Vote dulu guys!
Selamat Membaca♥
"Kadang kita perlu berterima kasih pada masa lalu. Karena berkatnya kita bisa belajar untuk mengubah masa depan."
-I'm Not An Antagonist-
Aku sekilas melirik ke arah Arion yang diam dan tampak terkejut. Gara-gara mereka aku hampir melupakan kehadiran Zaidan. Jadi gak enak kan sama Zaidan karena harus mendengarkan pembicaraan ini.
"Kalau begitu saya permisi."
"Ayo Zay," tanpa menunggu tanggapannya aku langsung menarik tangan Zaidan.
"Carissa! tunggu. Kita perlu bicara."
Aish dasar menyebalkan!!
________________________________
Saat ini kami berdua sedang duduk di taman belakang rumah yang jarang ada orangnya. Suasana mendadak canggung dengan kami yang saling duduk berjauhan. Ah mengenai Zaidan ia langsung berpamitan ketika tau aku perlu waktu berdua dengan Arion. Temanku ini memang sangat pengertian sekali.
Ini kenapa jadi diem-dieman sih? Mana canggung gini.
"Jadi lo mau ngomongin apa hah?! Jangan buang-buang waktu berharga gue. Kalau gak ada yang mau lo omongin gue pergi ni!"
"Kenapa tiba-tiba ingin membatalkan pertunangan ini?" akhirnya Arion membuka suara.
Apa dia bilang? Mengapa ini tiba-tiba? Hah rencana ini bahkan hampir terlambat dibatalkan.
Punya otak kok gak dipakai! Aku mengatur napasku agar tidak emosi. "Lo lupa? selama ini lo sendiri keberatan dengan pertunangan ini, dan sekarang gue pun keberatan dan muak dengan ini semua. So... kenapa gak dibatalin aja? sebelum semuanya terlambat dan jadi penyesalan. Selama ini kita sama-sama tersakiti dengan hubungan yang diawali dengan keterpaksaan. Lo tersakiti karena harus menghadapi gue yang notabenya orang yang lo benci. Sedangkan gue harus tersakiti karena harus mencintai orang yang bahkan gak bisa gue miliki," ada rasa sakit tersendiri ketika aku mengatakan hal itu. "Lagian setelah ini berakhir, lo bebas mau tunangan sama siapa aja dan dekat dengan siapapun termasuk sama cewek yang selama ini lo kejar," lanjutku.
"Jangan main-main denganku Carissa! Apa kau pikir ini permainan yang sedang kamu mainkan untuk menarik perhatianku?!" ia tersenyum miring.
"What!? Perhatian? Ckck daripada harus menarik perhatian lo, mending gue menarik perhatian abang somay di depan. Gak guna juga gue menarik perhatian lo. jangankan perhatian bahkan kehadiran gue aja gak pernah lo anggap," apa yang aku katakan itu semua benar adanya. Berbekal ingatan yang aku dapat dari mimpi, Arion benar-benar tidak pernah menganggap kehadiran Carissa.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not An Antagonist
FantasyHei! Apa-apaan ini, kenapa aku bisa ada di sini?! Aku yang sedang enak-enaknya makan pentol tiba-tiba saja kesedak saking laparnya dan parahnya aku malah mati woy! Mati! Ya Tuhan mati gara-gara makan pentol saja masih tidak masuk akal. Lalu kenapa a...