Jaesi membuka matanya lebar dan tubuhnya terasa kaku saat Jimin, atasannya itu mencium bibirnya secara tiba-tiba. Tapi ia sudah terlanjur terbawa suasana romantis disana. Jaesi tidak memberontak bahkan perlahan ia memenjamkan mata saat Jimin mulai melumatnya lembut.
Beberapa saat melumat Jaesi, Jimin pun melepaskannya. Dan posisi mereka masih saling dekat hingga akhirnya Jaesi sadar dan melepas tangan Jimin dari pinggangnya.
"Maaf, sajangnim... aku permisi ke toilet sebentar." ucap Jaesi gugup dan ia pergi terburu-buru menuju toilet.
Sesampainya di toilet ia berkaca dan bergerutu di depan kaca.
"Jaesi-ya... sadar! kau ini kerasukan roh apa hah? kenapa kau diam saja! aish jinjja!"Jaesi kembali teringat suasana romantisnya barusan. Padahal selama ini ia sudah mempunyai kekasih namun belum sama sekali merasakan hal romantis seperti tadi.
"Aku sudah gila! gila!"
Tak lama Jaesi keluar dari toilet dan terlihat Jimin tengah membayar makanannya.
"Mau pulang?" tanya Jimin, dan Jaesi pun mengangguk sebagai jawaban.
Jimin pun mengantarkan Jaesi untuk pulang. Sesampai di kontrakan, Jaesi melempar tas kerjanyanke atas sofa.
"Lembur?" tanya Yuna.
"Oh..." jawab Jaesi singkat.
"Jungkook kemari dan membawakan makanan untukmu..." ujar Yuna sambil menunjuk ke arah plastik yang ada di atas meja makan.
"Aku tidak nafsu makan... untukmu saja." ucap Jaesi lemas sambil berjalan menuju kamarnya.
"Ya sudah... aku makan."
Sesampainya di kamar, Jaesi langsung berbaring di kamarnya.
"Jimin... dia atasanku tapi kenapa dia manis sekali... kalau begini ceritanya aku bisa terpengaruh... ah tidak! aku tidak boleh luluh! ingat Go Jaesi... kau sudah mempunyai kekasih!" gerutu Jaesi.
*****
Sejak kejadian malam itu, Jaesi menunjukan perubahan sikap yang signifikan. Dia sering menolak ajakan Jimin dan lebih menjaga jarak dengan atasannya itu.
Hari demi hari Jaesi berusaha sekuat mungkin untuk tidak luluh dengan sikap manis Jimin walau ia siap apapun keputusannya jika Jimin bisa saja memecatnya.
Hingga suatu hari, Jaesi harus lembur karena data akhir bulan. Kini jam sudah menunjukan pukul sembilan malam, hanya ada dirinya dan Jimin disana. Sampai Jaesi pun selesai mengerjakan pekerjaannya dan ia langsung berpamitan pada atasannya itu.
"Aku pulang... selamat malam, sajangnim." ucao Jaesi sambil membungkukan badannya.
"Tunggu, nona Jaesi." seru Jimin sampai membuat Jaesi mengurungkan niatnya membuka pintu.
Jimin bangkit dan berjalan menghampiri Jaesi.
"Sikapmu berubah, apa karena kejadian malam itu? maafkan aku... sebagai permintaan maafku, biar kuantar kau pulang.""Tidak perlu, sajangnim... aku akan pulang dengan kekasihku." ujar Jaesi.
#GREP
Jimin menahan tangan Jaesi saat itu lalu menariknya sedikit kuat hingga gadis itu menghadap ke arahnya."Kali ini saja..." ucap Jimin sambil menatap Jaesi intens.
Jaesi terdiam menatap tatapan Jimin yang terlihat tulus saat itu. Namun ia meyakinkan dirinya lagi agar tidak luluh. Jimin benar-benar pria handal yang mampu membuat Jaesi luluh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Señor
FanfictionMuda, tampan, berlimpah harta, sedikit cuek namun terkadang romantis. Itu lah pria bermarga Park bernama Jimin, seorang CEO muda dari Park Co. Pria yang selalu menjadi idaman karyawan wanitanya yang masih single. Jimin justru harus melangsungkan per...