2

39 3 0
                                    

April, 2013.

Hari ini adalah hari yang membosankan di sekolah. Tidak ada pelajaran yang menarik. Itulah sebabnya aku memutuskan untuk membolos.

Aku memanfaatkan waktu ku untuk mengunjungi kakak ku. Dia seorang dokter saraf.

Kini aku sedang berada di rumah sakit tempat ia bekerja. Dia sedang sibuk menangani pasien.

Aku bosan terus menerus menununggunya. Pada akhirnya aku memutuskan untuk mengelilingi rumah sakit ini.

Sembari jalan perlahan, aku juga berfikir di dalam benakku. Apakah aku bisa menjadi seperti kakakku atau dokter dokter lainnya di rumah sakit ini?

Membayangkannya saja aku sudah muak. Lagipula kenapa ayah bersikeras memintaku menjadi dokter? Aku benci di paksa seperti ini.

Omong-omong, aku mulai merasa lelah. Aku mendudukan diriku di bangku yang tersedia di ruang tunggu lantai 2.

"Daniel?"

Aku terkejut ketika mendengar suara perempuan memanggilku dari belakang.

"Jihyo?" Dia Park Jihyo, teman sekelasku. Kalian tahu? Aku sangat menyukainya. Namun tak ada satupun orang yang mengetahuinya. Aku memang pandai dalam menyembunyikan perasaan.

Jihyo gadis yang sangat aktif di sekolah. Dia menjadi salah satu bagian dari tim volly dan juga anggota osis. Dia gadis yang riang. Dia juga cukup populer di sekolah. Maklum, wajahnya sangat cantik dan dia juga ramah. Ohh yaa, sayangnya dia sudah punya kekasih. Namanya Yoongi, kakak kelas dua tahun di atas ku.

Jihyo bangkit dari duduknya kemudian berpindah duduk di bangku yang berada di sebelahku.

"Sedang apa kau disini?"

Tanpa adanya perjanjian, kita melontarkan pertanyaan yang sama.

"Kau sakit?" Tanyanya. Lalu aku menggeleng.

"Atau keluargamu yang sedang sakit?" Lagi ia bertanya.

"Tidak juga." Jawabku. "Kau sendiri sedang apa?"

"Ahh aku.." Setelah mendengar pertanyaanku, dia reflek menyentuh dagunya perlahan. Ada balutan perban di dagunya. Mungkin dia terluka?

"Kenapa dagumu?"

"Kecelakaan kecil." Dia tersenyum kecil.

"Kau jatuh?" Dia mengangguk begitu mendengar pertanyaanku.

"Dari motor?"

Dia menggeleng.

"Sepeda?"

Lagi, dia menggeleng.

"Lalu?" Aku memiringkan kepalaku.

"Aku jatuh saat berjalan." Jawabnya malu-malu.

Ppffttt

Reflek aku tertawa kecil.

"Kenapa kau tertawa?" Dia memukul pelan bahuku.

"Kau ini anak kecil kan? Berjalan saja masih jatuh." Kataku seraya tersenyum meledek.

"Berhenti mengejekku. Kau bahkan belum menjawab pertanyaanku."

"Apa?" Tanyaku.

"Sedang apa kau disini?"

"Itu tidak penting."

Snowflake -/- Daniel Jihyo SHORT STORY.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang