Special Chapter.

35 3 0
                                    

14, Desember 2014.

Sungguh, aku masih tidak menyangka Jihyo benar-benar sudah tiada. Jihyo pergi pada saat salju pertama turun.
Di saat salju pertama memberikan kebahagian kepada semua orang. Aku justru merasakan hal yang sebaliknya.

Hari ini, hari pemakaman Jihyo. Aku tak menangis, aku tak mau menangis lagi di hadapan Jihyo. Dia sudah tenang disana, aku tak perlu lagi menangisinya. Lagipula, kurasa dia sudah terbebas.

Jihyo. Apa kau menemukan apa yang kau cari disana?

Aku bertanya didalam hatiku seraya menatap langit nan biru itu.

Aku kini sedang menatap makam Jihyo sendiri mengenakan pakaian serba hitam. Disaat semua orang sudah pergi, aku menyempatkan diri untuk berbicara dengannya sendiri. Dengan makam, mungkin terlihat seperti orang gila, namun aku tak peduli.

Saat aku sedang termenung sendiri di hadapan makan Jihyo. Tiba-tiba ada yang menepukku dari belakang.

"Nak Daniel." Sapa seorang wanita paruh baya bersama seorang lelaki paruh baya disampingnya.

Yaa, mereka kedua orang tua Jihyo.

"Terima kasih sudah menyempatkan waktu untuk datang." Katanya tersenyum.

"Kau harus kuat, Jihyo akan bahagia jika kau bisa merelakan kepergiannya." Ucap Tn.Park menepuk pundakku. Dia terlihat sangat tegar. Jauh lebih tegar dariku tentunya.

"Nak Daniel, saya mau memberikan ini. Ini saya temukan di kamar Jihyo." Ny.Park memberikan sebuah amplop yang kurasa isinya surat.

"Kita tak membacanya sedikitpun karena disitu tertera namamu." Lanjutnya tersenyum.

"Kalau begitu, kita pamit dulu. Ingat, kau tidak boleh menangis." Tn.Park tertawa menggodaku.

Merekapun pergi meninggalkan ku sendiri. Aku membuka amplop itu dan membacanya tepat di hadapan makam Jihyo.

Aku membacanya perlahan, sedikit demi sedikit sesekali melirik ke batu nisan seolah Jihyo berada di sampingku.

Tes..

Air mata jatuh membasahi surat itu. Surat yang Jihyo tulis begitu menyentuh hatiku.

Pedih. Hatiku serasa diiris oleh pisau yang sangat tajam.

Tn.Park maaf aku melanggar perintahmu.

Aku menangis sejadi-jadinya dihadapan makam Jihyo. Lagi-lagi aku membuat Jihyo sedih.

 Lagi-lagi aku membuat Jihyo sedih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 21, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Snowflake -/- Daniel Jihyo SHORT STORY.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang