7

20 3 0
                                    

Desember, 2013.

Jihyo tidak hadir di kelas hari ini. Aku tak tahu mengapa. Rasa khawatir seketika muncul ketika mengingat kejadian kemarin.

Pikiran-pikiran negatif seketika muncul dalam benakku. Aku takut terjadi sesuatu kepadanya.

Ya Tuhan, kuharap dia baik saja.

-----

Dipertengahan pelajaran, Jihyo dan Ibunya masuk kelas bersama dengan wali kelasku. Aku sangat terkejut, apakah dia sengaja datang telat? Atau mungkin ada sesuatu? Aku tak mengerti.

"Baik, semuanya harap tenang. Jihyo ingin menyampaikan sesuatu kepada kita. Jadi, tolong di tunda dahulu kegiatannya dan dengarkan apa yang disampaikan Jihyo." Pinta wali kelasku yang berdiri tepat di samping Jihyo.

Jihyo berdiri di depan mimbar yang ada di depan kelas. Didampingi sang ibu dan wali kelas yang berada di sisi kiri dan kanannya.

"Siang semuanya." Sapa Jihyo tersenyum. "Sebelumnya aku minta maaf karena mengganggu kegiatan kalian. Aku di sini ingin menyampaikan sesuatu kepada kalian semua."

Seisi kelas diam sunyi fokus mendengarkan apa yang Jihyo ucapkan. Namun, dari ekpresi mereka aku bisa menebak mereka masih bertanya-tanya apa yang hendak disampaikan oleh Jihyo.

"Aku mau meminta maaf kepada kalian semua, juga kepada para guru, karena selama ini aku banyak menyusahkan kalian. Soal penyakitku, aku akan memberitahu kalian. Penyakit yang ku derita saat ini adalah, Spinocerebellar Degeneration." Berbeda dengan pada saat memberitahuku, kali ini Jihyo menyampaikannya dengan senyuman manis tanpa terlihat sedih sedikitpun. Dia berusaha sangat keras menahan air matanya agar tidak keluar kurasa.

Keadaan kelas sedikit ricuh begitu Jihyo menyebutkan penyakit yang dideritanya. Semua masih asing dengan nama penyakit tersebut.

"Spinocerebellar Degeneration adalah penyakit yang menyerang otak kecil dan tulang belakang dan menyebabkan gangguan pada saraf motorik. Penderita akan kehilangan kendali terhadap saraf-saraf motoriknya secara bertahap dan semakin lama kondisi fisiknya akan semakin parah."

Deg..

Semua murid sangat terkejut. Mereka seperti tidak mengira bahwa penyakit yang diderita Jihyo cukup serius.

"Awalnya aku hanya merasa lunglai saat berjalan, lalu seperti yang kalian tahu aku sering terjatuh, tidak bisa menggapai barang dalam jarak dekat, aku ingin bergerak tetapi tidak bisa bergerak seperti yang aku inginkan, aku ingin bicara tetapi sulit untuk bicara, tetapi aku tidak kehilangan kecerdasanku dan tetap mengerti akan keadaan yang aku alami. Penyakit ini sangat serius." Jelas Jihyo, ia masih mempertahankan senyumannya meskipun sudah mulai meluntur, matanya mulai berkaca-kaca.

Seseorang mengangkat tangan kanannya hendak bertanya. "Penyakit ini bisa disembuhkan bukan?"

Jihyo menggeleng "tidak." Dia mulai terisak, namun tetap menahan air mata agar tidak menetes. Aku masih fokus memerhatikan Jihyo dengan khawatir.

"Hingga saat ini, saat aku berdiri di hadapan kalian sekarang, belom ada yang bisa menemukan formula untuk menyembuhkan penyakit tersebut."

Seisi kelas menjadi ramai, banyak dari mereka yang mulai meneteskan air mata dan terisak tak kuat menahan tangis.

"Karena penyakit ini, semua rencana hidup ku di masa depan hancur. Lulus sekolah, kuliah, bekerja, menikah, punya anak, semua itu sudah menjadi hal yang mustahil untukku. Jangankan untuk membayangkan itu semua, membayangkan apa yang akan terjadi di hari esok pun aku sangat takut."

Tes..

Tanpa diminta air mata membasahi pipi Jihyo. Begitupun dengan seisi kelas yang sudah tak sanggup menahan isak tangis.

 Begitupun dengan seisi kelas yang sudah tak sanggup menahan isak tangis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Awalnya aku sangat membenci penyakit ini, ia telah merubah hidupku. Tapi tak ada gunanya aku terus menerus membencinya. Dia (Spinocerebellar Degeneration) sudah menjadi bagian dari hidupku, baik buruknya keberadaan dia, aku harus menerimanya." Jihyo terisak, ia menjeda perkataannya.

"Oleh karena itu, aku akan keluar dari sekolah ini dan fokus pada penyakitku. Aku akan melakukan apapun yang berguna untuk lingkungan sekitarku. Semuanya--"

Air mata sudah membasahi wajah Jihyo, bahkan ucapannya selalu diselingi isak tangis.

"Terima kasih sudah menjadi bagian dari hidupku yang singkat ini."

Pecah. Suasanya kelas menjadi histeris penuh dengan tangisan. Baik wanita maupun pria semuanya menangis termasuk aku.

Snowflake -/- Daniel Jihyo SHORT STORY.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang