Jaesi pun duduk di kursi kerjanya yang menurutnya sangat nyaman. Bahkan meja kerjanya pun cukup besar. Lalu Jimin mulai mengajarkan beberapa pekerjaan yang harus Jaesi tangani.
#Deg... deg... deg.
Jantung Jimin berdetak sangat kencang seperti detik bom waktu yang semakin kencang dan siap meledak saat dirinya begitu dekat dengan Jaesi.Jaesi terdiam dan cukup terkejut saat tangan Jimin menggenggam tangan kanan Jaesi yang sedang memegang mouse komputer.
"Bagaimana? mudah bukan?"
Jaesi mengangguk yakin setelah ia mengerti apa yang Jimin ajarkan barusan. Dan Jaesi pun mulai bekerja disana.
Jimin pun tersenyum tanpa disangka wanita incarannya kini berada satu ruangan dengannya. Dimana ia bisa memandangi wajah cantik Jaesi kapan saja. Terlebih hari ini Jaesi mengenakan pakaian yang mampu menambah aura elegannya. Rok pendek yang memperlihatkan kaki mulusnya dan bisa Jimin lihat.
Kini jam menunjukkan pukul 12 siang, waktunya para karyawan menikmati jam makan siang mereka. Jimin pun bangkit dari kursinya lalu menghampiri Jaesi.
"Nona Jaesi... waktunya istirahat, mau makan siang bersamaku?"
Tanpa ragu Jaesi mengangguk karena ia pikir jika Jimin akan mengajaknya makan di kantin kantor. Namun tidak, Jimin justru mengajaknya keluar dari kantor.
"Ah sajangnim... kita mau kemana?"
"Makan siang... masuklah." ucap Jimin sambil membuka pintu mobilnya untuk Jaesi.
Jaesi pun menurut dan akhirnya mereka menuju suatu resto yang menyediakan menu Eropa.
"Sebagai sekretaris pribadiku... kemana pun aku pergi kau harus bersamaku... bagaimana kalau aku bertemu dengan rekan kerja saat di luar kantor? kau harus siap kapan pun itu..." ujar Jimin.
Jaesi mengangguk kecil mengiyakan ucapan Jimin.
"Ini menunya, tuan..." ucap pelayan di resto tersebut.
"Pesankan saja menu terbaik disini... aku pesan dua porsi untukku dan untuknya." ujar Jimin tanpa melihat buku menu itu.
"Baik... untuk minumnya?"
"Sebotol wineㅡ"
"Ah tidak!" sela Jaesi hingga membuat Jimin menatapnya.
"Aku pesan jus jeruk saja.""Baik, nona... mohon di tunggu."
Jimin terus menatapnya heran.
"Maaf... aku tidak bisa minum alkohol..." ucap Jaesi gugup melihat tatapan Jimin.
Tak lama pesanan makanan pun datang dan mereka menyantap makanan tanpa ada berbincangan. Saat sudah selesai, Jimin memanggil salah satu pelayan untuk meminta tagihan. Dan tanpa ragu ia mengeluarkan kartu kreditnya untuk membayar pesanannya.
"Apa ini... aku karyawan dan dia bos... kenapa justru aku yang di perlakukan seperti bos?" batin Jaesi heran.
Saat dalam perjalanan menuju kantor, ada satu panggilan dari Jungkook di ponsel Jaesi. Jaesi tanpa ragu menerima panggilan kekasihnya iyu walau ia sedang bersama atasannya.
"Halo..."
"Ya! kau dimana?"
"Ah maaf... aku lupa memberitahumu... aku sudah bekerja mulai hari ini."
"Bekerja? dimana?"
"Di... perusahaan Park." ucap Jaesi sambil menoleh ke arah Jimin yang tengah fokus menyetir mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Señor
FanfictionMuda, tampan, berlimpah harta, sedikit cuek namun terkadang romantis. Itu lah pria bermarga Park bernama Jimin, seorang CEO muda dari Park Co. Pria yang selalu menjadi idaman karyawan wanitanya yang masih single. Jimin justru harus melangsungkan per...