Jimin tak kunjung kembali sudah dua jam lamanya. Hingga akhirnya Jaesi memutuskan untuk keluar dari kamar mencari keberadaan Jimin. Berkali-kali ia berusaha menghubungi pria itu namun tidak aktif.
Saat ini langit Tokyo sudah berganti malam. Jaesi pun memutuskan untuk pergi mencari makanan. Namun saat ia baru saja akan memasuki lift, pintu terbuka dan ada Jungkook di dalam.
"Jungkook-ah."
Terlihat wajah Jungkook yang memerah dan tercium bau alkohol yang cukup kencang.
Jaesi pun sigap menahan tubuh Jungkook yang ambruk karena mabuk. Ia memapah pria itu ke kamar hotelnya dengan susah payah. Tepat saat Jaesi berbelok menuju koridor kamar Jungkook, saat itu Jimin baru saja keluar dari lift.
Jimin sempat terdiam sejenak menoleh ke arah Jungkook karena terpancing oleh bau alkohol yang sangat kuat. Ia mengikuti siapa pria itu dan saat ia menoleh ke arah koridor, Jaesi baru saja masuk ke dalam kamar bersama Jungkook.
"Kenapa kau mabuk?" tanya Jaesi.
Tiba-tiba Jungkook mencengkram tangan Jaesi lalu melemparnya ke arah ranjang. Dengan cepat Jungkook merangkak ke atas tubuh Jaesi.
"Ya! kau mabuk Jungkook-ah!" Jaesi berusaha menahan tubuh Jungkook sambil memukuli dada dengan tenaganya yang tak seberapa.
Mata Jaesi terbelalak sempurna saat Jungkook melumat bibir Jaesi dengan sedikit kasar. Tenaga Jaesi tidak bisa menandingi Jungkook. Walau dirinya memberontak seperti apapun, Jungkook tidak goyah sedikit pun.
"KYAAAAA! JEON JUNGKOOOK!" Teriak Jaesi saat tangan Jungkook merobek kaos putih polosnya.
Walau dalam keadaan mabuk, Jungkook melihat ada sebuah kissmark di dada Jaesi. Amarah Jungkook pun semakin meluap, ia meremat salah satu pay*dara Jaesi dengan kuat hingga membuat wanita itu menjerit.
"JUNGKOOK SAKIIITT!! Hiks... HENTIKAAAANNN!"
#CKLEK
Jimin membuka pintu kamar namun tidak mendapati Jaesi di kamar. Terlebih wanita itu ternyata meninggalkan ponselnya yang sedang mode pengisian baterai."Kemana dia?" gumam Jimin. Ia pun memutuskan mencari keberadaan Jaesi di sekitar tempat penginapannya.
Melangkahkan kakinya entah kemana langkah itu membawanya, Jimin masih terus berusaha mencari keberadaan Jaesi. Rasa cemas yang ada dalam dirinya membuatnya melangkah semakin jauh dari penginapan, menelusuri satu per satu tempat yang ia lewati. Entah itu minimarket, rumah makan atau pun toko. Hingga ia sadar jika dirinya sudah berjalan selama 40menit lamanya.
"Apa mungkin dia sudah pulang?" Jimin pun memutuskan kembali ke hotel kali ini menggunakan taksi agar cepat sampai.
Sesampainya di hotel tepat saat pintu lift terbuka, Jimin melihat seorang wanita dengan langkah tertatih berbelok ke arah koridor kamarnya. Jiminj berlari kecil mengejar wanita itu dan bisa ia lihat jika itu punggung Jaesi. Namun ada yang membuatnya aneh, Jaesi mengenakan pakaian yang robek cukup lebar hingga menampilkan bahu kanannya.
"Jaesi-ya." panggil Jimin.
Jaesi terkejut sambil membalikan tubuhnya. Jimin tak kalah terkejut melihat penampilan Jaesi yang tengah menangis dengan rambutnya yang berantakan, luka di bibir, bercak kemerahan di area leher dan dada serta kulit yang memerah di beberapa bagian tubuhnya.
"Hiks... sajangnim.... hiks." Jaesi menangis sejadi-jadinya lalu memeluk Jimin.
"Ya! apa yang terjadi padamu, hah?!" seru Jimin. Namun pria itu sadar mungkin bukan saatnya menanyakan hal itu disini dalam kondisi Jaesi yang seperti itu pula. Jimin pun akhirnya membawa Jaesi ke kamar, menuntunnya duduk di tepi ranjang lalu membuat segelas teh hijau hangat untuk wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Señor
FanfictionMuda, tampan, berlimpah harta, sedikit cuek namun terkadang romantis. Itu lah pria bermarga Park bernama Jimin, seorang CEO muda dari Park Co. Pria yang selalu menjadi idaman karyawan wanitanya yang masih single. Jimin justru harus melangsungkan per...