"Selamat pagi, sajangnim."
Begitulah sapaan yang selalu Jimin dengar setiap ia mulai keluar dari mobil mewahnya di pagi hari menuju ruang kerjanya.
Setelah menjabat menjadi CEO selama dua tahun ini, ia menjadi sosok yang super cuek dan dingin. Mungkin karena ia selalu di sibukan oleh pekerjaan kantor dan tanggung jawabnya yang besar sebagai CEO Park Cop.
Hingga suatu hari rapat keluarga di lakukan di ruang kerja Jimin saat itu. Ada Jimin serta Kedua orang tuanya dan juga tiga tamu lainnya.
"Kalian... Jimin dan Jiyeon akan melangsungkan pernikahan." ujar Tuan Park.
Jimin dan Jiyeon sama-sama menunjukan ekspresi terkejutnya. Menikah? Jimin harus menikah dengan mantan kekasihnya?
"Menikah?! tidak! aku menolak! kalian tidak bisa mengaturku semau kalian!" seru Jimin.
"Tentu bisa! appa masih bisa mengaturmu selama appa masih hidup! jangan bikin malu! kau tahu kan? appa dan Tuan Baek adalah teman baik?"
"Lalu apa hubungannya denganku harus menikah dengan putri Tuan Baek... aku dan Jiyeon sudah tidak mempunyai hubungan apapun... jadi, aku tidak mau menikah!" ujar Jimin sambil bangkit berdiri hendak keluar dari ruangannya.
Namun langkahnya terhenti saat ayahnya kembali mengularkan kata-kata.
"Jika kau menolak, appa akan mencabut posisimu dan mengirimmu kembali ke Jerman!"Jerman, Jimin sangat tidak menyukai kehidupannya disana. Walau jauh dari orang tua justru kehidupannya disana lebih di kekang karena keuangannya akan sangat di batasi.
"Terserah kalian!"
#CKLEK
Jimin pun keluar dari ruangannya. Hanya bisa pasrah jika memang ia harus menikah dengan mantan kekasihnya itu asal ia tidak tinggal di Jerman.
Jimin memutuskan pergi ke sebuah kedai kopi yang tak jauh dari gedung kantornya. Ia mengantri dan berdiri di belakang seorang wanita dengan rambut panjang hitam terurai indah.
"Terima kasih..." ucap wanita itu ramah.
Saat ia membalikan tubuh, ia nyaris saja menumpahkan kopi panasnya ke tubuh Jimin.
"Oh... maaf."
Jimin berdecak kesal, rasanya seperti tidak cukup di buat marah dikantornya saat ini ia di buat kesal lagi oleh seorang wanita yang nyaris menumpahkan kopi ke jas mahalnya.
Jimin pun juga memesan kopi hangat lalu duduk di kursi kosong. Posisinya saat ini tepat menghadap ke arah wanita tadi. Dimana wanita itu duduk di dekat jendela.
Jimin terdiam menatap wanita itu dengan dalam. Entah kenapa ia menyukai senyum wanita itu saat ia terlihat sedang melakukan panggilan telepon dengan seseorang.
"Hahahah... arasseo..." ucap Jaesi sambil mengaduk kopinya.
"Kau ini... kenapa tidak mau bekerja di kantor ayahku? keras kepala..." ucap seorang pria di balik layar ponselnya.
"Aku tidak mau... kau pasti akan mengangkatku sebagai sekretaris pribadimu 'kan?"
"Memangnya kenapa? justru itu lebih baik kan karena kita akan semakin dekat dan mempunyai waktu untuk berdua."
"Aish... sudah lah... aku harus berangkat kerja... sampai nanti."
Jaesi pun kembali mengembangkan tawanya saat ia mengakhiri panggilan sepihak tanpa membiarkan Jungkook, kekasihnya itu menyelesaikan pembicaraannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Señor
FanfictionMuda, tampan, berlimpah harta, sedikit cuek namun terkadang romantis. Itu lah pria bermarga Park bernama Jimin, seorang CEO muda dari Park Co. Pria yang selalu menjadi idaman karyawan wanitanya yang masih single. Jimin justru harus melangsungkan per...