dia yang notabene terkenal sebagai anak baik-baik, pendiam, dan kutu buku menyukai Alvin yang terkenal kenakalannya, playboy, sering bolos, dan berkelahi.

"Gue gak mungkin suka sama anak nakal kayak gitu. Ada-ada saja lo Rin." Balasku.

Alvino Zeronito Galbiyan begitulah nama lengkapnya. Akhir-akhir ini aku sering melihatnya karena dia selalu datang mengunjungi kelasku untuk menemui temannya, Deri Wisnuwardana. Kami beda kelas tepatnya kelasnya di sebelah kelasku. Setiap dia masuk ke kelasku, semua gadis berteriak histeris mengaguminya bahkan beberapa orang rela menjadi pacar kepersekiannya, entahlah aku juga tidak tahu berapa jumlah pacarnya saat ini, karena aku tidak peduli.

Serina lagi-lagi menyenggol bahuku sambil menunjuk dengan matanya ke arah Alvin yang tengah mengobrol di depan pintu masuk kelas bersama Deri.

"Apaan sih Serina." Dengusku.

"Haha, gebetan Lo datang tuh, baru di omongin." Goda Serina.

"Sudah gue bilang gue gak suka sama dia." Kesalku bangkit dari dudukku karena dari tadi Serina mengangguku.

Lebih baik aku keperpustakaan karena saat ini guru sedang rapat sehingga banyak siswa-siswi berkeliaran dan bermain ke kelas lain.

Aku keluar kelas melewati Alvin dan Deri.

"Sisca..," panggil Alvin tiba-tiba membuat langkah ku terhenti.

Deg

Jantungku berdetak lebih cepat ketika mendengar suaranya memanggil namaku.

Aku menoleh dan menatapnya seolah bertanya 'Ada apa?'

"Pinjam catatan matematika lo dong. Kelas gue besok ada Ujian sama Bu Rahmi." Jelas Alvin.

"Eh?" Aku kebingungan perihal kami tidak dekat dan ini pertama kalinya dia memanggil namaku.

Dikarenakan aku terkenal orang yang baik dan tidak pelit, aku kembali ke kelas mengambil catatan matematika ku di tas. Serina menggodaku sambil bersiul-siul ria. Wajahku sedikit memerah karena panggilan Alvin tadi dan semakin memerah gara-gara di goda Serina. Aku melangkah menghampiri Alvin dan Deri. Aku menyerahkan catatan ku padanya.

Short Story 2✓ - Belum RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang