👑8. Kesempatan Kedua?👑

2.1K 223 7
                                    

sebelumnya author mau minta maaf, karena minggu kemaren gak update. Maaf yaaa teman-teman, itu karena author gak ada kuota internet:( 

atas permintaa maaf, author akan double update yeyyy:D

*****

Vote dulu guys!

Selamat Membaca

Mengapa seseorang jadi lebih menarik ketika ia menjauh? - I'm Not An Antagonist -

______________________

"Makasih udah mau antar saya. Ohiya makasih juga untuk yang tadi malam karena udah gendong saya sampe kamar. Pasti berat ya, hehe tapi makasih banyak loh," ucapku sambil tersenyum kearahnya.

"Hmm.. kamu emang berat. Lain kali jangan tidur di mobil lagi."

Aku menggaruk kepalaku yang tak gatal, "Kalau gitu saya pamit dulu," ucapku.

"Tunggu."

"Apa lagi?"

"Pulang nanti aku jemput," ucapnya tiba-tiba. Aku hanya diam dengan mulut menganga.

"Belajar yang rajin!" ucapnya lalu meninggalkanku dalam keadaan belum sadar.

Dia kerasukan setan apa?!

­­­***

Heran deh, kok Ansell tiba-tiba jadi baik sih?

Bukannya di dalam novel dia gak ada baik-baiknya ya sama Carissa? Atau cuma pura-pura baik doang? Huff... lihat aja aku gak akan mudah termakan rayuannya. Gak semudah itu ferguno, dia yang selama ini mengabaikan Carissa tiba-tiba jadi baik itu rasanya seperti melihat ayam jantan bertelur alias mustahil banget woi!

Hah sudahlah aku gak mau ambil pusing lagi, yang penting sekarang masuk kelas dulu.

Benar saja di kelas sudah dipenuhi oleh siswa dan siswi. Sepertinya sedang menunggu guru. Aku melihat Zaidan yang sedang membaca buku seperti biasa, maklum dia kan kutu buku hihihi.

"Pagi Zayyy!" sapaku dengan suara yang lumayan keras hingga penghuni kelas menatap tajam kearahku dan tentu saja kuabaikan.

"Berisik banget sih! Masih pagi gak perlu teriak-teriak kayak penghuni kebun binatang sana," krakk... seperti biasa kata-kata Zaidan pedasnya mengalahi mulut emak-emak komplek.

"Santai Zay, masih pagi jangan marah-marah ingat kamu punya penyakit darah tinggi," balasku asal sembari duduk dan meletakkan tas di atas meja yang akan kujadikan bantal.

Tak!

"Aduh," ringisku.

"Berisik!" bisa-bisanya dia memukul kepalaku yang berharga.

"Hiks...hiks tega kamu Zay. Udah tau otakku sekepal tangan bayi masa dipukul."

"Heh... tau diri juga lo ya," ucapnya dengan senyum sinis.

Sial*n! Pengen kusentil ginjalnya.

Tepat saat aku ingin membalas perbuatannya guru memasuki kelas. Kali ini dia beruntung tapi tidak untuk yang kedua kalinya. Awas saja kau Zay!

Setelah dua mata pelajaran selesai dengan berbagai tugas yang lumayan menguras otak, akhirnya jam istirahat tiba. Ngomong-ngomong masalah menguras otak, gimana kabar skripsi ku ya? Capek-capek konsul dan nyusun ternyata malah gak bisa nyelesain. Tubuhku yang di taman berhasil ditemukan gak ya?

I'm Not An AntagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang