September, 2013.
Musim gugur sepertinya tiba-tiba datang tahun itu. Pagi di bulan September pertama segar dan keemasan seperti apel.
Hari demi hari berlalu, semuanya berjalan normal. Hanya saja Jihyo semakin sering bolak balik rumah sakit. Aku semakin penasaran akan keadaannya.
Bahkan saat ini Jihyo sudah tidak bisa berjalan dengan normal. Caranya berjalan bisa dibilang cukup aneh. Tidak seperti orang pada umumnya.
Kalian pernah lihat penguin berjalan? Yaa kurang lebih seperti itu cara Jihyo berjalan saat ini.
Jihyo bahkan sudah banyak mengurangi kegiatannya di sekolah. Semakin lama aku semakin yakin, ada yang tidak beres darinya.
Meskipun dengan kondisi yang sudah jauh berbeda dari sebelumnya, dia tetap menjadi dirinya sendiri. Jihyo yang ramah, murah senyum, tidak mau merepotkan orang lain serta tetap memberikan pengaruh positif untuk lingkungan sekitar.
Tapi, ada satu yang berubah dari kehidupannya. Yoongi. Yaa kekasihnya itu. Sepenglihatanku, Yoongi seperti sudah tidak peduli dengannya.
Meskipun aku tidak begitu mengenal dia, tapi aku bisa merasakannya karena aku selalu mengamati Jihyo dan Yoongi dari kejauhan. Yoongi tidak terlihat seperti seorang kekasih pada umumnya yang akan sangat khawatir melihat kondisi kekasihnya seperti itu. Dia terkesan sangat cuek pada Jihyo.
Padahal sepenglihatanku dulu dia sangat memanjakan Jihyo bak Tuan Putri di film film.
-/-
Angin telah meniupkan hujan dan menerbangkan langit dan semua dedaunan, dan pepohonan berdiri. Aku pikir, aku juga telah mengenal musim gugur terlalu lama.
Aku berniat untuk menikmati awal musim gugur ini dengan tenang dan damai di taman kota yang tak terlalu ramai juga tak terlalu sepi.
Aku berjalan menyusuri tepian taman menikmati hembusan angin yang menyapa halus kulit-kulitku.
Sesaat kemudian aku terkejut ketika mendapati seorang wanita yang ku kenal tengah menangis tersedu-sedu namun tak bersuara.
Ia sedang sendiri di bawah pohon besar yang ada di taman. Menundukan kepalanya ke bawah.
Jihyo.
Meskipun wajahnya tak terlihat namun aku tahu betul itu adalah Jihyo. Entah apa yang membuatnya menangis, aku sangat penasaran namun tak punya keberanian untuk menghampirinya.
Namun, setelah beberapa menit mempertimbangkan, aku akhirnya memberanikan diri untuk menghampirinya.
"Hei, kau tak apa?" Tanyaku seraya menepuk pelan bahunya.
Dia mengangkat kepalanya kemudian menatapku sesaat.
"Daniel?" Agaknya dia sangat terkejut begitu melihatku. Dia segera menghapus air mata yang sudah membasahi pipinya.
"Kau menangis?" Tanyaku untuk meyakinkan apa yang kulihat.
"Tidak. A-aku hanya kelilipan debu tadi." Jawabnya terbata-bata.
Bohong.
Aku tahu betul dia sedang berbohong.
"Tidak usah berbohong." Aku duduk tepat di sebelahnya.
Dia tidak merespon ucapanku.
"Sedang apa kau disini?" Kurasa dia mau mengalihkan pembicaraan.
"Cari angin." Jawabku singkat. "Kau tahu, beban yang ada pada diri kita akan sedikit berkurang jika kau mau membagikannya ke orang terdekat mu." Aku mencoba menyinggungnya agar dia mau cerita.
Dia menarik dua sudut bibirnya kemudian tertawa kecil.
"Ada yang lucu?" Kataku, heran.
"Kamu anggap aku orang terdekatmu?" Katanya masih tersenyum lebar.
Beberapa detik kemudian aku baru tersadar. Astaga apa yang baru saja kukatakan. Kenapa bisa dengan percaya dirinya aku mengatakan hal tersebut.
Jantungku langsung berdetak tak karuan saat ini.
Tenang Daniel, kau harus tenang dan tidak boleh terlihat gugup didepannya.
"Memangnya aku bilang seperti itu?"
"Aku baru saja memutuskan hubunganku dengan Yoongi."
Deg...
Sepersekian detik otak dan jantungku seperti tak bekerja. Aku sangat terkejut.
Aku tak tahu perasaan apa yang aku rasakan saat ini. Sedih? Atau senang? Aku tak bisa memikirkannya sekarang.
"Kenapa? Dia buat kesalahan?"
"Kau tahu, aku tidak mau menyusahkan dia. Aku juga tidak mau menyakiti hatinya kelak." Senyuman tipis timbul di bibir mungilnya.
"Aku tak paham apa maksudmu. Kau tidak mau menyakitinya tapi kau memutuskan hubungan dengannya disaat dia tidak membuat kesalahan?"
"Tak apa, suatu saat nanti kau akan paham." Lagi, Jihyo menampilkan senyuman namun seperti ada yang mengganjal dari dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Snowflake -/- Daniel Jihyo SHORT STORY.
RomansaSalju itu datang hari ini. Apa yang harus ku persiapkan?