👑9. Pendekatan👑

2.3K 270 76
                                    

Vote dulu guys!

Selamat Membaca

Jika kamu belum berhasil mencapai tujuan baiknya, maka coba ubah caranya saja, dan jangan mengubah prinsipnya. Karena pohon saja hanya menggugurkan dedaunnya bukan mengganti akarnya.

****

Setelah seminggu kemudian sejak kejadian pengakuan Ansell

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah seminggu kemudian sejak kejadian pengakuan Ansell. Aku memutuskan untuk memberikan kesempatan kedua padanya. Aku ingin melihat kesungguhannya dalam menembus semua kesalahannya. Aku ingin ia membuktikan bahwa permintaan itu bukan cuma omong kosong belaka saja.

Membuat keputusan itu bukanlah hal yang mudah bagiku. Tapi aku kembali berfikir Ansell itu manusia sama sepertiku tentu saja ia pernah membuat kesalahan yang fatal, ia pun berhak untuk memperbaiki semua itu. Dan menurutku tidak salah juga jika aku memberinya kesempatan ini. Bibi Kartini tampak begitu senang saat aku menceritakan semua perubahan Ansell.

Tepat setelah aku memberi tau Ansell keputusan itu ia tampak sangat gembira. Dan sejak itu pula ia melakukan segala bentuk pendekatan padaku. Antar jemput sekolah sudah menjadi rutinitasnya sejak itu, aku bahkan mengatakan untuk tidak repot karena Pak Ahmad sudah kembali bekerja. Tapi ia bersikeras untuk melakukan itu. Katanya hitung-hitung menembus kesalahannya selama ini dengan memberikan perhatian kecil itu. Ya.. aku sih terima-terima saja.

Terhitung sudah tiga hari sejak aku menerima permintaannya.

Tok

Tok

Tok

"Ilona ayo turun makan siang dulu," panggil Ansell. Ah sejak itu ia memutuskan untuk memanggilku Ilona katanya sih itu nama yang khusus ia beri untukku dan biar makin akrab gitu.

Saat ini ia sedang menyiapkan makan siang untukku. Makan siang spesial katanya dibuat tanpa bantuan orang lain, termasuk Bibi Kartini.

"Iya, saya nyusul ke bawah."

Aku turun menuju ruang makan. Disana sudah ada Ansell yang sedang mengatur meja lengkap dengan celemek yang masih menempel ditubuhnya. Benar-benar tidak cocok dengan wajah dinginnya. Aku dapat mencium bau sedap dari arah meja makan.

"Celemek yang sangat cocok," ucapku dengan nada jenaka.

Ia tampak malu-malu kucing. Sial kok imut!?

Diatas meja sudah ada sepiring nasi goreng lengkap dengan telur mata sapi yang sedikit gosong serta jus buah naga.

"Jadi ini kamu yang masakin?"

"Iya dong!" ucapnya bangga.

"Ngomong-ngomong Ilona berhenti menggunakan panggilan formal," tegurnya.

I'm Not An AntagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang